Home / Rumah Tangga / Atasanku, Suami Keduaku / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Atasanku, Suami Keduaku: Chapter 201 - Chapter 210

220 Chapters

ASK-201

“Memangnya PT. E ini punya hubungan apa lagi dengan Pelita Sentosa? Kenapa menyerang SB Industrial Energy? Bagian yang ini saya belum paham. Tolong seseorang bantu jelaskan karena sepertinya saya nggak ikut turun. Saya tidak mahir dengan senjata api by the way.” Abdul membuat semua orang di mobil menoleh ke arahnya. “Saya juga tidak mahir dengan senjata manual. Tombak, panah, pedang dan sejenisnya,” tambah Abdul cepat-cepat.Vino membuka tabletnya dan menggulirnya sebentar. Sejurus kemudian dia menjejalkan tablet itu pada Abdul. “Aku juga baru tahu kalau ternyata PT. E ini adalah anak perusahaan Pelita Sentosa. Salah satu tambang yang izinnya bakal dicabut karena banyak melanggar aspek teknis maupun pelestarian lingkungan. Perusahaan ini sedang dalam pemeriksaan.”“Harusnya PT. E sudah dihentikan sementara, tapi kita akan lihat ke dalam apa yang kita temukan. Masyarakat adat tahunya kalau PT. E ini bagian dari SB Industrial Energy. Mobil yang menjemput kita udah di depan, Sa. Yang tur
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

ASK-202

Beberapa saat sebelumnya.“Saya sudah bilang kalau saya tidak mau terlibat dalam hal ore yang dihasilkan atau ore yang ditumpuk untuk dioleh, atau dikemanakan. Lagian besok kita bisa ke smelter itu. Nggak perlu malam-malam begini. Saya juga capek perlu istirahat.” Mika kesal karena sejak dia menyanggupi berangkat ke Morowali, tuntutan Eric semakin beragam.“Saya memang merekrut kamu untuk proyek hilirisasi yang akan datang. Tapi bukan berarti kamu lepas tangan dalam semua hal. Sebagai Planning Project Kamu harus lihat apa yang bisa kamu manfaatkan atau hal apa yang bisa kamu masukkan dalam rencana.” Eric menjawab dengan sangat dingin.“Tapi bukan begini caranya,” sahut Mika.“Karena kamu harus tahu rencana saya, Mika. Kalau hilirisasi belum dilakukan, maka saya tidak mau kehilangan pemasukan dengan menjual bahan mentah itu ke perusahaan lain. Harganya murah. Lebih baik saya ekspor ke luar negeri.”“Tapi itu ilegal, Pak. Perusahaan ini bisa ditutup,” sergah Mika. Suaranya mulai tinggi
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

ASK-203

“Thank you, Vin …,” desis Arsya seraya menyodorkan ponselnya pada Dean agar pria itu bisa ikut membacanya. Dean cuma mengangkat bahu lalu menunjuk telinga. Arsya mengerti maksud Dean adalah mereka harus mendengar percakapan Eric dan Mika tanpa melewatkan hal kecil sekali pun.Galih terlihat lebih gugup dari perkiraan Arsya. Galih memang tenang tapi Arsya melihat mulai ada titik keringat di dahi pria itu. Dean lalu membuat isyarat agar mereka benar-benar berjongkok karena percakapan Eric dan Mika tiba-tiba terhenti.“Ok,” sahut Arsya tanpa suara. Ia mulai berjongkok dan merapatkan tubuhnya di antara susunan rak kayu.“Kita nunggu siapa lagi?” tanya Mika kemudian.Saat suara Mika terdengar, Arsya dan Dean bertukar pandang lalu keduanya mengangguk. Mereka kembali bisa memperkirakan seberapa jauh jarak antara tempat mereka berjongkok dan lokasi Eric berdiri.“Memangnya kamu ngantuk banget, ya? Perjalanan tadi termasuk perjalanan kelas satu dengan tingkat kenyamanan tinggi. Keliatannya mak
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

