Reka yang saat ini penampilannya jauh berbeda dari sebelumnya, membuat Martis merasa sedih dan bertambah marah juga tentunya."Tidak akan pernah aku maafkan kalian semua! Kalian telah merubah Reka menjadi seperti ini!" Dan akhirnya, karena merasa tidak tahan lagi, Martis keluar dan langsung menerjang masuk ikut ke dalam pertarungan antara Reka dan Raja Mutan.Bam!Martis berhasil memukul punggung Raja Mutan dari belakang sehingga tubuh Raja Mutan terpental sangat jauh.Tapi sayangnya, setelah itu justru Martis yang kini mendapat giliran menerima satu serangan tembakan sinar laser dari Reka.Swing...!Suara sinar laser itu membesit di telinga Martis."Reka...?!" Martis tambah terkejut lagi karena menyaksikan bahwa Reka menyerangnya juga."Siapa kau?! Siapa Reka?!" Kali ini Martis mendengar suara Reka. Dan itu, terdengar sangat aneh bagi Martis."Reka, sadarlah! Ini aku! Aku adalah Martis! Kakakmu..., iya Reka! Aku Kakakmu! Aku datang untuk menyelamatkanmu." Sekuat tenaga Martis mencoba
Reka tampaknya memiliki kekuatan yang cukup kuat untuk mengguncang Raja Mutan. Sangat mengejutkan bahwa kekuatan elemen cahaya Reka bisa memperlambat teknik Regenerasi Raja Mutan.Sementara itu, Martis saat ini tengah berada dalam dilema. Dia tidak ingin melukai Reka, tapi dia juga harus melindungi dirinya sendiri. 'Apa yang harus lakukan?' gumam Martis bingung.Martis kemudian berpikir dan ia sadar bahwa ia memiliki pemahaman yang baik tentang kekuatan Reka. Dia berpikir mungkin bisa membantu Reka untuk mengendalikan dan menstabilkan kekuatannya. Ia berharap, dengan mencoba cara Ini bisa mencegah Reka merusak dirinya sendiri karena tak dapat mengendalikan kekuatan yang terlalu besar di tubuhnya."Reka...! Lihat wajahku baik-baik!""Aku tidak perduli! Kalian semua harus mati...! Aku akan memusnahkan kalian semua...! Hargh...!" Reka berteriak, ia meraung. Suara teriakan yang sangat histeris itu memberikam Martis sebuah isyarat bahwa saat ini jiwa Reka sedang menangis dan menjerit kesak
Mendengar seruan Martis, Reka mendongak dan menatapnya. Matanya yang biasanya penuh semangat dan keberanian, sekarang tampak kosong dan penuh kebingungan. Namun, di balik semua itu, ada secercah pengenalan."Martis...?" ia bergumam, suaranya lemah dan penuh keraguan. Martis mengangguk, mencoba menenangkan adiknya itu sebaik mungkin."Iya, aku Martis. Kamu harus tenang, Reka. Kita bisa atasi ini bersama," ucap Martis dengan lembut, berusaha menenangkan Reka. Dia merasakan panas yang menjalar dari tubuh Reka, tapi dia tetap memegang erat tangan Reka dengan berharap kehadirannya bisa membantu Reka menemukan kembali keseimbuhannya.Sementara itu, Raja Mutan bangkit dari tanah, ia mengamati situasi dengan ekspresi yang sulit dibaca. Dia tampaknya ragu, seolah-olah dia tidak yakin harus ikut campur atau tidak. Namun, melihat Martis berusaha keras untuk membantu Reka, dia akhirnya mengambil keputusan.Dia berjalan mendekati mereka, menghela napas sebelum akhirnya berbicara. "Aku akan membant
Raja Mutan mencoba melarikan diri, tetapi dia terjebak dalam lingkaran energi yang dibuat oleh Martis. Dia berbalik dan melihat Martis yang masih berjuang melawan Raka dari efek serum.Raja Mutan merasa terpojok. Dia tahu dia tidak bisa melarikan diri, dan dia juga tahu dia tidak bisa melawan mereka berdua. Tetapi dia juga tidak ingin menyerah begitu saja.Raja Mutan memutuskan untuk berjuang. Dia mengumpulkan semua kekuatannya, berusaha untuk memecahkan lingkaran energi yang membelenggunya. Tetapi bukan hanya itu, dia juga memutuskan untuk membantu Martis melawan Reka."Kau, dengar aku!" serunya, suaranya menggema di sekitar mereka. "Aku mungkin tidak bisa melawan Gadis yang masih terpengaruh efek serum itu, tetapi aku bisa membantu kau melawannya."Dengan itu, Raja Mutan mulai memusatkan energinya, menciptakan gelombang energi yang berfungsi untuk menstabilkan kondisi Reka. Meski awalnya ragu, Martis memutuskan untuk mempercayai Raja Mutan, berharap bahwa dia benar-benar bisa memban
