Home / CEO / Skandal Panas Sang CEO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Skandal Panas Sang CEO: Chapter 21 - Chapter 30

231 Chapters

Tidak Sebanding

Miana pergi dengan hati senang dan puas karena dia begitu yakin jika Vero akan terluka dengan pertunjukan panasnya bersama Ramon tadi. Dia bahkan tidak bicara sepatah kata pun pada Vero, jauh berbeda dengan dirinya yang kemarin. Hal itu karena dia sudah berjanji pada Ramon untuk tidak lagi mengganggu dan mencampuri semua urusan pekerjaan lelakinya itu.“Apakah sudah selesai? Kenapa sangat lama? Apa yang kau pikirkan?” tanya Ramon beruntun dan mendekati meja kerjanya.“Su-sudah, Tuan. Ini hampir selesai,” jawab Vero tergagap.Hatinya masih terasa hancur saat mengingat hal yang dilakukan Ramon dan Miana di depannya tadi. Dan tentu saja mereka melakukannya tanpa ada rasa bersalah sedikit pun, karena memang perasaan itu tidak seharusnya ada.“Tinggalkan saja itu dan ayo ikut denganku,” ajak Ramon dan menatap Vero yang masih duduk dengan kaku.“Ke-ke mana, Tuan?” tanya Vero gugup.“Kenapa memanggilku Tuan? Tidak ada Miana lagi di sini dan santailah, Vero.” Ramon meraih dagu Vero dan bernia
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Terlalu Kasar!

“Sudah selesai, Tuan. Ini kartunya dan mohon tunggu sebentar karena aku akan mengemas perhiasan ini agar tampak menjadi lebih indah. Aku yakin ini adalah kado untuk seorang yang special dalam hatimu, Tuan,” ucap pelayan itu kembali memuji dan membuat Ramon senang di dalam hatinya. Wanita itu tahu bagaimana membuat pelanggannya merasa puas dengan mengemas perhiasan itu menjadi lebih indah karena tahu bahwa itu adalah sebuah hadiah. Ramon bertekad bahwa ia akan sering berbelanja di sini. Ia akan memberikan hadiah kepada Vero sering-sering mulai sekarang agar wanita itu semakin nyaman dan bahagia bersama dirinya. “Baik. Sudah selesai, Tuan. Ini perhiasannya dan semoga kekasihmu menyukainya. Dia adalah salah satu wanita yang paling beruntung di dunia ini,” ungkap pelayan toko dengan tulus dan tampak sangat jujur. “Terima kasih. Aku akan sering datang ke sini dan harus kau yang melayaniku ketika nanti aku datang berbelanja,” ucap Ramon dan melenggang meninggalkan toko perhiasan itu semb
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Pernikahan Dipercepat

Vero menatap takjub pada sepasang anting yang kini disodorkan kepadanya itu. Ramon memang sangat pandai memanjakan selera wanitanya. Meski dia tidak begitu pengalaman dalam hal itu, akan tetapi selera Ramon tentu tidaklah buruk. Ramon adalah salah satu orang terpandang dan terhormat di negara ini. Mana mungkin dia mempunyai selera yang sangat buruk apalagi dalam hal perhiasan. “Apa kau suka, hem?” tanya Ramon penasaran karena melihat reaksi bahagia Vero. Namun, wanita itu sama sekali tidak menyentuh sepasang perhiasan yang akan dikenakan di telinganya itu. “A-aku … aku sangat menyukainya, Ramon. Apa ini sungguh untukku?” tanya Vero sekali lagi dan tak bisa menampik rasa bahagianya di depan Ramon. “Kau tahu aku tidak suka mengulangi perkataanku hingga dua kali bukan?” Mendengar hal itu, Vero semakin tak bisa membendung rasa bahagianya. Dia bahkan mengalungkan kedua tangannya di leher Ramon dan memeluk pria itu dengan erat. Sebuah kecupan di pipi juga dia hadiahkan untuk Ramon dan t
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Rayhan Curiga

