Share

ASK-096

Penulis: juskelapa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-09 23:56:36

Tak sadar Indah mengeratkan pegangan tangannya pada Arsya. Kedatangan Panca sama sekali tidak diprediksi dan harapannya bisa membuka hati pria itu pun sudah pupus. Bahkan sejak meninggalkan cafe kemarin ia sudah memasrahkan diri bahwa jika terjadi apa pun; terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Alif, Panca tidak akan melihat putranya itu sampai akhir. Tapi yang terjadi sore itu di luar dugaan. Panca menangis di depan dinding kaca di mana Alif yang baru selesai dioperasi berada.

Indah terkesiap ketika Arsya membawanya mundur selangkah. Ia menoleh dan pria itu menggeleng dengan satu telunjuk di depan bibir. Ia pun mengerti kalau Arsya ingin memberi waktu untuk Panca. Tapi pengertian itu berubah ketika Arsya melepaskan genggaman tangannya dan menunjuk tempat di mana Panca berada.

Indah bertanya dalam bisikan, “Aku ketemu dia? Kenapa? Aku nggak mau.” Perkataan itu dibarengi dengan gelengan kepala. Ia memang tidak mau kalau harus mendatangi Panca di tempat itu. Baginya kemarin pagi ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (55)
goodnovel comment avatar
Aam Aminah
emangnya Sarah gak ngasih tau Arsya ya, kalau Yeni mau jenguk Alif sore
goodnovel comment avatar
Neee I
Thank you and stay healthy KK Njusss.........
goodnovel comment avatar
Dea Semilikiti Dea Semilikiti
sllu kurangggg...aku klu baca..pengen banyak2...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-097

    “Dari mana kamu?” tanya Mayang dari depan pintu.Panca yang ditanya tak menjawab. Langkahnya lesu menuju tempat kosong di sebelah Mayang. Lalu, tanpa menjawab Mayang ia memeluk wanita itu.Mayang langsung terdiam. Kepala Panca terkulai di bahunya. Panca tidak pernah seperti itu dan hal itu sebenarnya menyenangkan jika saja keluarga mereka tidak sedang memiliki berita buruk.“Mungkin Tuhan benar-benar marah ke aku, ya Yang. Bukti yang dulu aku sebut-sebut disodorkan langsung di depan mataku. Aku memang banyak salah sama Indah dan Alif.” Panca menerawang siaran televisi yang sedang memutar berita.Mayang merasa harus meredam rasa penasarannya soal dari mana Panca malam itu. Ia harus mendengar curahan hati Panca yang selama ini jarang sekali menunjukkan kepekaan terhadap apa pun. Ia mengambil kesimpulan kalau saat itu Panca benar-benar butuh dihibur. Pelan-pelan tangannya terangkat dan membelai pipi Panca. Rasanya memang aneh sekali. Hubungan mereka yang selama ini dianggapnya selalu pa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-10
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-098

    Suara-suara di ruang rawat Alif mulai tenggelam dan menjauh dari telinga Indah. Pikirannya mulai terpusat pada surat kecil yang dikirimkan Riri padanya. Walau tidak niat menghafal sederet nomor telepon yang diberikan Riri, tapi fokusnya yang sedang terpusat dengan mudah mengingat deretan angka. Ia melirik Arsya yang tengah serius mengecek ponsel. Ke mana Galih? Siapa yang mengantar bunga itu?“Siapa yang antar bunga ini? Perawat?” Indah bertanya dengan suara pelan. Suara Yeni yang sedang berceloteh juga ikut menenggelamkan suaranya.“Kayaknya bukan perawat, Mbak. Mungkin tukang suruh-suruh di rumah sakit ini. Yang antar ke sana kemari. Kalau di kantor kayak tugasku gitu, lho, Mbak.” Ridwan menjelaskan dengan amat jelas.Indah langsung bungkam. Sedikit khawatir kalau suara Ridwan menarik perhatian Arsya. Ia mengangguk pada Ridwan untuk mengisyaratkan bahwa topik pembicaraan soal bunga sudah selesai.“Ngomong-ngomong … Aa Galih mana? Di luar juga nggak ada.” Yeni menatap pintu yang tert

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-11
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-099

