Puspa membeku, begitu juga dengan Hakam yang langsung memalingkan wajah sambil berdehem. “Rasanya seperti tepung di goreng,” ujar Hakam memecah keheningan setelah mengunyah halus dan menelan makanan yang ada di dalam mulutnya.Puspa menggaruk pipinya canggung, “Iya, bahan dasar basreng memang dari tepung. Mungkin ada sedikit ikannya juga.”Setelah itu, mereka kembali mengobrol seperti biasa. Entahlah, aksi suapan tak disengaja itu seolah dilupakan dalam sekejap. Bahkan, Puspa tidak menyadari jika saat ini sudah menunjukkan pukul setengah sebelas siang.“Ya ampun, Pak. Saya lupa, belum masak makan siang!” Puspa langsung berdiri, hendak berlari pulang. Namun, segera dihentikan oleh Hakam.“Pulang bersama saja. Aku juga mau pulang,” ujar Hakam, kemudian berjalan memimpin Puspa menuju mobil sedan andalannya dan melaju santai melewati jalan raya. Sampai di rumah, keduanya keluar dari mobil bersama-sama, juga berjalan bersamaan menuju pintu utama kediaman Hakam. Ketika Hakam membuka pintu
Read more