Pagi ini adalah sidang perceraian pertama mereka. Zara sudah pasrah, dia memilih untuk mundur sementara. Bukan berarti menyerah, hanya saja ada rencana lain yang sudah ia persiapkan dengan baik.Karena percuma menentang keputusan Hakam yang sudah sangat bulat untuk berpisah dengannya. Jadi, lebih baik mengikuti alurnya dulu, baru kemudian dia bisa melakukan semua rencananya secara diam-diam.Hakam sudah siap berangkat sidang, dalam perjalanan dengan mobil sedan andalannya, Puspa menelepon dan mengabarkan keputusannya. “Jadi, bagaimana?” Tanya Hakam lebih dulu.Di seberang, Puspa mengangguk, “Saya setuju, Pak. Mulai kapan saya kerjanya?”“Setelah aku dan Zara resmi bercerai. Tapi kalau kamu bisa datang lebih cepat juga tidak apa-apa.”Puspa berpikir sejenak, “Setahu saya sidang cerai tidak cuma sekali ‘kan, Pak? Kalau sidangnya sampai berkali-kali dan menghabiskan waktu berbulan-bulan, saya nanti cuma bisa makan rumput, Pak.”Hakam hampir tertawa ketika mendengar kalimat ini. Namun, d
Read more