Sepertinya Martis mengalami sesuatu yang berbahaya dan tidak ingin membahayakan orang-orang di sekitarnya. Dia terkena dampak dari benda atau kekuatan yang tidak dia mengerti dan nampaknya ia tidak bisa mengendalikannya. Itu sebabnya dia meminta Reka dan yang lainnya untuk menjauh.Tak lama kemudian, tiba-tiba tubuh Martis menghilang. Tubuh Martis seperti tersedot oleh gerbang dimensi. Reka dan Roki yang melihat kejadian itu sangat panik. Akan tetapi mereka tidak dapat melakukan apapun."Sebenarnya, apa yang terjadi? Ke mana Martis pergi?" tanya Roki yang sangat bingung dan juga cemas."Apakah Kak Martis akan baik-baik saja, Ayah?" begitupun dengan Reka, ia merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan Ayahnya."Entahlah, Nak. Ayah juga tidak tau pasti. Yang jelas, kita harus segera mencari tahu. Ayo kita temui Dr. Aeon. Mungkin saja ia tahu sesuatu." Roki dan Reka langsung bergegas mencari Dr. Aeon.Tapi sayangnya, mereka berdua tidak berhasil menemukan keberadaan Dr. Aeon. Hal i
Saat tengah bertarung, Martis berpikir dan berkata dalam hatinya, 'Aku harus memikirkan apa yang terjadi pada diriku. Kenapa aku tidak dapat menggunakan kekuatan Elysium Intiku?'Sebenarnya apa yang terjadi di sini? Mungkin ada beberapa kemungkinan. Pertama, bisa jadi ada sesuatu di dalam dimensi ini yang mempengaruhi atau memblokir kekuatan Elysium Inti milik Martis. Kedua, mungkin Martis sendiri sedang mengalami masalah atau gangguan internal, seperti stres atau kelelahan, yang membuatnya tidak bisa mengakses kekuatannya. Atau bisa juga ada faktor lain yang Martis belum ketahui sampai saat ini. Apakah Martis dapat menyelesaikan masalah ini? Yang pasti, Martis tidak akan menyerah begitu saja.Boom, boom, boom!Dan akhirnya Raja Mutan kembali menyerang Martis.Dan anehnya, kenapa Raja Mutan dapat menggunakan kekuatan Elysium? 'Bukankah ini sensasi energi dari Elysium? Kenapa dia bisa menggunakannya? Dan lagi, kekuatan ini justru terasa lebih kuat dari yang sebelumnya,' gumam Martis
Reka dan Roki saling pandang, sepertinya mereka berdua tahu apa yang harus dilakukan. Mereka berdua berdiri lalu memandang semua orang di ruangan itu sebelum akhirnya Roki berbicara, "Kita harus berusaha mencari Martis. Aku akan memastikan dia kembali dengan selamat, entah dengan cara apa yang bisa aku lakukan, yang jelas aku harus berusaha."Semua orang di ruangan itu mengangguk, sepakat dengan keputusan Roki tersebut. Mereka tahu betapa pentingnya Martis bagi mereka. Dengan semangat yang Roki salurkan, mereka mulai merencanakan misi untuk pencarian Martis. Mereka sadar, waktu mereka sangat terbatas dan mereka harus bertindak cepat."Tapi sebelumnya, aku ingin memberitahu sesuatu kepada kalian," ucap kakek Martis, yang namanya adalah Martis juga."Kakek, apa itu? Katakanlah kepada kami semuanya. Aku harap, kita bisa segera menemukan Kak Martis dengan saling membantu satu sama lain. Dan lagi, aku juga sangat cemas, apakah saat ini Kak Martis baik-baik saja, atau tidak?" tanya Reka den
Raja Orc mengangguk serius dan segera mempersiapkan mantra untuk membuka gerbang dimensi. Lalu nampak seberkas cahaya hijau yang menyala dari tangannya. Cahaya itu memancar dan kemudian membentuk lingkaran di udara. Lingkaran itu adalah Gerbang dimensi yang berputar secara perlahan, lalu menunjukkan ada gambaran dunia yang berbeda di baliknya."Baiklah, gerbangnya telah terbuka. Tapi ingat, perjalanan melalui dimensi ini bisa sangat berbahaya. Kalian harus berhati-hati," Raja Orc memberikan peringatan kepada semuanya."Saya mengerti," jawab Dr. Aeon, menatap gerbang dimensi itu dengan serius di wajahnya. "Kita harus segera membawa Martis dan membawanya pulang," ujar Dr. Aeon.Mereka semua kemudian berjalan menuju gerbang dimensi itu dan bersiap untuk menghadapi Raja Mutan yang saat ini ada di dimensi lain. Mereka tidak tahu apa yang akan terjadi pada mereka di sana, tetapi mereka sudah bertekad bahwa saat ini waktunya bagi mereka untuk membalas budi Martis yang selalu berjuang melindu
