Home / Romansa / ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA / Chapter 431 - Chapter 440

All Chapters of ISTRI BERCADARKU MANTAN MAFIA: Chapter 431 - Chapter 440

532 Chapters

BAB 27_ENTER!

Saat Sofia sedang larut dalam kesedihan dan harapannya yang pupus, terlihat mobil Farid masuk. Luna menatap kendaraan putranya dengan rasa bangga. Ia tak peduli dengan perasaan sedih Sofia. Ada lapisan kasih sayang dalam diri Luna untuk Sofia yang telah luntur karena ia merasa telah diragukan. Diragukan berarti mengkhianati dirinya. Harga diri mantan mafia itu begitu tinggi dan tak tertawar. "Assalamu'alaikum, Ma," salam Farid. "Waalaikumsalam warahmatullah, Anakku. Semoga Allah melimpahkan keselamatan dan rahmat-Nya padamu." "Mama Pia ...," sapa Farid memilih menundukkan bahunya menghormati Sofia. "Aku merindukanmu, Pangeranku. Kemarilah. Kemari," ujar Sofia membuka tangannya. Farid mendekat dan menerima pelukan Sofia. Wanita itu menciun kepala Farid dengan penuh kasih sayang. "Aku dengar, kau akan menikah. Aku turut senang." Farid tersenyum. "Ayo, masuklah, Mama Pia. Aku buatkan minuman spesial untukmu," tawar Farid. Sofia menggeleng. "Aku akan pergi sekarang. Urusan
last updateLast Updated : 2023-08-16
Read more

BAB 28_JANGAN GANGGU

"Aku harus cukup lama, sebab Aleksei kalau sudah tidur, diseruduk badak pun tak bangun dia," gumam Luna sendirian sembari membuka sabuk pengamannya. Benda itu wajib dia gunakan ketika berkendara. Banyak berita yang dia dengar, parahnya cidera saat terjadi kecelakaan karena tidak menggunakan sabuk pengaman. Tiba-tiba ucapan Aleksei terngiang di telinganya. *Dia akan menemukan rumah baru. Dia hanya kelelahan dan tertidur. Percayalah* "Hhhmmm ... Baiklah. Bagaimana kalau aku mempersiapkan kebutuhan Mas Yudha di tempat barunya nanti? Oke." Luna bergegas masuk dan meraih troli besar. Ia siap berbelanja banyak barang untuk suaminya. Dengan cekatan, wanita itu menuju rak-rak yang tersedia. Tangannya gesit memasukkan benda-benda penting seperti sabun mandi, deodorant, pencukur jenggot, dan banyak benda yang biasa dipakai Yudha. Dia pun tak luput memasukkan aneka frozen food juga aneka snack. 'Buah. Tentu saja tak bisa terlewatkan' batin Luna antusias. Ia merasa hatinya lebih lapang seb
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more

BAB 29_ENTAH

Sejenak kedua suami istri itu hanya saling beradu tatap dengan melewati banyak detik yang kosong. Yudha ingin kembali meraih tangan istrinya namun semua sudah terlambat. Luna bukan tipe wanita yang bisa dia tekan dan wanita itu tidak main-main dengan ucapannya. "Mau bicara apa kamu, Dek?! Dek! Berhenti!" Yudha masih belum menyerah untuk menghentikan istrinya dan Luna tak peduli. Wanita itu terus menelasak masuk menyusul Karmila. Kakinya berhenti ketika dia sudah berada di depan pintu. Melihat ke dalam, Karmila sedang menyuguhkan es jeruk. "Masuklah. Di luar banyak debu," ujar Karmila santai. Luna masuk dan diikuti oleh suaminya. "Biarkan aku bicara dengan Karmila, Mas. Tunggulah di luar," ujar Luna dingin. Ia membuka cadarnya agar jelas wajahnya tidak baik-baik saja. "Jangan halangi aku," lanjut Luna. Yudha menoleh pada Karmila yang masih berdiri di depan tiga gelas minuman berwarna orange. "Tolong jangan lakukan hal yang di luar batasan. Karena Karmila tidak ada kaitannya d
last updateLast Updated : 2023-08-17
Read more

