“Selamat,” ujar Hakam singkat.Puspa tersenyum, “Sudah saya bilang, kan. Saya sering menggambar pocong sewaktu sekolah. Bapak harus tahu, pocong itu memiliki beberapa lapisan kain yang membalut jenazahnya. Semakin dikupas, kita akan menemukan kulit asli dari si jenazahnya. Dengan kata lain, melukis dengan banyak makna adalah keahlian saya, walau skill menggambar saya memang jauh dibawah Zara.”“Ah, jadi bukan benar-benar pocong?” Hakam menggelengkan kepalanya.“Itu hanya perumpamaan,” Jawab Puspa, kemudian menatap piring di hadapannya. Itu adalah hidangan utama yang sudah dingin. Hakam memperhatikan ini dan menawarkan makanan baru, “Kalau mau makan, biar ku panggilkan pelayan untuk membawakan makanan yang baru. Yang itu sudah dingin.”“Tidak apa-apa,” Puspa buru-buru menggeleng. “Saya makan yang ini saja, pak.”“Tapi itu dingin, tidak seenak ketika hangat.”Puspa bingung bagaimana harus menjelaskan. Baginya, makanan yang baru dingin 15 menit tidak ada apa-apanya dibanding makanan ham
Read more