Mendengar seruan Martis, Reka mendongak dan menatapnya. Matanya yang biasanya penuh semangat dan keberanian, sekarang tampak kosong dan penuh kebingungan. Namun, di balik semua itu, ada secercah pengenalan."Martis...?" ia bergumam, suaranya lemah dan penuh keraguan. Martis mengangguk, mencoba menenangkan adiknya itu sebaik mungkin."Iya, aku Martis. Kamu harus tenang, Reka. Kita bisa atasi ini bersama," ucap Martis dengan lembut, berusaha menenangkan Reka. Dia merasakan panas yang menjalar dari tubuh Reka, tapi dia tetap memegang erat tangan Reka dengan berharap kehadirannya bisa membantu Reka menemukan kembali keseimbuhannya.Sementara itu, Raja Mutan bangkit dari tanah, ia mengamati situasi dengan ekspresi yang sulit dibaca. Dia tampaknya ragu, seolah-olah dia tidak yakin harus ikut campur atau tidak. Namun, melihat Martis berusaha keras untuk membantu Reka, dia akhirnya mengambil keputusan.Dia berjalan mendekati mereka, menghela napas sebelum akhirnya berbicara. "Aku akan membant
Raja Mutan mencoba melarikan diri, tetapi dia terjebak dalam lingkaran energi yang dibuat oleh Martis. Dia berbalik dan melihat Martis yang masih berjuang melawan Raka dari efek serum.Raja Mutan merasa terpojok. Dia tahu dia tidak bisa melarikan diri, dan dia juga tahu dia tidak bisa melawan mereka berdua. Tetapi dia juga tidak ingin menyerah begitu saja.Raja Mutan memutuskan untuk berjuang. Dia mengumpulkan semua kekuatannya, berusaha untuk memecahkan lingkaran energi yang membelenggunya. Tetapi bukan hanya itu, dia juga memutuskan untuk membantu Martis melawan Reka."Kau, dengar aku!" serunya, suaranya menggema di sekitar mereka. "Aku mungkin tidak bisa melawan Gadis yang masih terpengaruh efek serum itu, tetapi aku bisa membantu kau melawannya."Dengan itu, Raja Mutan mulai memusatkan energinya, menciptakan gelombang energi yang berfungsi untuk menstabilkan kondisi Reka. Meski awalnya ragu, Martis memutuskan untuk mempercayai Raja Mutan, berharap bahwa dia benar-benar bisa memban
Martis menatap Raja Mutan dengan tatapan tajam. "Tidak ada cara lain, Raja Mutan. Kau telah menunjukkan kepadaku sifat aslimu dan siapa sebenarnya dirimu. Kau tidak ada bedanya dengan monster yang kau pimpin."Raja Mutan tertawa terbahak-bahak, "Monster? Oh, Martis. Kau salah paham. Kami bukan monster. Kami adalah evolusi. Kami adalah masa depan!"Martis menghela napas, "Masa depan yang kau tawarkan adalah kehancuran dan kekacauan."Raja Mutan melirik Martis dengan sinis, "Oh, benarkah? Kau pikir kalian bisa melawan kami? Kami adalah Mutan, Martis. Kami lebih kuat, lebih cepat, dan lebih tangguh dari kalian. Kalian tidak akan pernah bisa mengalahkan kami."Martis berdiri tegak, menatap Raja Mutan dengan tatapan penuh keberanian. "Kamu akan melihatnya, bagaiman aku melawanmu sampai akhir. Dan aku sangat yakin kalau aku lah yang akan menjadi pemenangnya." Martis berjanji dengan suara yang penuh keberanian.Bam, bam, bam...!Setelah itu Martis benar-benar melampiaskan amarahnya kepada Ra
"Hmm, sepertinya ada sesuatu yang tidak beres dengan serum tersebut," ucap Martis merenung. "Mungkin ada komponen dalam serum yang tidak sesuai dengan tubuh Raja Mutan. Atau bisa jadi reaksi itu disebabkan oleh sesuatu yang ada di dalam tubuh Raja Mutan sebelumnya?"Martis menghela nafas, merasa penasaran dan khawatir. "Tapi, yang paling penting sekarang adalah benda berpendar hijau itu. Apakah itu adalah kunci dari semua ini? Apa mungkin itu adalah inti dari Raja Mutan? Atau mungkin sisa dari serum yang belum bereaksi?" Banyak sekali pertanyaan yang ada di benak Martis."Kalau begitu baiklah, aku akan membawa ini. Aku akan bertanya kepada Dr. Aeon lebih lanjut nanti. Siapa tahu saja Dr. Aeon memiliki informasi tentang benda ini." Kemudian Martis berjalan, mengelilingi area Istana Raja Mutan.Martis berniat untuk menemukan Dr. X. Martis masih memendam amarah kepada Dr. X yang telah membuat Reka menjadi buas. Namun, saat Martis berkeliling, ia bertemu dengan banyak sekali mutan. Tapi a