BAB 30_BERJANJILAH

"Silahkan masuk, Nyonya," ucap pelayan muda dengan dress hitam yang lurus menutupi pangkal paha dan dadanya seperti kemben. Bella hanya tersenyum kecil lalu melangkah masuk. Sesuai permintaannya, ia menginginkan kamar kedap suara tanpa ada barang apa pun. "Apa yang seperti ini yang kau minta?" tanya Sofia. "Yah," jawab Bella sembari menoleh pelayan wanita itu menggeser pintu hingga terdengar menghentak. Bella duduk bersila dan diikuti oleh Sofia yang berusaha turun dari kursi rodanya. Bella meletakkan sebuah box kecil yang sedari tadi dia jinjing. Tak membuang waktu, wanita itu membukanya perlahan. Sofia hanya memperhatikan dengan tenang bagaimana Bella mengeluarkan sebuah suntikan dengan tabung berwarna hitam. "Kau tahu, Sofia, formula ini sangat keras. Saat ia masuk ke dalam tubuhmu, kulitmu akan mencair dan membuatmu seperti akan mati meleleh. Tapi tenanglah, setelah kau mendapatkan suntikan yang kedua, kau akan menjadi berbeda." Mendengar ucapan Bella, Sofia merasa ama
last updateLast Updated : 2023-08-18
Read more

BAB 31_DATAR

"Queen memanggilku." Aletha mendesis sembari merapikan pakaian dan wajahnya. Dia sedang menonton film di ruang pribadinya sedangkan Eldor sibuk dengan tabletnya. Pria itu sedang menggambar kerangka perhiasan. Kedua manusia itu sudah lelah berdebat dan memilih diam dengan urusan masing-masing. "Untuk apa?" tanya Eldor yang buyar konsentrasinya sejak pintu ruangan itu diketuk pelayan. "Aku tidak tahu," ujar Aletha datar. Eldor meletakkan pensil gambarnya lalu keluar menemui pelayan. "Dimana Queen sekarang?" tanya Eldor. "Di ruangan sumur hitam, Tuan." Melebar mata Eldor bersama dengan wajahnya yang tegang. "Untuk apa?" "Maaf, Tuan, kami tidak tahu." Aletha sudah siap dan berada di belakang Eldor. Ia melewati pria itu dengan santai meski raut wajahnya tak bisa dipungkiri. Wanita itu gugup. Mengingat ucapan Sofia yang mengakui dirinya telah membunuh Razoore, sampai saat ini, Aletha masih bergidik. "Aku akan menemanimu," ujar Eldor dingin. Ada sedikit keteduhan di hati A
last updateLast Updated : 2023-08-19
Read more

BAB 32_RACUN

Silsilia masih terlelap saat Pablo lebih dulu bangun. Pergumulan dengan Silsilia, membuatnya cukup kelewalahan. Ia merasa wanita di sampingnya itu memiliki energi yang cukup besar. Tapi Pablo tak mempermasalahkanya, karena dia tahu, karena urusan ini, Silsilia bertekuk lutut padanya. “Tidurlah sayang, karena kau harus segera kembali ke laboratorium itu untuk mengambil racun lagi. Lebih banyak dan lebih banyak,” bisik Pablo membelai rambut merah Silsilia. Wanita itu memang tampak sangat cantik dan menggairahkan. Seluruh tubuh Silsilia adalah gairah. Wanita itu mendapatkan kecantikan itu dari pola hidup yang sehat juga sedikit operasi yang sempurna. Silsilia lebih memilih operasi daripada menggunakan ramuan Bella, selain karena ia tahu itu sangat mengerikan, itu juga akan memiliki resiko yang besar. Ia pernah mencobanya sekali dalam dosis yang kecil dan dia tidak sanggup. Pablo mencium pipi mulus Silsilia dan baru saja pria itu menaikkan wajahnya menjauh, Silsilia menangkap tengkuk
last updateLast Updated : 2023-08-20
Read more

BAB 33_KAUKAH ITU?

"Ampuni aku, Bell!!!" Silsilia dihempaskan begitu saja di kasur. Bella sudah memborgol tangan Silsilia. Wanita itu tak berani banyak memberontak. Selain dia sadar diri sudah salah, dia juga takut tergores kuku Bella. Rupanya Bella membawanya ke sebuah hunian sepi di balik bukit. "Diam dan jangan bicara apa pun! Kau tidak hanya telah berkhianat padaku, tapi pada Zaenal! Kau mengaku dekat dan menganggapnya kakak, tapi begini balasanmu pada kami! Kurang ajar memang kau Silsilia!" Bella menendang tubuh Silsilia hingga wanita itu tersungkur di pojok dinding. "Aku ... aku hanya memgambil sedikit saja. Hanya sedikit itu, Bel!" "Memangnya sebanyak apa racun itu, hah?! Pengkhianat," umpat Bella menatap dirinya di cermin kamar itu. Dia harus segera menenangkan dirinya dan menyuntikkan formula itu lagi untuk mengembalikannya seperti semula. "Beberapa kali aku berusaha untuk berpikir kau tetap sekutuku, sahabat terbaikku sekaligus sepupu terdekat. Tapi teganya kau mengkhianatiku, Silsili
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