“Jangan mengatakan itu padaku!” ketus Ramon dan melirik Vero dengan tajam.“Lalu? Apa yang harus aku katakan? Bukankah sudah benar kalau aku mengucapkan selamat untukmu dan Miana? Bukannya pernikahan kalian akan dipercepat?”Ramon tidak ingin berkata apa-apa lagi kepada Vero karena sudah merasa sangat lelah. Namun, dia juga tidak bisa terlalu memberi harapan kepada Vero. Ramon tidak tahu hal apa yang bisa saja terjadi di kemudian hari. Dia memang bisa melakukan segalanya, tapi orang tuanya lebih berkuasa dalam segala hal. Ramon jelas tidak ingin kalau mereka melakukan sesuatu kepada Vero karena melampiaskan kemarahannya.“Aku harus pergi sekarang! Jadi, kau bisa pulang sendiri.” Ramon berkata karena mood-nya sudah hilang untuk mengantarkan Vero pulang.“Tidak masalah, Tuan Mudaku. Aku sudah biasa pergi dan pulang sendirian. Kau tidak perlu khawatir tentang itu.”“Jangan ke mana-mana tanpa memberitahukan aku, Vero!”“Kenapa? Bukankah kita hanya patner di atas ranjang saja? Tugasku hany
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Malam Bersama Laura

Vero kembali terduduk lemas saat Rayhan sudah keluar dari dalam ruangan itu. Dia masih tidak bisa melupakan ucapan Rayhan tadi, tentang anti seharga ribuan dollar yang kini menggantung di daun telinganya. Vero mengusap kedua telinganya dan merasakan anting yang belum berapa lama dikenakannya itu.“Apa benar anting ini harganya ribuan dollar? Aku tidak salah dengar kan? Atau, Rayhan tidak salah menilainya kan? Tapi ... orang kaya seperti dia tentu tahu kualitas perhiasan karena mereka sudah jelas sering bermain dengan benda-benda mahal itu,” gumam Vero yang masih tak percaya.Vero tidak bisa mencerna semuanya sekarang, tapi dia juga tidak bisa melepaskan pikirannya dari hal itu. Dia akan menanyakan hal itu lagi kepada Ramon saat nanti mereka bertemu dan Vero pasti akan meminta jawaban yang paling jujur dari Ramon. Vero segera mengayunkan langkahnya ke luar dari ruangan sang CEO itu dan mengambil barang-barangnya untuk segera pulang.Saat berada di loby, Vero bertemu lagi dengan Laura d
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Pemanasan

Malam semakin larut, tapi Vero dan Laura masih berada di sebuah club yang mereka datangi setelah keluar dari mini bar. Laura dan Vero memesan minuman alkohol dengan dosis tinggi, yang jarang sekali mereka konsumsi selama ini.Vero pernah beberapa kali meminumnya karena menemani Ramon bertemu dengan kolega bisnisnya. Hal itu tentu saja karena memang harga perbotol minuman keras itu sangatlah tidak wajar untuk seorang Veronica dan juga Laura. Mereka berdua hanya gadis dari kalangan biasa dan tidak mungkin bisa menikmati makanan atau minuman dari kelas atas.“Ada apa, Tuan Muda? Dari tadi matamu tidak pernah berhenti menatap dua gadis yang sedang mabuk di sana.” Seorang pria bertanya pada Rayhan yang duduk dengan kaki bersilang dan segelas anggur di tangan kirinya.“Aku mengenal salah satunya,” jawab Rayhan pada pria bernama Markus yang tak lain adalah teman dekatnya.“Yang mana? Kalau begitu bolehkah aku memiliki yang satunya? Aku menyukai yang memakai kemeja cream dan rok pendek warna
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Kenikmatan Untuk Vero

Rayhan yang belum menikmati tubuh gadis semenjak kedatangannya ke negara ini, seperti mendapatkan makanan setelah menahan lapar berhari-hari. Dia dengan gerakan yang lihai dan lincah menjelajah setiap inci tubuh Vero. Seperti tak rela melewatkan sedikit pun dari sentuhan dan kecupannya.“Aaahh ... kau lama sekali. Aku sudah tidak tahan lagi, Tuan.” Vero meracau saat Rayhan masih saja bermain-main dengan tubuhnya.“Aku butuh pemanasan yang benar-benar panas, Sayang. Atau nanti kita tidak bisa berolahraga dengan baik,” sahut Rayhan dan tersenyum penuh arti.“Cepatlah. Tiduri aku sekarang!” titah Vero seperti menjadi lampu hijau bagi Rayhan untuk segera masuk ke dalam bagian tubuh Vero yang akan menjadi kenikmatan bagi mereka berdua.“Baiklah kalau kau memang sudah tidak sabar lagi. Aku datang,” ucap Rayhan dan segera mengarahkan benda pusakanya pada tempat di mana tangan Vero berada sekarang.Wanita itu dengan tidak sabar sudah menyentuh dan memainkan daging kecil di dekat lembah surgan
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Atasan dan Bawahan

