Home / Romansa / Rentenir Duda Itu Suamiku / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Rentenir Duda Itu Suamiku: Chapter 131 - Chapter 140

162 Chapters

BAB 131

Pertengahan bulan Maret datang dengan cepat. Proses syuting memakan waktu lebih dari tujuh hari, meski begitu, tidak ada kendala sama sekali. Semuanya lancar, kecuali sedikit adaptasi dari Puspa yang nampak takut di depan kamera. Ini sudah tanggal 14 Maret, yang mana jika tidak ada kendala dalam proses pengeditan. Music video akan resmi diluncurkan pada akhir bulan. "Terimakasih semuanya! Kalian semua luar biasa!" Fajar bertepuk tangan keras untuk mengakhiri syuting music video itu. Semua orang pun balas bersorak dan tertawa, merasa lega karena akhirnya berhasil menyelesaikan projek dengan baik tanpa kendala yang berarti. Puspa langsung duduk di kursinya dan meneguk habis setengah botol air mineral. Dia yang saat ini masih memakai gaun putih, tidak bisa menahan gerah lantaran lokasi syuting berada di luar ruangan.Untungnya, Fajar menyadari itu dan dengan cepat meminta staf perempuan membantunya berganti pakaian."Terimakasih," Puspa tersenyum pada dua orang wardrobe yang membantun
Read more

BAB 132

Keesokan harinya, Puspa tidak berniat bangun dari tempat tidur. Dia langsung cuci muka dan sikat gigi, kemudian tengkurap di atas ranjang dan membuka yutub di ponsel barunya. Ya, Puspa memang baru membeli ponsel pintar. Namun, untuk alasan tertentu, dia belum tertarik mencaritahu soal Hakam.Seperti katanya di awal, agar lebih fokus untuk mencapai tujuannya, Puspa tidak akan menyentuh masalah itu dulu. Entah Hakam akan berpikir seperti apa nantinya, dia tidak peduli. Yang terpenting adalah dia harus sukses, baru bisa melakukan apa yang dia mau.Membuka aplikasi berwarna merah itu, Puspa langsung mengetikkan kata kunci 'Swara Entertainment'. Sebuah channel dengan penggemar lebih dari 700 ribu orang langsung berada di urutan paling atas pencarian. Melihat satu video anyar yang baru di unggah beberapa menit lalu, Puspa jadi gugup. Terutama ketika melihat thumbnail video itu adalah wajahnya sendiri. "Ini … benar-benar aku, ya?" Puspa menghela napas. Tidak menyangka jika pada akhirnya, d
Read more

BAB 133

"Kamu akhir-akhir ini sibuk sekali," Elisha menggerutu sambil memasak sarapan. Puspa yang baru bangun tidur menguap lebar. "Memang sibuk. Tapi tidak apa-apa, selagi gaji Puspa naik.""Kamu suka dengan Fajar?" Tanya Elisha, yang seketika itu juga berhasil membuat Puspa tersedak. "Ibuk, jangan asal bicara! Mas Fajar sudah kuanggap seperti kakak sendiri!"Elisha yang tidak percaya, hanya tersenyum kecil. "Asal kamu tahu, ibu-ibu pada bergosip kemarin. Mereka bilang kalau kamu lagi dekat dengan Fajar. Mereka juga bilang, kamu sering keluar naik mobilnya yang bagus itu.Puspa memutar mata, andai saja dia bisa mengatakan bahwa itu keperluan pekerjaan. Sayang, dia tidak bisa atau rencananya akan gagal."Terus ibuk langsung percaya gitu? Haduh, mereka itu cuma penggosip yang asal bicara. Jangan di dengarkan!"Elisha berbalik sambil meletakkan piring berisi nasi goreng diatas meja. "Kalau betulan juga tidak apa-apa. Lagipula sudah saatnya kamu memikirkan pasangan hidup. Jangan terus-terusan
Read more

