Part 93Mendekati Viyo"Mama, Om penunjuk jalan baik ya," ucap Viyo sebelum tidur. Silvi sedikit terkejut dengan pertanyaan anaknya itu, tak biasanya memuji seseorang. "Iya," jawab Silvi sambil tersenyum. Dalam hati ia bergumam, "Mungkinkah bisa dia menjadi ayahmu, Nak, ah tidak tidak, itu adalah hal yang tidak mungkin, Aku tidak akan menghianati cinta sejatiku.""Mama, kalau Papa baru aku kayak gimana ya wajahnya? apa sama dengan wajah Papa yang sekarang sudah di surga?" Tanya Viyo lagi. "Emangnya Viyo mau Papa baru gitu?" Silvi bertanya balik kepada anaknya. "Mau, mau, tapi harus baik kayak om penunjuk jalan ya, Mama," jawab Viyo tersenyum. "Tereret teteet, tereret teteet," suara ponsel Silvi berbunyi, pertanda ada video call yang masuk. "Nenek?" Ucap Silvi spontan setelah melihat layar ponselnya."Hai Nenek," ucap Viyo gembira. "Assalamualaikum cucu nenek! Apa kabarnya? Tadi sekolah enggak?" Tanya Bu Teti di tanah suci. "Sekolah nenek, tadi itu aku kesasar tapi ada yang nolo
Baca selengkapnya