Saat ini situasinya semakin tegang. Kakek Martis, Reka, dan Roki tampaknya berada dalam situasi yang sulit. Suara kepakan sayap serangga-serangga itu memang terdengar sangat menakutkan, terutama dengan suara kaki-kaki tajam mereka yang saling beradu. Suaranya terdengar seperti ada dua pedang yang saling digesekkan. Tapi mereka semua tetap berpikir positif dan percaya pada kekuatan mereka sendiri, dan sangat yakin bahwa mereka sanggup melawan para serangga itu."Aku punya ide," ucap Roki. Lalu ia melanjutkan, "Kita harus mencari kelemahan serangga-serangga itu dan mencari cara untuk memecah mereka menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Bagaimana kalau kita mencoba untuk mencari tempat yang lebih tinggi? Serangga-serangga itu mungkin akan kesulitan untuk mengejar mereka.""Sepertinya bukan ide yang buruk, ayo kita lakukan." Kakek Martis dan yang lainnya nampak setuju dengan ide yang Roki berikan.Beberapa puluh menit kemudian, dengan usaha mereka yang gigih dan saling bekerja sama,
"Kau benar, Kakek," sahut Reka dengan serius, "Kita harus siap menghadapi Raja Mutan, tidak perduli bahaya apa pun yang akan kita hadapi."Dan Roki, yang selalu bersemangat, mengepalkan tinjunya. "Tidak ada yang perlu kita takuti selama kita bersama-sama. Kita akan melindungi satu sama lain kita pasti akan berhasil mengalahkan Raja Mutan!"Dr. Aeon pun mengangguk setuju, "Kita semua memiliki kekuatan dan kemampuan masing-masing yang beragam. Dengan bekerja sama dan bersatu, aku yakin kita pasti bisa mengalahkan Raja Mutan. Yah..., itu pasti!"Mereka semua merasa semangat yang meluap-luap dan siap menghadapi tantangan yaitu melawan Raja Mutan. Lalu mereka lanjut berjalan melewati gerbang dimensi, memasuki dunia yang baru dan penuh dengan misteri."Ayo, teman-teman," ucap Reka sambil tersenyum, "Mari kita hadapi ini bersama-sama! Untuk Kak Martis, untuk dunia kita, dan untuk masa depan yang lebih baik!"Dan dengan semangat yang membara, mereka melanjutkan perjalanan mereka.Tak lama kemu
"Saya setuju, Raja Orc," jawab Martis yang berusaha mengatur nafasnya. "Kita semua harus bekerja sama. Tidak ada cara lain. Aku yakin kita bisa melakukannya jika kita semua bersatu."Lalu, Martis menoleh ke arah kakeknya yang sedang menghalau Raja Mutan berteriak kepadanya. "Bagaimana menurutmu, Kakek? Apa kamu punya ide lain?"Martis tahu bahwa situasi ini sulit dan berbahaya, tetapi Martis yakin bahwa mereka semua bisa melalui ini bersama. Mereka hanya perlu percaya satu sama lain dan bekerja keras. Mereka semua punya kekuatan dan keahlian masing-masing, dan jika mereka menggabungkannya, Martis merasa yakin bahwa mereka pasti bisa mengalahkan Raja Mutan."Tapi semuanya, sepertinya ada beberapa hal yang perlu kita persiapkan sebelum menghadapi Raja Mutan. Pertama, kita perlu memastikan bahwa kita semua dalam kondisi terbaik kita, baik secara fisik maupun mental. Kedua, kita perlu memahami kemampuan kita masing-masing dengan baik. Ketiga, kita perlu merencanakan strategi kita dengan ha
"Ya, Dr. Aeon, penjelasanmu masuk akal. Kita memang harus memperhatikan lawan kita dengan seksama dan mencoba merasakan perubahan dalam perilaku dan juga pola mereka," jawab Martis dengan serius. Dia menatap lurus ke mata Dr. Aeon, dan itu menunjukkan keseriusannya. "Tapi kita juga harus memperhatikan kondisi kita sendiri. Kita harus menjaga stamina dan moral kita. Kita tidak boleh terlalu fokus pada lawan hingga melupakan diri kita sendiri."Sementara itu, Raja Orc tampak sedikit terkejut dengan pernyataan Martis. "Martis, kamu benar. Saya tidak pernah berpikir tentang hal itu sebelumnya," ujarnya dengan suara rendah. Dia tampak sedikit merenung, memikirkan kata-kata Martis.Dr. Aeon tersenyum, "Itulah mengapa kamu dipilih untuk menjadi pemimpin, Martis. Kamu memiliki pemikiran yang jernih dan logis. Saya yakin kita bisa menang dalam pertempuran ini."Kemudian, pertempuran dimulai dengan suara keras dari Raja Orc, "Kita akan menyerang Raja Mutan dari dua sisi. Martis, kamu berada di
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me