BAB 134

Puspa merasa semakin kesal dengan sikap perempuan itu yang semakin tidak sopan. Dia tidak peduli apapun tentang latar belakangnya, yang jelas dia merasa menjadi korban dalam insiden ini."Tidak ada hubungannya dengan latar belakangku. Kamu yang salah dan harusnya minta maaf!" Puspa membalas dengan tegas, merasa perlu membela diri.Namun, perempuan itu justru semakin memperlihatkan sikapnya yang kasar dan merendahkan Puspa. "Ah, anak kota yang lemah lembut seperti kamu hanya bisa mengeluh saja. Kalau begitu, kamu harus berterima kasih padaku karena memberimu pelajaran tentang cara hidup di pedesaan yang sesungguhnya."Puspa merasa semakin tidak nyaman dan kesal dengan sikap perempuan itu. Namun, dia tahu tidak ada gunanya untuk terus bertengkar dan membuang-buang waktu. Dia memilih untuk mengangkat sepedanya dan berjalan menjauh dari perempuan itu.Kakinya masih terasa sakit dan sedikit sulit untuk berjalan, tapi Puspa tidak ingin menunjukkan kelemahannya di depan perempuan itu. Dia me
Read more

BAB 135

Keesokan harinya, Puspa sedang menata sayuran di rak-rak warung saat Endhang kembali datang dan membuat masalah dengannya."Apa kabar, anak kota? Sudah kapok belum belajar cara hidup di pedesaan?" ucap Endhang dengan nada sinis.Puspa merasa kesal dan tidak terima dengan perlakuan Endhang. Namun, dia mencoba untuk tetap tenang dan tidak memperdulikan ejekan dari Endhang."Sudahlah, Endhang. Tolong jangan terus mengganggu saya di sini," ucap Puspa dengan suara rendah.Namun, Endhang justru semakin merendahkan Puspa dengan kata-kata kasarnya, "Ah, kamu memang tidak pantas bekerja di sini. Lebih baik kamu pulang ke kota dan jangan mengganggu hidup orang-orang di pedesaan."Puspa merasa tidak tahan dengan sikap Endhang yang selalu merendahkan dirinya. Dia mencoba untuk mengambil napas dalam-dalam dan tetap tenang, namun akhirnya Puspa tidak tahan lagi dan membalas ejekan Endhang dengan suara tinggi, "Sudah, Endhang! Kamu selalu menggangguku di sini dan membuat aku tidak nyaman. Tolong jan
Read more

BAB 136

Zara tetap duduk di meja kerjanya dan merenung. Bagaimanapun juga, dia merasa bahwa masalah Puspa dan ibunya itu belum bisa di anggap selesai sama sekali. Dia bahkan tidak tahu dimana mereka berada. Akhirnya, dia memutuskan untuk mencari tahu keberadaan pasangan ibu dan anak itu lebih cepat melalui agen detektif swasta. Saat ini, dia sedang memantau layar laptop dengan cermat. Menunggu seseorang mengirimkan data riwayat nomor telepon Elisha. Setelah beberapa menit, layar laptopnya berkedip dan sebuah pesan masuk."Dapatkah kamu melacak keberadaan Puspa melalui riwayat nomor telepon Elisha?" Zara mengetik balasan pesan itu."Saya bisa melacak nomor itu, tapi saya butuh waktu beberapa menit," jawab seseorang di sisi lain."Jangan buang-buang waktu. Segera lakukan itu dan beri tahu aku hasilnya," Zara membalas dengan nada sombong."Sudah selesai. Berdasarkan riwayat nomor telepon, Puspa terakhir kali berada di sebuah kota di pulau Jawa," jawab orang itu.Zara tersenyum puas. Dia mengambi
Read more

BAB 137

Keesokan harinya, Puspa berangkat pagi-pagi sekali. Elisha juga tidak menaruh curiga sama sekali karena tidak ada yang aneh dengan gerak-gerik Puspa. Seandainya dia tahu jika putrinya sedang naik daun di media sosial, entah bagaimana reaksinya. Yang pasti, Puspa tidak yakin jika itu adalah reaksi senang. “Kamu datang pagi-pagi sekali.” Fajar terkejut, kemudian tertawa. Puspa mengedipkan mata beberapa kali, kemudian tersipu malu. Dia jadi seolah-olah terlihat terlalu bersemangat hanya karena syuting hari ini. “Ini tidak seperti yang kamu pikirkan.”“Memangnya apa yang aku pikirkan?” Fajar tertawa lebih kencang. “Tidak apa-apa, itu wajar menjadi bersemangat untuk syuting kali ini. Aku juga sama bersemangatnya denganmu.”Puspa akhirnya bisa menghela napas lega setelah mendengar kalimat dari Fajar. “Kalau begitu ayo berangkat.”“Tunggu, kalian mau kemana?” Endhang tiba-tiba datang dan membuat suasana jadi canggung. Puspa hanya memutar mata, sementara Fajar tetap tersenyum menanggapinya.
Read more

