“Belum lama …. Abang ikutan ngantuk.” Arsya meletakkan dagu di atas kepala Indah. Matanya terpejam. Ia memang sangat lelah hari itu. Bukan lelah bekerja, tapi berdebat dengan Riri. Wanita itu selalu mampu menguras emosinya. Membuatnya benar-benar yakin kalau Riri adalah kembaran Fanny.“Belum ganti baju,” kata Indah, mengusap lengan Arsya yang masih terbungkus kemeja.“Abang mau tidur di sini. Galih pulang ke rumah buat ambil pakaian Abang. Udah malam … harusnya kamu makan, bukannya tidur.” Arsya bicara dengan mata tertutup. Lengannya masih nyaman melingkar di perut Indah.“Ya, udah. Ayo kita makan.” Indah belum bisa melihat wajah Arsya dengan jelas. Ia hanya bisa mencium aroma parfum dan merasakan tubuhnya sedikit berat karena pelukan Arsya.“Sebentar lagi boleh nggak? Kenapa tiduran begini jadinya nyaman banget, ya?” Arsya bergerak, tapi tidak bangkit. Ia hanya memindahkan kepalanya. Kini ia mencium bagian belakang kepala Indah. “Pakai sampo apa? Wangi banget. Tadi keramas, ya? Mand
Last Updated : 2023-10-04 Read more