    Sudah berapa hari ia melupakan soal Arsya yang menemaninya sebagai seorang suami sekaligus bapak sambung sebenarnya bagi Alif? Dua hari? Tiga hari? Atau hampir satu minggu? Menunggui Alif di rumah sakit membuat ia banyak lupa. Termasuk lupa waktu dan lupa terhadap kebutuhan Arsya. Selain makan malam bersama, ia lupa kalau pria itu sudah banyak diabaikan. Bisikan Arsya barusan membuat kuduknya meremang dan pikirannya berpindah-pindah. Pertanyaan Arsya juga masih menggantung di benaknya.“Kalau tiba-tiba Abang mau di sini gimana? Boleh?” Indah tak tahu harus menjawab apa. Di satu sisi ia paham sebagai pria normal dan baru memerankan suami sesungguhnya Arsya pasti menginginkan intensitas kemesraan mereka bisa lebih banyak. Di sisi lain, apa mungkin melakukan hal itu di ruang rawat? Terlebih di sana ada Alif yang sedang berbaring dengan tangan tersambung selang infus. Sebagai seorang ibu, ia merasa dirinya sangat hina karena mementingkan keinginan pribadinya saja.Ruang rawat menjadi heni

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-14
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-100

    Semuanya sangat tiba-tiba dan sama sekali tidak terpikir akan terjadi secepat itu. Dalam kondisi hubungan yang membaik dan situasi kesehatan Alif, ia belum berharap banyak untuk bisa mewujudkan segala imajinasi dan fantasi dalam kepalanya.Satu dari banyak hal yang harus ia mengerti bahwa kehangatan rumah tangga yang diimpikan banyak orang bukan hanya bersumber dari kemampuan di ranjang tapi juga telinga yang hebat mendengar.Seorang Indah yang cantik dan sederhana sudah meluluhlantakkan hatinya karena kesabaran yang ditunjukkan wanita itu. Dan di dalam kamar mandi, Indah yang cantik dan sederhana membuatnya bergairah karena keberaniannya.Indah berjongkok dengan rok sebatas lutut. Hidung yang mungil dan amat ia sukai terlihat menggemaskan dari tempatnya berdiri. Jemari Indah yang lentik dan pipih panjang menggenggam kejantanannya. Lalu, hal yang paling membuat tubuhnya bergetar adalah bibir mungil Indah yang tengah menenggelamkan dirinya dalam sesapan kuat. Susah payah ia mengingatka

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-101

    “Aku rasa anak dalam kandungan istri Panca sekarang juga sakit. Panca menyebut sesuatu yang berhubungan dengan jantung. Apa mungkin calon bayi mereka membawa kelainan jantung bawaan? Aku kasihan, Bang. Sejak punya Alif yang akrab dengan rumah sakit, aku semakin nggak tahan tiap dengar anak-anak yang sakit. Hatiku ngilu,” beber Indah.“Memang sudah seharusnya begitu. Itu sebabnya laki-laki itu harusnya sadar hal itu jauh sebelumnya. Jauh sebelum mendapati kenyataan bisa menamparnya sekeras itu.” Arsya bicara dengan nada datar. “Kamu bisa membalas dia kalau mau,” jelasnya lagi.Indah melepaskan pelukan itu dan mendongak menatap Arsya. “Gimana kalau aku bilang bahwa aku nggak pernah berniat membalas Panca? Abang percaya? Sewaktu Panca menjahati kami dengan … Abang ngerti maksud aku, kan? Aku memang nggak pernah kepikiran buat membalas. Aku cuma fokus di kesehatan Alif. Aku udah menganggap kalau jodoh Panca dan aku memang sudah berhenti sampai di situ. Tapi meski begitu, aku nggak mau Ali

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-16
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-102

    Ketika pernikahannya bersama Panca terasa amat menyiksa dan membuat jantungnya selalu berdebar tak nyaman, Indah sudah banyak meminta pada Tuhan. Meminta Tuhan untuk melembutkan hati Panca agar peduli dan lebih mencintainya.Meminta Tuhan agar Panca jujur soal keuangan dan memberinya kepercayaan mengatur keuangan rumah tangga.Meminta Tuhan untuk membuka hati Panca untuk peduli pada orang tuanya. Dan banyak-banyak lagi. Termasuk memohon pada Tuhan agar Panca mau mengakui Alif sebagai putranya.Karena banyaknya permintaan itu tidak sebanding dengan apa yang diterimanya dari Panca, tanpa sadar Indah menurunkan ekspektasinya. Ia tidak banyak berharap lagi untuk dirinya. Semua bertumpu pada Alif. Ia hanya berharap bisa menjadi ibu yang baik buat bayi yang dilahirkannya. Namun, sore itu Indah mengeluarkan air mata bahagia. Sedikit pun tak menyangka kalau Arsya mempersiapkan kejutan buat ia dan Alif.“Ayo masuk. Semua orang sudah menunggu kita dari tadi. Bagaimana? Kamu suka dekorasinya? A

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-17
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-103