Vero masih berdiri di tempatnya itu dengan jantung berdetak sangat kencang. Bagaimana bisa Rayhan berkata seperti itu kepadanya? Vero masih mencerna semua itu saat sebuah senggolan terasa di pundaknya dan membuat tubuhnya hampir saja jatuh karena tidak bisa menahan keseimbangan.“Vero, hati-hati.” Laura berkata dengan suara bisikan yang terdengar tertahan.“Terima kasih, Lau. Sepertinya kita butuh bicara, Laura.” Vero membalas dengan ucapan yang membuat Laura bahkan tidak bergeming.“Ada apa?” tanya Vero tak mengerti dengan sikap Laura yang biasanya ceria.Laura memberikan kode dengan menaikkan alisnya ke arah belakang tubuh Vero, dan saat itu juga Vero merasa ada yang tidak beres akan terjadi. Vero langsung mengubah pose dan juga mimik wajahnya dengan serius, seperti biasa saat dia bekerja untuk Ramon di depan semua orang. Serius, fokus, dan tanpa tawa.Vero bisa melihat wajah Laura yang ketakutan dan tiba-tiba saja wanita itu setengah membungkuk sebelum akhirnya pergi. Wanita itu be
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Tidur Dengan Pria Asing

Ramon tidak lagi bersemangat untuk menyentuh Vero karena terlanjur kesal mendengar ucapan wanita itu. Tadinya, Ramon membawa Vero ke gudang dokumen ini karena sudah tidak tahan lagi menanggung rindu. Semalaman mereka tidak bertemu dan Vero bahkan pergi minum-minum entah dengan siapa yang Ramon tidak ketahui.“Kau menghabiskan uang untuk minum-minum semalam bukan?” tanya Ramon kasar dengan mencengkram rahang Vero.“Apa itu tidak boleh? Aku lupa membawa kartu kreditku, dan aku akan mengganti uang yang terpakai di kartu kreditmu tadi malam,” jawab Vero dengan susah payah dan menahan sakit.“Ganti? Kau pikir aku meminta ganti untuk uang yang bahkan tidak seberapa bagiku itu?” tanya Ramon lagi dengan nada setengah berteriak.“Lalu apa, Tuan? Kau memberikannya padaku dan selama ini aku tidak pernah menggunakannya. Semalam aku menggunakannya dan sekarang kau membahasnya. Sebaiknya, kau tidak pernah memberikan itu padaku!” ungkap Vero lagi dengan nada bergetar dan mata berkaca-kaca.“Aku memb
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Rayhan Jatuh Cinta?

Vero tidak bisa berkata apa-apa dan memilih untuk mengalihkan pandangannya dari Ramon yang masih berdiri di depan pintu ruangannya. Ramon yang kesal juga langsung meninggalkan tempat itu karena Miana sudah lebih dulu pergi. Dia tidak ingin membuat gadis itu marah lagi dan mengacaukan semua pekerjaannya dengan mengadu.“Vero, apa yang kau liat di luar sana? Apakah ada sesuatu di sana?” tanya Laura dan memutar kepalanya.Laura memandang ke arah di mana Ramon dan Miana sempat berdiri tadi. Namun, tidak ada siapapun atau apapun di sana. Sehingga Laura langsung menatap Vero dengan heran. “Tidak ada apa-apa di sana, tapi kau terus menatap ke sana sejak tadi,” lanjut Laura dengan heran.“Aku hanya sedang berpikir, Laura. Kenapa aku harus mendapatkan kesialan seperti ini dalam hidupku,” ucap Vero pula dengan nada sedih.“Maafkan aku, Vero. Aku sudah menjebakmu untuk ikut bergabung bersamaku dan kau ditiduri oleh pria bayaran. Tapi, kau tahu bukan kalau dia wanita yang kejam dan aku tidak bera
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
123456
...
24
DMCA.com Protection Status