Sejak Ragil dan Bu Jumi di penjara, serta Amira yang sudah pergi dari rumah, kediaman Ragil menjadi kosong. Begitu juga dengan rumah Pak Harto dan Bu Jumi. Saat siang hari Pak Harto lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah Budi. Baru pulang saat malam menjelang. Padahal kegiatan Pak Harto di rumah Budi hanya menonton TV saja. Sekaligus menemani Arga bermain game seharian di rumah.Sehari setelah Ragil dan Bu Jumi di pindahkan ke sel penjara, Sindy dan Yuni menjenguk adik bungsu dan Ibu mereka. Saat itulah Ragil mengatakan lokasi buku tabungannya pada Yuni sebagai imbalan untuk membersihkan rumahnya setiap hari. Karena Ragil tidak tahu kapan ia dan Bu Jumi akan bebas. Persidangan mereka baru akan di lakukan bulan depan.Sementara itu, Sindy yang di minta membersihkan rumah orang tua mereka. Karena rumahnya yang paling dekat dengan rumah Pak Harto dan Bu Jumi. Mulai dari menyapu, mencuci piring bekas makan Bapaknya hingga mencuci pakaian Pak Harto. Sejak saat itu Sindy harus mengurus
Ina lalu menunjukkan sejumlah bukti hasil penyelidikan yang di lakukan oleh orang suruhan mereka. Info terakhir menyatakan jika Amira sudah menikah dengan Ragil. Belum ada kepastian siapa yang memiliki toko emas itu. Tapi, jika Ragil yang kini memilikinya, keluarga Ardi akan mengambil hak kedua anak Ardi yang sempat di rampas oleh Amira. “Jadi Amira dan orang tuanya sudah menipu Ibu saya?” Tanya Yuni yang masih bingung. Ternyata kecurigaannya dan Sindy selama ini terbukti benar. Ada sesuatu yang tidak beres pada Amira. Bahkan saat acara lamaran itu berlangsung, wajah Ragil sekilas juga menjadi ragu. Tapi, karena paksaan dari Bu Jumi Ragil akhirnya tetap menikah dengan Amira. Kepala Yuni sudah pusing memikirkan apa yang akan terjadi lagi pada Ibu dan adik bungsunya. Mengingat jika kini mereka berdua tengah mendekam di balik penjara. Bagaimana jika keluarga ini juga mengajukan tuntutan ke depannya? “Nak Yuni tenang saja. Jika adik anda memang sudah benar-benar berubah, dia pasti mau
Selama di perjalanan menuju kantor Aris, Yuni bertanya pada Ina bagaimana bisa toko emas itu menjadi milik keluarga Ardi jika di bangun setelah menikah dengan Amira. Karena dalam hukum perkawinan, harta yang di hasilkan setelah pernikahan adalah milik suami dan istri.Ina menjelaskan jika seluruh modal itu berasal dari tabungan istri pertama Ardi yang harusnya di gunakan untuk kebutuhan kedua anak mereka. Saat di tanyakan pada Ardi, pria itu mengatakan agar tabungan milik mendiang istri pertamanya bisa lebih banyak. Keuntungannya juga akan di gunakan oleh kedua anaknya kelak. Mereka yakin jika Amiran yang sudah mempengaruhi Ardi agar menggunakan tabungan itu. Walaupun keluarga Ardi tidak punya bukti saat itu.Tidak ada yang bisa keluarga mereka lakukan. Karena Bu Sakinah adalah tipe orang tua yang tidak mencampuri urusan keluarga anaknya. Sejak Ardi membawa kedua anaknya pindah otomatis mereka tidak bisa bertemu. Hanya saat lebaran idul fitri yang singkat mereka pulang ke kampung hala
Yuni menjelaskan pada karyawan yang bernama Tatik itu tentang siapa sebenarnya Bu Sakinah, Ina dan Feri yang merupakan keluarga Ardi. Tatik yang merupakan karyawan lama tentu saja kenal dengan Ardi. Mereka membicarakan banyak hal. Salah satunya tentang kelangsungan toko emas ini ke depannya. Sejak Ragil di penjara, pria itu sudah menyerahkan tanggung jawab pada Tatik untuk mengurus toko emas ini. Namun, karena Bu Sakinah dan keluarganya datang maka mereka harus membicarakan hal itu lagi."Surat kepemilikan usaha sedang di urus oleh Pak Aris. Kami belum tahu langkah apa yang seharusnya di lakukan untuk ke depannya. Karena tidak ada keluarga kami yang tinggal di kota ini. Tapi, kami akan memeriksa persediaan perhiasan di gudang lebih dulu.""Baik Bu. Mari saya antar." Mereka semua berdiri lalu berjalan menuju pintu yang di gembok ganda itu.Tatik yang sudah memegang kunci gudang sejak Ragil di penjara bisa mengakses gudang toko emas itu. Ada lima lemari besi yang berjajar dengan satu br