BAB 34_PIKIRANNYA

"Oh, apa ini nyata?!!!" Bella mengusap semua sisi yang bisa dia sentuh. "Kau sedang ingin mengatakan apa sayang?!! Ayo! Bangunlah Sayang dan bicaralah padaku!" seru Bella dengan matanya yang membuka lebar. Air matanya keluar bersama dengan senyumnya yang merekah. Bella menggosok-gosok akuarium itu. Gelembungnya semakin berkurang dan semua kembali normal. "Ooh Sayang, apa kau marah karena aku akan membunuh Silsilia?" tanya Bella dengan suara sendu. "Tidak sayang, jangan marah. Aku hanya sedang menghukumnya. Dia nakal," lanjut Bella seperti sedang berbicara dengan seseorang. Silsilia bangkit sembari memegang lehernya yang terasa sakit sekali. Rupanya ia masih punya jatah untuk tetap hidup. Bella sedikit menoleh pada Silsilia. Wanita itu melangkah mendekati tabung besar di samping akuarium. "Aku menghabiskan uangku di sini. Setiap detik kubayar untuk tetap membuat suamiku tetap seperti ini. Cukup bisa melihatnya begini, hatiku sangat damai," lirih Bella. "Aku akan terus seperti ini
last updateLast Updated : 2023-08-21
Read more

BAB 35_MULAI HARI INI

"Bell ...," lirih Silsilia tercekat. Bella langsung menolehnya lalu sedetik kemudian, ia berpaling menatap tabung besar di depannya. Tangannya menelasak seperti mencari sesuatu. Dan rupanya, tabung itu bisa dibuka. Jelaslah di mata Silsilia, ada beberapa tabung kecil yang panjang berdiri di dalamnya. Jumlahnya sekitar empat buah dan berisi cairan yang Silsilia tak ketahui. Berwarna hitam, merah, kuning dan bening, bergelembung-gelembung. Lalu ada sebuah tabung lagi yang cukup besar di samping rentetan tabung kecil panjang itu. Kelima tabung itu memiliki selang dan bersatu dengan selang besar yang terhubung pada Zaenal. Nampak ada uap-uap yang keluar dari kelima benda itu. Bella menekan sebuah tombol besar dan uap yang keluar dari kelima tabung itu seperti terhenti. Gelembung-gelembung dalam botol itu juga berhenti. Bella membuka tabung yang terbesar dan cairan hitam keluar membeludak seperti bah. Busuk baunya dan itu membuat Silsilia langsung muntah. "Kau begitu bernafsu padaku,
last updateLast Updated : 2023-08-22
Read more

BAB 36_TERKESIMA

Luna dan Aleksei menatap cairan hitam yang mereka masukkan ke dalam botol kecil. Mereka sengaja mengambil sampel cairan hitam yang banyak menetes menggenang di beberapa tempat. "Bagaimana bisa jasad manusia seperti akan mencair dan habis, Aleksei? Ini mengerikan sekali," ucap Luna berdesis heran. "Dari apa racun ini terbuar? Aku sampai rak habis pikir." Aleksei hanya mengendikkan bahunya tak memiliki jawaban. "Mari kita lihat, bagaimana jika mengenai makhluk hidup lainnya?" balas Aleksei mendekati salah satu pot bunga Luna. "Jangan! Itu bunga mahal. Awas saja!" sambut Luna melengking. "Aku akan menggantikannya 100 pot seperti ini," ujar Aleksei memincingkan mata pada Luna yang sedang melotot padanya. Tanpa ragu, Aleksei menyiram cairan itu pada bunga itu dari atas, menetes ke setiap dahan kecilnya. Beberapa menit, tak ada reaksi. Luna masuk ke dalam dan kembali membawa sebuah pisau. Ia mendekati tanaman itu lalu menggoresnya. Cairan itu masuk dalam goresan dahan itu. Dalam hi
last updateLast Updated : 2023-08-23
Read more
PREV
1
...
4243444546
...
54
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status