    “Indah nggak usah buru-buru masuk kantor. Abang bisa perpanjang cutinya sampai Indah benar-benar puas menemani Alif. Sebenarnya nggak kerja lagi juga nggak apa-apa, kok.” Arsya mengucapkan kalimat terakhirnya cukup pelan tapi bisa didengar Indah.“Sarapannya udah siap, nih,” kata Indah setelah meletakkan sepiring club sandwich dan segelas jus jeruk di hadapan Arsya. Pagi itu ia belum mau membahas soal berhenti atau lanjut bekerja karena hal itu sudah beberapa kali mereka bahas dan keputusannya belum berubah untuk lanjut bekerja. “Hari ini aku memang belum ke kantor. Aku udah ngabarin Bu Sarah. Katanya nggak masalah. Sama seperti yang Abang bilang.” Ia duduk di sisi kanan Arsya setelah pria itu mengangkat satu sandwichnya.“Bukan Indah yang masak, kan?” Arsya mengunyah makanan dengan dahi mengernyit. Seolah dia ingin mengenali rasa makanan itu buatan siapa. “Memangnya kenapa kalau aku yang masak?” Sedikit kecewa karena sandwich yang sedang dikunyah Arsya adalah buah karya pertamanya d

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-18
  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-104

    Arsya memperhatikan kedatangan seorang pria yang usianya ia taksir kurang lebih hampir sama dengannya. Katanya itu sekretaris yang sudah bekerja belasan tahun. Dari gayanya yang mentereng dan akrab dengan kaum perempuan, ia sedikit heran karena sekretaris Dean adalah seorang pria.Seakan bisa membaca pikirannya, Dean berkata, “Aku kurang cocok kerja bareng sekretaris perempuan. Kadang-kadang aku harus pulang pagi untuk kerja, ke luar kota berhari-hari, juga masuk ke tempat-tempat yang lebih nyaman dimasuki dengan sekretaris pria. Terlebih kadang-kadang terlalu merepotkan. Kalau sekretaris perempuan aku harus memahami kalau mereka sedang nggak mood kerja karena PMS. Satu-satunya staf perempuan yang cocok bekerja sebagai sekretarisku adalah perempuan yang sudah menopause. Sekarang beliau sudah pensiun.” Dean mengangkat bahunya dengan santai sambil memperhatikan cangkir teh diletakkan di depannya. “Dan ini Ryan sekretarisku. Ryan adalah satu-satunya sekretaris yang merupakan ujung tombak

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-19

Bab terbaru

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-220

    Vino bukan sosok penakut. Tapi ia juga belum pernah bertindak terlalu berani. Detik itu ia berusaha keras menahan diri agar tidak menoleh kebelakang. Ia perlu waktu mencerna dan otak teknisnya yang terbiasa berpikir dengan angka memintanya untuk diam beberapa saat. Ia tidak mau gegabah. Bisa saja ada orang di sekitar sana yang mengenalinya sebagai karyawan SB Industrial Energy.Di antara riuhnya suara orang mengobrol di cafe, Vino menajamkan telinganya untuk mencari beberapa potong kata lain untuk meyakinkan dirinya.“Sore ini harus diusahakan. Lusa wanita itu akan pulang ke Jakarta. Jangan ditunda terlalu lama.” Suara berat seorang wanita kembali berbicara. Membuat Vino menegakkan tubuh seketika.“Bayaranku. Lunasi bayaranku hari ini. Aku nggak mau mengerjakan tugas berat lalu harus mencari kalian ke mana-mana. Aku tau kau pun hanya perantara. Kita di sini cuma kacung, jadi jangan saling menipu.” Balasan suara seorang laki-laki membuat keraguan Vino sirna saat itu.“Aku cuma dikasih

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-219

    Arsya sedang duduk di ruang makan dengan dua tangan memegang ponsel di meja. Sesekali Arsya mengetik dengan sangat cepat lalu menit kemudian memandang ponsel dengan senyum terkulum. Kadang Arsya tertawa kecil, kadang juga menggigit bibir bawahnya seperti sedang gemas pada sesuatu. Pada pesan terakhir yang ia tersenyum sendu. Lalu dengan sangat pelan nyaris berbisik Arsya mengucapkan, “I love you, Mrs. Subianto.” Arsya sangat tenggelam dengan percakapan melalui pesan pendek bersama Indah siang itu. Sampai-sampai Arsya tidak mendengar sepasang langkah kaki mendekatinya. “Hei, kamu pasti enggak dengar aku datang karena asyik banget bales-balesan chat-nya. Pasti lagi ngobrol sama Indah.” Dean menarik satu kursi tepat di seberang Arsya. Arsya tidak dapat menyembunyikan rasa malunya. Ia tertawa tergelak. “Mas Dean tau aja,” ucap Arsya. “Diterusin aja dulu,” kata Dean, ia ikut mengeluarkan ponselnya. “Oh, sudah selesai kok, Mas. Ada yang mau diobrolin, ya?” Arsya meletakkan ponselnya.

