Mendengar seruan Martis, Reka mendongak dan menatapnya. Matanya yang biasanya penuh semangat dan keberanian, sekarang tampak kosong dan penuh kebingungan. Namun, di balik semua itu, ada secercah pengenalan."Martis...?" ia bergumam, suaranya lemah dan penuh keraguan. Martis mengangguk, mencoba menenangkan adiknya itu sebaik mungkin."Iya, aku Martis. Kamu harus tenang, Reka. Kita bisa atasi ini bersama," ucap Martis dengan lembut, berusaha menenangkan Reka. Dia merasakan panas yang menjalar dari tubuh Reka, tapi dia tetap memegang erat tangan Reka dengan berharap kehadirannya bisa membantu Reka menemukan kembali keseimbuhannya.Sementara itu, Raja Mutan bangkit dari tanah, ia mengamati situasi dengan ekspresi yang sulit dibaca. Dia tampaknya ragu, seolah-olah dia tidak yakin harus ikut campur atau tidak. Namun, melihat Martis berusaha keras untuk membantu Reka, dia akhirnya mengambil keputusan.Dia berjalan mendekati mereka, menghela napas sebelum akhirnya berbicara. "Aku akan membant
Read more