All Chapters of Sikap Suami Yang Berbeda Padaku: Chapter 81 - Chapter 90

100 Chapters

Bab 81 Di tangkap

“Saya bisa mengesahkan surat pengalihan nama ini. Tapi, karena ini berkaitan dengan usaha, maka di butuhkan sertifikat atau surat perjanjian sewa ruko.” Aris masih menjelaskan beberapa hal lagi yang di butuhkan untuk membuat surat perjanjian pengalihan nama.Amira lalu mengeluarkan semua hal yang di sebutkan oleh Aris dari dalam tasnya. Kening Ragil berkerut bingung karena tidak mengetahui kapan Amira memasukan semua itu ke dalam tasnya. Namun, dia hanya diam saja sambil memperhatikan Aris yang memeriksa keaslian semua surat yang di keluarkan oleh Amira.“Baik. Saya akan menambahkan beberapa klausul lagi dengan mesin tik agar tidak di cetak ulang.” Dengan cepat Aris mengetikan tambahan klausul yang dia maksud lalu menyodorkannya ke arah Aris lebih dulu. Setelah Aris selesai menandatangani, Amira hendak membaca klausul yang di ketika Aris. Sayangnya tangan besar Aris sudah lebih dulu menutup kertas karena jarinya menujuk bagian yang harus di tanda tangani Amira. Jika Amira bertanya p
Read more

Bab 82 Kepergian Amira

Para polisi berhasil menangkap Pak Diman yang kabur keluar pulau. Tepatnya di daerah timur Indonesia. Penangkapan Pak Diman ini membuat polisi lebih mudah mengungkap fakta siapa saja yang sudah membantunya untuk bebas. Setelah lebih dari lima bulan kasus ini stuck di tempat karena pihak polisi tidak bisa menemukan bukti lebih jika bukan Arga orang yang sudah membantu Pak Diman keluar dari penjara. Hal ini di perkuat dengan berbagai bukti. Termasuk dengan pencocokan kesaksian Arga dan Dika yang menjadi saksi pertama dan kedua untuk kasus ini. Mereka akhirnya bisa menyimpulkan jika Ragil dan Bu Jumi adalah orang yang sudah membantu Pak Diman untuk lolos dari penjara. Sedangkan Dika adalah orang yang membantu Ragil untuk menjebak Arga agar menjadi tersangka dalam kasus kaburnya Pak Diman. Di saat para polisi sudah menetapkannya sebagai tersangka, pagi itu Ragil tetap beraktivitas seperti biasa bersama dengan Amira. Mandi, membeli makan lalu sarapan bersama dengan sang istri. “Kamu perg
Read more

Bab 83 Tersangka

“Pak Ragil ada di dalam. Silahkan masuk lewat pintu ini.” Kedua polisi itu lalu masuk melewati pagar yang sudah di buka oleh si pegawai.Tangan pegawai itu menunjuk lantai dua. Dimana ruangan pemilik sekaligus gudang toko ini berada. Saat sudah sampai di lantai dua, terlihat Ragil yang tengah sibuk dengan setumpuk struk pembelian dan penjualan emas di mejanya. Kepala Ragil terangkat saat mendengar langkah kaki yang mendekat. Karena tidak ada pintu dan dinding yang menghalangi pandangannya dari tangga. Jadi, jika ada orang yang naik ke atas, dia akan bisa langsung melihat.“Selamat pagi Pak Ragil. Kami dari pihak kepolisian ingin membawa anda ke kantor polisi.” Wajah Ragil langsung berubah menjadi pucat pasi. Pria itu menghela nafasnya berkali-kali agar bisa lebih tenang.“Baiklah Pak. Tapi, apakah tangan saya boleh tidak di borgol?” Tanya Ragil untuk menyelamatkan sisa harga dirinya.“Tentu saja selama anda bersikap kooperatif. Karena status anda saat ini masih sebagai saksi. Hingga k
Read more