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-218

    “Kamu hubungi Markus pakai ponsel kamu.” Eric menunjuk tas kecil di pangkuan Tiara. “Oh, oke…oke.” Tiara cepat-cepat merogoh tasnya mengambil ponsel. Ia paham apa yang diminta Eric darinya. “Om di mana? Oh, iya. Masih di sana? Iya nih aku bilang ke Pak Eric. Ditunggu ya Om. Jangan ke mana-mana. Ke dua orang itu juga bilang jangan ke mana-mana.” Tiara lalu menyudahi telepon dan mengangguk memandang Eric. “Kalau tidak ada perubahan kita langsung ke sana.” Eric menginjak pedal gas semakin dalam dan mobil melesat ke tempat yang belakangan mereka setujui untuk bertemu. Mobil meluncur di jalan raya tidak begitu lama. Tiga puluh menit kemudian mobil sudah berkelok-kelok menuju daerah mendekati teluk laut. “Om Markus pasti di sebelah sana.” Tiara cepat-cepat turun tanpa menunggu Eric. Ia sengaja berjalan mendahului karena jantungnya berdebar saat mendengar Eric serius dengan rencananya. Apakah tidak bisa semua berjalan seperti biasa? Kalau smelter SB Industrial Energy diledakkan, kecelaka

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-217

    Tiara membasahi bibirnya. Pikiran gila yang beberapa hari belakangan menari-nari dalam benaknya seakan terkumpul menjadi satu hari itu. Saat Eric menggunakannya sebagai tempat pelampiasan sesaat, ia bahkan tidak sempat menikmati. Cek tiga ratus juta membuat ia langsung menyanggupi menjadi wanita yang bisa ditiduri Eric kapan pun pria itu mau.Celana jeans biru muda yang membalut pinggul dan pahanya yang terbilang besar. Sejak remaja ia sering dikata-katai bongsor. Ia juga sempat minder dan tak memiliki pacar sampai kuliah. Di tahun akhir jenjang diplomanya, Tiara memiliki pacar untuk pertama kali dan malah kehilangan keperawanannya.Bagi Tiara saat itu, dicintai oleh seorang di luar anggota keluarganya adalah hal yang paling membahagiakan. Meski akhirnya dicampakkan, Tiara tidak cukup belajar. Ia bahkan semakin terobsesi ingin dianggap penting oleh seorang pria, juga ingin dicintai dan dimiliki seutuhnya.Kala itu yang dilihatnya adalah sosok Eric yang baginya sangat tampan. Berkulit

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-216

    Percakapan Eric dan Tiara tempo hari tidak terputus begitu saja. Tiara yang sedikit gila dan mulai jatuh hati pada Eric malah berbinar-binar saat mendengar pengakuan Om-nya. Sayang pengakuan yang disampaikan Tiara pada Eric tidak berbuah manis. Chief Controller itu dipanggil oleh Eric dan diingatkan akan sesuatu yang membuatnya tak berkutik.Eric sedang duduk di balik meja kerja kamar hotelnya saat Tiara kembali datang dengan omnya. Eric mengacungkan sebuah pulpen dan melemparkannya pada Chief Controller.“Berengsek! Kamu kira dengan bilang tidak bersedia melakukan pekerjaan yang kuminta, kamu bisa lolos begitu saja? Kamu lupa apa yang sudah kamu terima? Kenapa baru sekarang kamu teringat bahwa SB Industrial Energy yang menafkahi keluargamu sampai saat ini? Kenapa sewaktu beli mobil baru kamu lupa itu uang dari mana? Uang itu kamu terima karena kamu mau melaporkan bahwa bahan baku sudah habis dan tungku smelter harus berhenti bekerja. Itu saja, Markus! Kerjamu sedikit dan bayarannya m