ASK-204

Seumur hidup Arsya tidak pernah melanggar hukum di mana pun. Masuk ke properti orang lain tanpa izin, memanipulasi banyak alasan, sampai harus menyewa agen untuk mencari informasi ilegal. Malam itu tangan Arsya sudah licin oleh keringat. Sudah sangat siap dianggap pecundang oleh Eric apabila mereka harus tertangkap tangan malam itu. Ia sudah menyiapkan satu dua alasan yang akan disodorkannya. Namun, ingatan terakhirnya soal Indah dan calon bayi mereka sepertinya membuat semuanya menjadi lebih baik dalam sepersekian detik. Keamanan gudang berteriak soal tikus dan langkah Eric urung menuju mereka. Beberapa menit yang lalu kaki karyawan PT. E yang menjadi pemandu mereka malam itu tiba-tiba bergeser karena terkejut dilewati tikus.“Saya akan mengabari tim, Pak. Segera,” kata keamanan gudang.“Jorok! Menjijikkan!” Eric kembali mengumpat.Arsya melihat Dean juga mengembuskan napas lega. Saat itu entah ia harus marah pada pemandu mereka karena terlalu reaktif terhadap tikus, atau ia harus be
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

ASK-205

Setelah pembicaraan konyol mengenai sosok wanita bernama Emmy Zohra, mobil terus melaju meninggalkan jalanan berdebu dan gelap di belakangnya. Hanya deru mobil dan jejak ban melindas bebatuan yang terdengar samar hingga ke dalam. Selebihnya, suasana did alam mobil terbilang sangat hening. Semua orang seakan sibuk dengan pikirannya sendiri. Terutama Arsya yang pikirannya kembali mengulang pembicaraan Eric di dalam gudang. Pikirannya berkelana ke mana-mana sampai akhirnya ia menunduk melihat kancing kemejanya yang terbuka. Sosok Indah masuk dalam pikirannya detik itu juga.Sepenting apa sosok Emmy Zohra yang dikatakan Dean barusan sampai ia harus menaklukkan wanita itu melalui visualnya lebih dulu?Mobil terus melaju menembus kegelapan malam dengan pemandangan yang berubah-ubah di kanan kirinya. Kadang pepohonan, kadang hamparan tanah yang naik turun. Kadang juga galian-galian bekas tambang yang ditinggalkan begitu saja.Dean membuka kaca jendela sampai setengahnya. Tatapannya menyapu k
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

ASK-206

Dean yang tadi memasang wajah tidak serius kini memandang pria di hadapannya dengan sangat serius.“Bukan begini janjinya,” kata Dean.“Saya tidak masalah masuk sendiri ke dalam. Tapi kalau kesepakatan sebelumnya bukan begini, saya anggap kalian bukan orang yang bisa dipegang ucapannya. Dan untuk itu … sebaiknya saya tidak melanjutkan pertemuan ini. Saya anggap kita semua punya kepentingan yang sama.” Arsya menekankan ucapannya pada kalimat terakhir.Raut wajah pria tegap di depan Arsya berubah. Terlihat mulai goyah karena kepercayaan diri yang ditunjukkan Arsya.“Ingat tiga orang kalian yang sedang ditahan polisi. Kalau Nona Emmy menahan kami di depan pintu cuma untuk melihat keseriusan, lebih baik cepat masuk ke dalam dan katakan hari sudah larut malam dan Pak Arsya perlu istirahat karena baru tiba.” Ucapan Dean jelas dan tegas. Membuat salah seorang pria berbalik dan menuju ke dalam rumah. Tak berapa lama suara pintu yang cukup keras terdengar dari dalam. Arsya dan Dean serentak m
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

ASK-207

Pertemuan malam itu akhirnya selesai. Arsya menarik napas lega di mobil dan Dean masih terus mengawasi kedua orang pria penjaga Emmy Zohra yang sejak awal tidak meninggalkan mereka.“Emmy Zohra mungkin sudah lama kehilangan kepercayaannya terhadap pendatang. Sikapnya terlihat hati-hati, ucapannya bijak tapi sembrono sekaligus. Sepertinya Emmy Zohra cukup lelah malam ini. Suasana hatinya agak kacau. Bicara dengan intonasi naik turun seakan sedang memilih lebih cocok menggunakan intonasi yang mana terhadap kita.” Arsya memberikan pandangannya pada Dean.Dean terlihat takjub. “Sa, aku nggak nyangka kamu bisa memperhatikan orang sedetil ini. Sepertinya Om Ari benar-benar berhasil menjadikan kamu PresDir yang bijak dan penuh pertimbangan.”“Semoga aku akan terus bijak agar bisa pulang ke Jakarta dengan kabar baik dan menenangkan para komisaris yang mau memecatku.” Arsya tertawa kecil. Ketegangan malam itu sedikit luruh karena percakapan santainya bersama Dean.“Sepertinya dia juga baru tib
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

