Puspa mengedipkan mata. Kemudian, ketika menyadari maksud dari kalimat Hakam, wajahnya memerah. “Pak, ini hanya sehari, Mungkin juga setengah hari, pokoknya tidak akan terlalu lama. Setelah aku menyelesaikan masalah ini dengan ibuk, pasti langsung kembali. Janji.”“Oke, aku pegang kata-katamu. Aku-- maksudku Hamun, anak itu pasti merindukanmu.”“Yah ...” Puspa menahan tawa. “Itu benar. Hamun pasti yang paling merindukanku.”Mereka terus bicara, tanpa sadar melupakan masalah Puspa yang barusan sedang di keluhkan. Ketika panggilan telepon itu diakhiri, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh. Puspa langsung terdiam lagi, lingkungannya yang sepi mendukung keluh kesah dalam hatinya. Gelisah tak menentu akibat sikap sang ibu yang terlihat sangat berbeda dari biasanya.Keesokan harinya, Puspa berinisiatif bangun pagi dan menyiapkan sarapan. Ketika dia melihat ibunya keluar dan mengambil air putih dari dalam teko, Puspa segera mendekat dan membuka obrolan.“Buk, sarapannya sudah siap. Ayo lang
Read more