Hakam mengangkat alis, heran. “Kamu ini kenapa? Kesurupan?” Selanya, yang langsung membuat Puspa sadar dari lamunan bodohnya.“Eh,” Puspa berkedip sambil menggelengkan kepala. “Maaf, Pak. Uh … ini bekalnya saya taruh di meja.”Hakam melihat gerakan Puspa nampak tidak natural, jelas sedang salah tingkah akibat sesuatu. Namun, Hakam bukan tipe lelaki yang paham mengenai hal semacam itu, dia tidak menganggap serius kelakuan Puspa barusan.“Saya permisi dulu, ya Pak. Mau jemput Hamun sekolah.” Puspa membungkuk kecil dan berbalik. Memutar knop pintu itu, Puspa bergegas pergi dengan detak jantung yang semakin terasa cepat. Dia jelas malu, karena ketahuan sedang memperhatikan majikannya yang memang tampan.“Huh, bisa-bisanya aku berpikir begini. Sadar Puspa, sadar!” Puspa menampar pipinya pelan, kemudian berjalan pergi keluar dari gedung itu.Namun, ketika dia sampai di halaman gedung, Zara terlihat turun dari mobil dan mendekatinya. “Ngapain kamu kesini,” hardiknya sambil menghalangi jalan
Baca selengkapnya