ASK-208

Saat Dean tiba di depan kamarnya, wanita bernama Tiara yang mengantar masih terus menjelaskan tentang bangunan itu. “Karena Bapak baru pertama kali ke sini,” kata Tiara. Dean pun mengangguk. “Saya akan antar Bapak ke dalam dan menunjukkan beberapa hal yang mungkin Bapak harus tahu.” Tiara hendak memegang handle pintu tapi tangan Dean lebih dulu memegangnya. “Kamu sampai di sini aja. Saya bisa memastikan bahwa saya menguasai semua hal yang ada di dalam kamar ini. Saya rasa kamar yang saya tempati tidak lebih mewah dari hotel bintang lima dan tidak lebih sederhana dari rumah di desa, kan?” Satu alis Dean terangkat. Ia mengambil kunci dari tangan Tiara dan merentangkan tangannya meminta wanita itu segera pergi. Pria tua yang mengikuti mereka cepat-cepat meletakkan tas dan koper Dean di depan pintu. “Ini semua barang-barang Bapak. Selamat beristirahat, Pak,” ucap pria tua itu seraya menunduk. Sejurus kemudian pria itu sudah berjalan mundur dan sedikit tergesa menuju tangga manual.
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

ASK-209

Ruang tempat lima orang pria itu berdiri mendadak lengang. Sebuah jarum jatuh pun pasti akan terdengar. Semua orang terdiam mendengar kabar dari Dean. “Meninggal? Racun? Orang gila mana yang bisa menyeludupkan racun ke tahanan?” Suara Abdul bergetar. “Mungkin dia bunuh diri karena memikirkan efek sosial seandainya dia bebas dari penjara nantinya.” Abdul masih tercenung di depan laptopnya. “Harusnya kamu nggak nanya orang gila mana yang menyeludupkan racun, tapi orang gila mana yang zaman sekarang masih mikirin efek sosial setelah bebas dari penjara. Yang salah aja jarang mikir begitu apalagi untuk orang yang berdiri di pihak benar. Kalian semua mau ikut ke kantor polisi atau sebagian mau di sini?” Dean masih berdiri di dekat meja. “Sebenarnya kita perlu meeting sebentar tapi aku nggak yakin apa sekarang bisa,” ujar Arsya dengan nada ragu. “Kalau begitu cukup aku, kamu dan Galih aja yang ke kantor polisi. Vino dan Abdul di sini aja untuk merampungkan bahan meeting. Jadi, kalau si
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

ASK-210

“Maaf tadi saya belum sempat memperkenalkan diri. Saya adalah Dean Danawira kuasa hukum dari Bapak Arsya Anggara Subianto. Selanjutnya saya adalah orang yang akan dihubungi jika ada sesuatu yang ingin disampaikannya pada Bapak Arsya. Baiklah … saya membawa bukti yang cukup banyak yang akan menegaskan bahwa SB Industrial Energy tidak ada hubungannya dengan PT. E yang beberapa waktu didemo oleh masyarakat. Ini adalah salinan akta pendirian dan struktur perusahaan PT. E yang selama ini nyaris tidak diketahui siapa pun di daerah ini. Termasuk oleh Anda, Nona Emmy Zohra.” Dean mengangguk dengan sopan. Emmy Zohra berdiri mengambil kertas yang diangsurkan Dean dan membacanya dengan teliti. “Pemiliknya Eric Widjaja? Yang punya Pelita Sentosa?” Emmy memandang kertas dan Dean bergantian. “Jadi, kantor itu bukan milik SB Industrial Energy?” “Nona Emmy, andai dari awal kalian mau mengirimkan perwakilan untuk bermediasi dengan benar, mungkin semuanya tidak sampai serumit ini. Kalian juga tidak
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more
PREV
1
...
171819202122
DMCA.com Protection Status