Bunga baru saja tiba di bandara setelah bekerja di Jakarta selama beberapa hari. Di dalam salah satu kopernya sudah penuh dengan oleh-oleh untuk Mawar, Bu Rati, keluarga serta semua karyawannya yang bekerja sebagai guru di bimbingan belajar milik Bunga. Ia sudah tidak sabar untuk pulang ke rumah karena sudah rindu dengan Mawar dan Bu Rati. Bunga naik ke dalam salah satu taksi yang ada di depan bandara. Karena butuh waktu dua jam untuk tiba di desanya, Bunga memutuskan untuk tidur. Melanjutkan tidur di dalam pesawat yang sempat tertunda saat ia turun tadi. Saat terbangun, langit sudah berubah menjadi gelap. Adan maghrib terdengar bergema dari masjid di desanya. Bunga mengambil hp dari dalam tas untuk mengirim pesan pada Bu Rati jika sebentar lagi ia akan sampai ke rumah. Tiba-tiba Bunga memikirkan tentang pertemuan keduanya dengan Arum yang juga terjadi secara tidak sengaja. Saat ia dan teman-temannya di traktir makan oleh staff Pak Rano di salah satu restoran di Jakarta. Ia tidak se
Bunga terdiam. Tidak tahu harus menjawab apa untuk pertanyaan sang putri. Haruskah Bunga jujur pada Mawar jika saat ini Ragil ada di dalam penjara? Atau haruskah Bunga berbohong pada Mawar untuk menutup aib Ragil sebagai Ayah Mawar? Biar saja Mawar tidak pernah tahu jika Ragil pernah di penjara. Saat Mawar sudah besar, dia akan mengerti sendiri."Bicara yang sejujurnya saja pada Mawar. Tapi, dengan bahasa yang sudah di perhalus." Bisik Bu Rati di telinga sang putri karena Bunga tidak kunjung menjawab pertanyaan Mawar."Ibu kok diam saja? Kenapa Ayah nggak bisa datang ke rumah ini lagi? Kenapa aku dan Ibu yang harus datang ke rumah Ayah?" Tanya Mawar lagi dengan memperjelas maksud pertanyaannya. Untuk anak seusianya, Mawar sering mengajukan pertanyaan kritis. Membuat Bunga harus memutar otak sebelum menjawab pertanyaan sang putri."Emm. Mawar tahu nggak kalau kita melakukan kesalahan harus di hukum." Mawar menganggukan kepalanya."Tahu kok Bu. Seperti Mawar yang akan di hukum berdiri d
Ragil mendongakan kepalanya hingga mata mereka saling bertatapan. Pria itu bingung dengan kalimat terakhir Bunga. ‘Apa maksud Bunga jika Bu Rati yang merencanakan semua ini?’ Batin Ragil dalam hatinya. Tidak berani menanyakan hal itu secara langsung karena ingin mendengarkan penjelasan dari Bunga lebih banyak lagi. Apa yang membuat Bunga tidak menjauhinya setelah mengetahui rencana itu?Jika mengingat kembali masa lalu, Bunga bahkan mengatakan tidak ingin bertemu lagi dengan Ragil. Mengatakan kata-kata sinis untuk membalas pria itu dan sang Ibu. Hingga merutuknya saat Ragil dan Bu Jumi mencoba untuk menculik Mawar. Walaupun pada akhirnya Bunga memaafkan Ragil dengan membuat surat perjanjian yang membuat pria itu tidak akan bisa mengganggunya dan Mawar lagi.“Itu semua karena ide Ibu yang ingin mengubah sifatmu dengan cara tetap membiarkanmu mendekati Mawar.”Bunga mengatakan jika mereka tetap bisa membiarkan Ragil bertemu dengan Mawar. Hanya saja Bunga harus terus sembunyi dan tidak b
Sinar matahari menyengat terik di Jakarta. Arum terbangun di kamar apartemennya yang mewah. Tangannya mengucek mata hingga terbuka. Terlihat jarum jam sudah menunjukkan pukul tiga sore. Rambut Arum sangat berantakan karena ia baru tidur jam tujuh pagi dan bangun jam tiga sore. Ia lalu turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.“Jam berapa aku harus pergi malam ini?” Arum segera mengambil hpnya setelah selesai mandi.Bibirnya mencebik kesal saat membaca pesan masuk. Klien yang sudah membookingnya malam ini membatalkan janjial karena istrinya baru saja melahirkan. Arum melempar hpnya ke atas tempat tidur lalu duduk di kursi yang menghadap meja rias. Ia menyisir rambut lalu memakai make up natural karena Arum tidak berencana keluar malam ini.Drrtt… drrtt… drrttt….Panggilan telpon masuk membuatnya harus bangkit lagi. Rupanya teman sekaligus bosnya, Siska yang menelpon. “Halo Sis. Ada apa?”“Kita keluar yuk malam ini. Klien loh sudah ngirim pesan