Saking gugupnya, Indah merasa bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Gemetar di tangannya semakin kentara dengan selembar kertas yang bagian ujungnya mulai basah karena keringat. “A-ku belum selesai. Sedikit lagi ini ….” Indah meratakan satu set dokumen terakhir yang akan distaples. Sudut matanya melihat proses penyalinan data tersisa satu persen lagi. “Ayo, cepat … please …,” bisik Indah. Di bawah meja, kaki Indah sudah bergoyang tak henti sejak tadi. Seumur hidup, itu adalah saat paling menggugupkan buat dia. Suara Mika yang semakin mendekat membuat tangannya yang gemetar menyentuh mouse komputer dan menyentak-nyentaknya. “Via, mana Via?” jerit Mika. Bersamaan dengan suara Mika yang semakin memggelegar dan munculnya wanita itu di pintu, Indah melepas flashdisk dan menggenggamnya dengan tangan kiri. Genggamannya sangat erat sampai ia merasa kelima kuku menekan telapak tangannya hingga sakit. “Mana Via?” tanya Mika yang memandang pegawai pria di depannya. “Via menyerahkan peker
Terakhir Diperbarui : 2024-05-06 Baca selengkapnya