Setelah Martis kembali ke markasnya, ia langsung mencari Dr. Aeon. Tak lama kemudian mereka berdua bertemu dan berbicara di ruang bawah tanah, karena perbincangan mereka ini sangat penting dan sangat rahasia."Martis, kalau menurut dari cerita yang kau katakan ini, sepertinya aku tahu sesuatu dengan benda ini," ucap Dr. Aeon sambil memperhatikan benda yang Martis berikan."Pertama, sepetinya ada konflik antara serum penetral dan sesuatu yang ada di dalam tubuh Raja Mutan. Seperti obat-obatan, serum ini memiliki komponen yang bereaksi secara negatif dengan zat tertentu dalam tubuh Raja Mutan, sehingga menyebabkan ledakan." Dr. Aeon mulai menjelaskan kepada Martis tentang apa yang ia ketahui."Kedua, serum ini tidak benar-benar dirancang untuk tubuh Raja Mutan. Jika serum ini dibuat berdasarkan pengetahuan tentang makhluk normal, mungkin tidak mempertimbangkan faktor-faktor unik yang dimiliki oleh Raja Mutan. Ini bisa menyebabkan reaksi yang tak terduga." "Ketiga, serum ini juga bukanl
"Benda itu adalah alat komunikasi kami, Martis. Dengan itu, kamu bisa berbicara dengan saya kapan saja, di mana saja," jelas Raja Orc. "Tentu saja, hanya jika kamu mau."Martis menggenggam erat alat tersebut, memperhatikan setiap detailnya. "Baiklah, Raja Orc. Saya akan menghubungi Anda jika saya sudah membuat keputusan," kata Martis dengan nada yang penuh pertimbangan.Raja Orc mengangguk, lalu berjalan pergi bersama anak buahnya. Martis memandangi mereka sampai tidak terlihat lagi, lalu melihat lagi ke arah kantong emas dan alat komunikasi yang diberikan Raja Orc.'Pertimbangan yang berat,' gumam Martis sambil memandangi langit.Martis kemudian mengajak lagi Dr. Aeon untuk memintanya sesuatu. Martis nampaknya ingin meminta Dr. Aeon meneliti lebih lanjut tentang alat komunikasi yang diberikan oleh Raja Orc. Martis tertarik karena melihat bentuknya yang aneh. Bukan hanya itu, Martis juga penasaran, apakah benda itu juga terhubung dengan satelit layaknya ponsel yang digunakan manusia?
Sepertinya Martis mengalami sesuatu yang berbahaya dan tidak ingin membahayakan orang-orang di sekitarnya. Dia terkena dampak dari benda atau kekuatan yang tidak dia mengerti dan nampaknya ia tidak bisa mengendalikannya. Itu sebabnya dia meminta Reka dan yang lainnya untuk menjauh.Tak lama kemudian, tiba-tiba tubuh Martis menghilang. Tubuh Martis seperti tersedot oleh gerbang dimensi. Reka dan Roki yang melihat kejadian itu sangat panik. Akan tetapi mereka tidak dapat melakukan apapun."Sebenarnya, apa yang terjadi? Ke mana Martis pergi?" tanya Roki yang sangat bingung dan juga cemas."Apakah Kak Martis akan baik-baik saja, Ayah?" begitupun dengan Reka, ia merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan Ayahnya."Entahlah, Nak. Ayah juga tidak tau pasti. Yang jelas, kita harus segera mencari tahu. Ayo kita temui Dr. Aeon. Mungkin saja ia tahu sesuatu." Roki dan Reka langsung bergegas mencari Dr. Aeon.Tapi sayangnya, mereka berdua tidak berhasil menemukan keberadaan Dr. Aeon. Hal i
Saat tengah bertarung, Martis berpikir dan berkata dalam hatinya, 'Aku harus memikirkan apa yang terjadi pada diriku. Kenapa aku tidak dapat menggunakan kekuatan Elysium Intiku?'Sebenarnya apa yang terjadi di sini? Mungkin ada beberapa kemungkinan. Pertama, bisa jadi ada sesuatu di dalam dimensi ini yang mempengaruhi atau memblokir kekuatan Elysium Inti milik Martis. Kedua, mungkin Martis sendiri sedang mengalami masalah atau gangguan internal, seperti stres atau kelelahan, yang membuatnya tidak bisa mengakses kekuatannya. Atau bisa juga ada faktor lain yang Martis belum ketahui sampai saat ini. Apakah Martis dapat menyelesaikan masalah ini? Yang pasti, Martis tidak akan menyerah begitu saja.Boom, boom, boom!Dan akhirnya Raja Mutan kembali menyerang Martis.Dan anehnya, kenapa Raja Mutan dapat menggunakan kekuatan Elysium? 'Bukankah ini sensasi energi dari Elysium? Kenapa dia bisa menggunakannya? Dan lagi, kekuatan ini justru terasa lebih kuat dari yang sebelumnya,' gumam Martis
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang