Yang jelas, Vero hanya bisa membalas pelukan Ramon dan menikmati berada di dalam dekapan pria perkasa yang dicintainya itu. “Untuk apa meminta maaf, Tuan?” tanya Vero setengah berbisik karena penasaran untuk apa Ramon meminta maaf padanya. “Karena aku tidak bisa menjagamu dengan baik. Membiarkan Miana menghina dan menyakitimu di depan mata kepalaku sendiri,” jawab Ramon semakin mengencangkan pelukannya pada tubuh Vero. Sesekali, pria itu mengecup puncak kepala Vero dan menyandarkan dagunya di atas kepala wanita itu. Terasa sangat indah dan nyaman bagi Vero, meskipun ia tahu bahwa semua ini hanya sementara dan tidak bisa ia dapatkan kapan pun. Nyatanya, tetap saja Ramon bukan lah pria yang diciptakan untuk dirinya dan Vero harus terima kenyataan pahit itu. Ia tentu saja harus sadar diri dan bisa menerima takdir bahwa diirnya hanya lah sebagai cadangan saja. Ketika Ramon membutuhkan dirinya, maka dia harus bersedia. Jika Ramon tidak ingin bersamanya, maka ia harus pergi dan pura-pura
Terakhir Diperbarui : 2023-10-08 Baca selengkapnya