Martis menatap Raja Mutan dengan tatapan tajam. "Tidak ada cara lain, Raja Mutan. Kau telah menunjukkan kepadaku sifat aslimu dan siapa sebenarnya dirimu. Kau tidak ada bedanya dengan monster yang kau pimpin."Raja Mutan tertawa terbahak-bahak, "Monster? Oh, Martis. Kau salah paham. Kami bukan monster. Kami adalah evolusi. Kami adalah masa depan!"Martis menghela napas, "Masa depan yang kau tawarkan adalah kehancuran dan kekacauan."Raja Mutan melirik Martis dengan sinis, "Oh, benarkah? Kau pikir kalian bisa melawan kami? Kami adalah Mutan, Martis. Kami lebih kuat, lebih cepat, dan lebih tangguh dari kalian. Kalian tidak akan pernah bisa mengalahkan kami."Martis berdiri tegak, menatap Raja Mutan dengan tatapan penuh keberanian. "Kamu akan melihatnya, bagaiman aku melawanmu sampai akhir. Dan aku sangat yakin kalau aku lah yang akan menjadi pemenangnya." Martis berjanji dengan suara yang penuh keberanian.Bam, bam, bam...!Setelah itu Martis benar-benar melampiaskan amarahnya kepada Ra
"Hmm, sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dengan serum tersebut," ucap Martis merenung. "Mungkin ada komponen dalam serum yang tidak sesuai dengan tubuh Raja Mutan. Atau bisa jadi reaksi itu disebabkan oleh sesuatu yang ada di dalam tubuh Raja Mutan sebelumnya?"Martis menghela nafas, merasa penasaran dan khawatir. "Tapi, yang paling penting sekarang adalah benda berpendar hijau itu. Apakah itu adalah kunci dari semua ini? Apa mungkin itu adalah inti dari Raja Mutan? Atau mungkin sisa dari serum yang belum bereaksi?" Banyak sekali pertanyaan yang ada di benak Martis."Kalau begitu baiklah, aku akan membawa ini. Aku akan bertanya kepada Dr. Aeon lebih lanjut nanti. Siapa tahu saja Dr. Aeon memiliki informasi tentang benda ini." Kemudian Martis berjalan, mengelilingi area Istana Raja Mutan.Martis berniat untuk menemukan Dr. X. Martis masih memendam amarah kepada Dr. X yang telah membuat Reka menjadi buas. Namun, saat Martis berkeliling, ia bertemu dengan banyak sekali mutan. Tapi a
Setelah Martis kembali ke markasnya, ia langsung mencari Dr. Aeon. Tak lama kemudian mereka berdua bertemu dan berbicara di ruang bawah tanah, karena perbincangan mereka ini sangat penting dan sangat rahasia."Martis, kalau menurut dari cerita yang kau katakan ini, sepertinya aku tahu sesuatu dengan benda ini," ucap Dr. Aeon sambil memperhatikan benda yang Martis berikan."Pertama, sepetinya ada konflik antara serum penetral dan sesuatu yang ada di dalam tubuh Raja Mutan. Seperti obat-obatan, serum ini memiliki komponen yang bereaksi secara negatif dengan zat tertentu dalam tubuh Raja Mutan, sehingga menyebabkan ledakan." Dr. Aeon mulai menjelaskan kepada Martis tentang apa yang ia ketahui."Kedua, serum ini tidak benar-benar dirancang untuk tubuh Raja Mutan. Jika serum ini dibuat berdasarkan pengetahuan tentang makhluk normal, mungkin tidak mempertimbangkan faktor-faktor unik yang dimiliki oleh Raja Mutan. Ini bisa menyebabkan reaksi yang tak terduga." "Ketiga, serum ini juga bukanl
"Benda itu adalah alat komunikasi kami, Martis. Dengan itu, kamu bisa berbicara dengan saya kapan saja, di mana saja," jelas Raja Orc. "Tentu saja, hanya jika kamu mau."Martis menggenggam erat alat tersebut, memperhatikan setiap detailnya. "Baiklah, Raja Orc. Saya akan menghubungi Anda jika saya sudah membuat keputusan," kata Martis dengan nada yang penuh pertimbangan.Raja Orc mengangguk, lalu berjalan pergi bersama anak buahnya. Martis memandangi mereka sampai tidak terlihat lagi, lalu melihat lagi ke arah kantong emas dan alat komunikasi yang diberikan Raja Orc.'Pertimbangan yang berat,' gumam Martis sambil memandangi langit.Martis kemudian mengajak lagi Dr. Aeon untuk memintanya sesuatu. Martis nampaknya ingin meminta Dr. Aeon meneliti lebih lanjut tentang alat komunikasi yang diberikan oleh Raja Orc. Martis tertarik karena melihat bentuknya yang aneh. Bukan hanya itu, Martis juga penasaran, apakah benda itu juga terhubung dengan satelit layaknya ponsel yang digunakan manusia?
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me