Bab 84 Berpapasan

“Bicara saja. Toh pendapatmu yang selalu benar. Kau sema sekali tidak ingin mendengar pendapatku.” Jawab Tina acuh. Hatinya sudah terlalu hambar dengan perlakukan sang suami selama ini. Rasanya Tina ingin pergi sekarang juga. Tapi, ia tidak ingin rencananya hancur begitu saja. Ia akan pergi saat semuanya sudah siap.Budi ingin membalas agar Tina tidak menjawab seperti itu. Karena masalah yang akan ia bahas tentang anak laki-laki mereka. Tapi, sebisa mungkin Budi tahan karena masalah Arga jauh lebih penting. Bagi Budi hanya Arga harapan mereka saat ini setelah Sofia tidak mau pulang ke rumah dan Arum memilih untuk kabur.“Apakah kita harus mulai mengajari Arga untuk menjaga toko? Setidaknya jika Arga tidak mau bekerja dia bisa mengelola toko suatu saat nanti.” Tanya Budi mengeluarkan salah satu keluh kesah tentang anak laki-laki mereka itu. Rasa khawatir yang akhirnya di tanyakan Budi pada Tina untuk pertama kalinya.“Dan membiarkan toko bangkrut karena uangnya terus di ambil Arga untu
Read more

Bab 85 Rahasia Amira

Sejak Ragil dan Bu Jumi di penjara, serta Amira yang sudah pergi dari rumah, kediaman Ragil menjadi kosong. Begitu juga dengan rumah Pak Harto dan Bu Jumi. Saat siang hari Pak Harto lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah Budi. Baru pulang saat malam menjelang. Padahal kegiatan Pak Harto di rumah Budi hanya menonton TV saja. Sekaligus menemani Arga bermain game seharian di rumah.Sehari setelah Ragil dan Bu Jumi di pindahkan ke sel penjara, Sindy dan Yuni menjenguk adik bungsu dan Ibu mereka. Saat itulah Ragil mengatakan lokasi buku tabungannya pada Yuni sebagai imbalan untuk membersihkan rumahnya setiap hari. Karena Ragil tidak tahu kapan ia dan Bu Jumi akan bebas. Persidangan mereka baru akan di lakukan bulan depan.Sementara itu, Sindy yang di minta membersihkan rumah orang tua mereka. Karena rumahnya yang paling dekat dengan rumah Pak Harto dan Bu Jumi. Mulai dari menyapu, mencuci piring bekas makan Bapaknya hingga mencuci pakaian Pak Harto. Sejak saat itu Sindy harus mengurus
Read more

Bab 86 Amira dan Ardi

Ina lalu menunjukkan sejumlah bukti hasil penyelidikan yang di lakukan oleh orang suruhan mereka. Info terakhir menyatakan jika Amira sudah menikah dengan Ragil. Belum ada kepastian siapa yang memiliki toko emas itu. Tapi, jika Ragil yang kini memilikinya, keluarga Ardi akan mengambil hak kedua anak Ardi yang sempat di rampas oleh Amira. “Jadi Amira dan orang tuanya sudah menipu Ibu saya?” Tanya Yuni yang masih bingung. Ternyata kecurigaannya dan Sindy selama ini terbukti benar. Ada sesuatu yang tidak beres pada Amira. Bahkan saat acara lamaran itu berlangsung, wajah Ragil sekilas juga menjadi ragu. Tapi, karena paksaan dari Bu Jumi Ragil akhirnya tetap menikah dengan Amira. Kepala Yuni sudah pusing memikirkan apa yang akan terjadi lagi pada Ibu dan adik bungsunya. Mengingat jika kini mereka berdua tengah mendekam di balik penjara. Bagaimana jika keluarga ini juga mengajukan tuntutan ke depannya? “Nak Yuni tenang saja. Jika adik anda memang sudah benar-benar berubah, dia pasti mau
Read more

Bab 87 Mengambil Kembali

Selama di perjalanan menuju kantor Aris, Yuni bertanya pada Ina bagaimana bisa toko emas itu menjadi milik keluarga Ardi jika di bangun setelah menikah dengan Amira. Karena dalam hukum perkawinan, harta yang di hasilkan setelah pernikahan adalah milik suami dan istri.Ina menjelaskan jika seluruh modal itu berasal dari tabungan istri pertama Ardi yang harusnya di gunakan untuk kebutuhan kedua anak mereka. Saat di tanyakan pada Ardi, pria itu mengatakan agar tabungan milik mendiang istri pertamanya bisa lebih banyak. Keuntungannya juga akan di gunakan oleh kedua anaknya kelak. Mereka yakin jika Amiran yang sudah mempengaruhi Ardi agar menggunakan tabungan itu. Walaupun keluarga Ardi tidak punya bukti saat itu.Tidak ada yang bisa keluarga mereka lakukan. Karena Bu Sakinah adalah tipe orang tua yang tidak mencampuri urusan keluarga anaknya. Sejak Ardi membawa kedua anaknya pindah otomatis mereka tidak bisa bertemu. Hanya saat lebaran idul fitri yang singkat mereka pulang ke kampung hala
Read more