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-215

    Pada waktu yang sama di Jakarta.“Bu, ada telepon dari Sarah.” Laras berbisik dari balik bahu Bu Della.Bu Della tidak menjawab. Tatapannya tetap tertuju pada sosok Ari Subianto yang baru kembali menempati kamarnya dengan mata terpejam.“Bu, Sarah nunggu Ibu. Biar Ayah diperiksa dokter dulu. Kita ke ruang makan sekarang,” bisik Laras, mengambil alih kursi roda Bu Della dan membawanya keluar kamar.“Pasti ada kekacauan di kantor. Sarah jarang nelepon Ibu kalau bukan karena sesuatu yang penting.” Bu Della memandang Laras yang tidak bereaksi apa pun selain menunjukkan telepon wireless yang sudah di-mute-nya. “Ibu duduk di kursi aja,” sambung Bu Della, berdiri dari kursi roda dan pelan-pelan berpindah ke salah satu kursi makan.“Ngomong dulu,” kata Laras, menunjuk ponsel.Bu Della berdeham pelan. “Halo? Sarah? Kamu jarang menghubungi saya. Biasanya langsung ke Arsya. Kalau nelepon begini malah bikin saya deg-degan. Ada apa? Komisaris itu lagi, ya?”“Maaf sebelumnya kalau saya membuat Ibu

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-214

    Bukan hanya sekali dua kali Tiara menemani para petinggi mencari hiburan; menghabiskan malam untuk bersenang-senang. Beberapa kali ia bahkan menyanyikan beberapa lagu di tempat karaoke bersama para petinggi perusahaan itu. Tiara memang tidak terlalu cantik, tapi Tiara bertubuh sintal berisi yang sangat disukai para lelaki. Ajakan untuk menghabiskan malam bersama pun tak jarang ia terima. Tapi pikiran Tiara tidak pernah berpikir terlalu jauh. Sampai ketika Eric yang mengajaknya seperti saat itu. Efek yang didapatnya dari pengaruh Eric tidak akan main-main. Semua karyawan perusahaan Eric akan segan padanya. Jadi, tanpa pikir panjang Tiara menuju pintu dan menguncinya. Eric membuatnya penasaran. “Bagus…bagus. Ayo, ke sini. Saya mau kita pemanasan dulu. Pasti pernah melakukan begini, kan?” Eric mengitari meja dan duduk di kursi. Ia bicara sambil melepaskan ikat pinggang dan menurunkan resletingnya. “Saya mau kamu blowjob sekarang. Bibir kamu penuh, pasti rasanya enak. Ayo,” pinta Eric s

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-213

    Eric Widjaja mengambil beberapa sifat pria dominan pada umumnya. Ia menyukai persaingan dan tidak peduli apakah persaingan itu sehat atau tidak. Ia ingin menang dan tidak suka harga dirinya diobrak-abrik seperti yang dilakukan Arsya padanya. Egonya menuntut pembalasan. Dalam hal dunia lelaki, Eric Widjaja selalu menghindari segala bentuk ikatan. Ia beranggapan kalau teriak dengan seseorang berarti tidak bisa berkembang. Ia memiliki banyak rencana dan menjalin hubungan serius dengan wanita bukan termasuk di antaranya. Sepeninggal Mika keluar dari ruangannya, Eric mendekati Tiara dan membelai paha gadis itu. Ia menyukai Tiara karena gadis itu pemberani. Tiara tahu apa yang diinginkannya dan bersedia berkorban untuk itu. “Kamu yakin laki-laki di saja tidak ada yang curiga dengan pergerakanmu?” Eric meremas bokong Tiara. “Mereka pasti curiga seperti yang Bapak bilang. Tapi mereka nggak tahu mau mulai menyelidiki saya dari mana. Bukannya Bapak bilang hal itu semakin baik karena kita ja

  • Atasanku, Suami Keduaku   ASK-212

    Ada jeda beberapa detik sebelum Arsya mengatakan, “Lanjutkan.” Abdul kemudian berdeham dan kembali memandang laptop. “Baiklah saya lanjutkan. Sebagai informasi bahwa penyadap belum ada dipindahkan dan masih di tempat yang sama. Saya pikir tidak apa-apa dibiarkan saja. Vino bilang penyadap itu bisa kita pakai untuk tujuan lebih baik.” “Oke, selanjutnya,” ucap Arsya dengan tatapan menyapu permukaan meja. Ia juga berpikir akan rapat sambil makan. “Saya sudah membuat surat perintah kembali beroperasional yang akan Bapak tanda tangani untuk smelter.” Vino menyodorkan lembaran kertas yang baru dicetaknya. Arsya mengangguk. “Lalu, apa dugaan penggantian pegawai wanita di sini?” tanya Arsya. “Dugaan paling buruk adalah untuk melihat pergerakan kita di sini. Memastikan bahwa kita bergerak sesuai dengan perkiraan mereka. Seperti rencana proyek Eric Widjaja yang kamu ceritakan kemarin. Harusnya mulai dari sekarang kita mulai memikirkan apa rencana mereka selanjutnya untuk menghambat kamu,”

DMCA.com Protection Status