BAB 138

“Terima kasih atas dukungan hangat dari semua orang akhir-akhir ini. Aku benar-benar merasa sangat bahagia. Jadi, tolong nantikan music video yang akan diluncurkan dalam beberapa hari. Sampai jumpa!”Puspa menyelesaikan syuting video pendek untuk penggemarnya dengan baik. Setelah kamera di matikan, gadis muda itu langsung menghela napas panjang diikuti tepuk tangan meriah dari semua orang“Kerja bagus!” Fajar mendekati Puspa dan menepuk pundaknya. “Kamu sudah bekerja keras. Terima kasih.”Puspa tersenyum dan akhirnya tidak bisa menahan diri. Dia langsung memeluk Fajar tanpa sadar dan mengucapkan rasa terima kasihnya dengan tulus. “Semua ini berkat Mas Fajar dan teman-teman. Seharusnya aku yang mengucapkan terima kasih.”Fajar terkejut, tetapi sesaat kemudian dia langsung balas memeluk Puspa. “Ya, kalau begitu sama-sama.”Syuting acara selesai, tetapi waktu masih menunjukkan pukul 3 sore. Semua orang memutuskan untuk mengobrol ringan di studio sambil memakan berbagai macam camilan. Tet
Read more

BAB 139

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Pukul 2 siang di hari itu, music video berdurasi 2 menit 39 detik di unggah di akun studio Swara Entertainment. Walau begitu, Puspa tidak mau terburu-buru memeriksa dan berniat menunggu sampai 24 jam terlebih dahulu.“Benar tidak mau lihat?” Tanya Fajar kepada Puspa. Ya, pukul dua tadi videonya diunggah dan sekarang baru pukul 3 sore. Puspa masih bekerja di warung sayur.Gadis itu menggeleng. “Besok saja, biar pas 24 jam. Walau sebenarnya penasaran.”“Jangan khawatir, aku yakin usaha keras kita semua akan membuahkan hasil yang memuaskan. Walaupun nanti mungkin belum maksimal setidaknya kita sudah berusaha, itu tandanya kita harus belajar lebih keras lagi.”Puspa menghela napas dan mengangguk. “Ya, aku tahu. Aku berharap semuanya berjalan lancar.”“Permisi, boleh saya bertanya sesuatu?” seorang lelaki dengan pakaian compang-camping tiba-tiba datang dan menginterupsi obrolan Puspa.Fajar langsung mendekat dan tersenyum, “Apa yang bisa saya bantu?
Read more

BAB 140

“Bagaimana isi bisa terjadi?!” Zara jelas sangat kesal. Kemunculan Puspa benar-benar akan membahayakannya. Tetapi dia juga tidak bisa bergerak bebas sekarang. Melihat betapa antusias teman-temannya pada Puspa, bisa jadi penggemar gadis itu sedang panas-panasnya. Jika Zara membungkam Puspa sekarang, dia takut akan ada banyak orang yang menyelidiki dan menyeret namanya.“Sepertinya aku harus diam sementara waktu ini. Atau … aku bisa mencari kambing hitam untuk membuat Puspa celaka. Ya, itu adalah satu-satunya pilihanku saat ini.” Zara menggertakkan gigi, menggenggam erat ponsel di tangannya dan segera menghubungi bawahannya itu.“Gunakan sosok gadis yang kamu bilang membenci Puspa itu secepatnya. Aku ingin kau lakukan apapun untuk mencelakai Puspa, tetapi harus ingat bahwa namaku harus tetap bersih. Itu berarti, kerjamu harus sangat berhati-hati. Salah langkah, kamu yang akan kuhabisi.”Lelaki bernama samaran Anton itu bergidik dan bersungguh-sungguh menerima perintah dari Zara. Setelah
Read more
PREV
1
...
121314151617
DMCA.com Protection Status