Bab 88 Perhiasan

Yuni menjelaskan pada karyawan yang bernama Tatik itu tentang siapa sebenarnya Bu Sakinah, Ina dan Feri yang merupakan keluarga Ardi. Tatik yang merupakan karyawan lama tentu saja kenal dengan Ardi. Mereka membicarakan banyak hal. Salah satunya tentang kelangsungan toko emas ini ke depannya. Sejak Ragil di penjara, pria itu sudah menyerahkan tanggung jawab pada Tatik untuk mengurus toko emas ini. Namun, karena Bu Sakinah dan keluarganya datang maka mereka harus membicarakan hal itu lagi."Surat kepemilikan usaha sedang di urus oleh Pak Aris. Kami belum tahu langkah apa yang seharusnya di lakukan untuk ke depannya. Karena tidak ada keluarga kami yang tinggal di kota ini. Tapi, kami akan memeriksa persediaan perhiasan di gudang lebih dulu.""Baik Bu. Mari saya antar." Mereka semua berdiri lalu berjalan menuju pintu yang di gembok ganda itu.Tatik yang sudah memegang kunci gudang sejak Ragil di penjara bisa mengakses gudang toko emas itu. Ada lima lemari besi yang berjajar dengan satu br
Read more

Bab 89 Pertanyaan

Bunga baru saja tiba di bandara setelah bekerja di Jakarta selama beberapa hari. Di dalam salah satu kopernya sudah penuh dengan oleh-oleh untuk Mawar, Bu Rati, keluarga serta semua karyawannya yang bekerja sebagai guru di bimbingan belajar milik Bunga. Ia sudah tidak sabar untuk pulang ke rumah karena sudah rindu dengan Mawar dan Bu Rati. Bunga naik ke dalam salah satu taksi yang ada di depan bandara. Karena butuh waktu dua jam untuk tiba di desanya, Bunga memutuskan untuk tidur. Melanjutkan tidur di dalam pesawat yang sempat tertunda saat ia turun tadi. Saat terbangun, langit sudah berubah menjadi gelap. Adan maghrib terdengar bergema dari masjid di desanya. Bunga mengambil hp dari dalam tas untuk mengirim pesan pada Bu Rati jika sebentar lagi ia akan sampai ke rumah. Tiba-tiba Bunga memikirkan tentang pertemuan keduanya dengan Arum yang juga terjadi secara tidak sengaja. Saat ia dan teman-temannya di traktir makan oleh staff Pak Rano di salah satu restoran di Jakarta. Ia tidak se
Read more

Bab 90 Menjenguk

Bunga terdiam. Tidak tahu harus menjawab apa untuk pertanyaan sang putri. Haruskah Bunga jujur pada Mawar jika saat ini Ragil ada di dalam penjara? Atau haruskah Bunga berbohong pada Mawar untuk menutup aib Ragil sebagai Ayah Mawar? Biar saja Mawar tidak pernah tahu jika Ragil pernah di penjara. Saat Mawar sudah besar, dia akan mengerti sendiri."Bicara yang sejujurnya saja pada Mawar. Tapi, dengan bahasa yang sudah di perhalus." Bisik Bu Rati di telinga sang putri karena Bunga tidak kunjung menjawab pertanyaan Mawar."Ibu kok diam saja? Kenapa Ayah nggak bisa datang ke rumah ini lagi? Kenapa aku dan Ibu yang harus datang ke rumah Ayah?" Tanya Mawar lagi dengan memperjelas maksud pertanyaannya. Untuk anak seusianya, Mawar sering mengajukan pertanyaan kritis. Membuat Bunga harus memutar otak sebelum menjawab pertanyaan sang putri."Emm. Mawar tahu nggak kalau kita melakukan kesalahan harus di hukum." Mawar menganggukan kepalanya."Tahu kok Bu. Seperti Mawar yang akan di hukum berdiri d
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status