Home / Pernikahan / Istri Bayangan / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Istri Bayangan: Chapter 101 - Chapter 110

141 Chapters

Ustad Faisal

Part 101Ustad FaisalPov AuthorSaat Silvi masuk ke kamar Azam Silvi sudah mengira bahwa kamarnya pasti senyaman hotel-hotel bintang 5, karena ruangan sebelumnya saja kemewahannya sudah tak bisa di gambarkan dengan kata-kata. Dan benar saja kamar Azam benar-benar rapi dan wangi, ranjang lebar berlapiskan bad cover putih dilengkapi dengan dua bantal yang menggembung dan satu guling menyelonjor di atas kasur itu, pun lampu malam juga terpajang di sebelah kiri ranjang mewah itu. “Wah, ini bukan kamar, ini hotel.” kata Silvi dalam hati. Azam kemudian berjalan duduk di atas ranjang empuk itu kemudian berbaring.“Kepalaku masih pusing, Vi. Apa benar kau...,” ucap Azam terputus. Silvi membetulkan posisi bantalnya, “Jangan memikirkan apa-apa dulu! istirahatlah saja, kau belum pulih betul.” Seru Silvi. Azam tersenyum, ia berbaring dengan nyaman di ranjang itu. Cemilan dan minuman tersedia di meja kecil dekat ranjang itu. “Maaf, aku gak bisa lama-lama, aku harus pulang, Viyo menungguku.
Read more

Isteri Soleha

Part 102Istri Soleha“Apa yang hendak di tanyakan? saya jadi penasaran,” Tanya ustad Faisal tersenyum.“Begini, sebenarnya kalau ada seorang istri yang sangat mencintai laki-laki lain selain tunangannya atau suaminya, apakah itu dosa tidak pak ustad?” Tanya Azam.Ustad Faisal tersenyum keheranan menatap wajah Azam.“Tapi istri tersebut sangat taat kepada suaminya, hanya saja dia tidak bisa melupakan cinta pertamanya,” Lanjut Azam. "Wah, Azam sudah mulai mikirin istri nih, jangan-jangan kamu mau nikah ya?" Goda Ustad Faisal. "Tidak ustad, Aku hanya ingin tahu aja kira-kira kalau kasusnya gitu gimana tuh?" Tanya Azam sambil tersenyum. "Jadi gini ya Azam sebelum kita memperistri seorang wanita kita harus tahu dulu nih seluk beluk wanita itu, jangan sembarangan milih istri," ujar Ustad Faisal dengan kedua tangannya bergaya sedang ceramah.“Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya, ‘Wanita dinikahi karena empat hal yakni karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Ma
Read more

Mimpi jadi Kenyataan

Mimpi Jadi KenyataanMatanya sangat mengantuk, Azam meneruskan tidurnya berbantal yang empuk, Azam belum menyadari mala mini Putri yang dulu pernah menjadi wanita yang sangat ia cintai datang dalam mimpinya. Ia kembali terlelap dalam tidurnya.Pagi ini Azam bangun agak terlambat, adzan subuh yang berkumandang tidak terdengar di telinganya. Sehingga itu membuat dia salat di rumah, terbayang dalam mimpinya wajah kedua wanita yang sempat menghiasi hidupnya. Silvi dan Putri.Dalam akhir salat nya dia berdo’a untuk kedua wanita tersebut, Putri dan Silvi. "Ya Rabb, sehatkanlah mereka berdua, jika mereka dalam kesulitan permudahkanlah segala urusannya. Amin." Ucap Azam dalam doanya pagi ini. Setelah itu dia langsung membersihkan dirinya dan bersiap untuk berangkat ke sekolah seperti biasanya. Sebelum berangkat ia sempatkan menengok meja makan yang biasa dia sarapan bersama ibunya. "Mah, kartu undangan dari siapa ini?" Tanya Azam heran.Ibunya yang masih di dapur itu menjawab pertanyaan A
Read more

Ajakan Azam

Azam kembali di ruang guru usai berjalan-jalan mengelilingi kelas, bel berbunyi masih 15 menit lagi, setiap ada yang datang ke ruang guru bergantian maka senyumnya ia lontarkan sebagai tanda sapa, senyum di bibir manisnya berhiaskan anggukan sopan berkharisma membuat para guru-guru yang baru datang itu ikut menggoreskan senyum di bibir mereka. Setelah senyum Azam terbalaskan dan guru yang datang duduk di posisi masing-masing, Azam melihat ada satu buah bangku yang masih kosong, "Apa ini mejanya ibu Sofi?" Tanya Azzam kepada guru yang jadwalnya agak siang dan masih berada di ruangan itu. "Oh, betul pak, itu bedanya bu Sofi hari ini dia sakit dan tidak bisa masuk kelas saya yang akan menggantikannya setelah pelajaran PAI selesai pak," jawab Bu Irma. "Oh , Bu Sofi sakit, bagus bu Irma, saya merasa lega karena guru-guru saling membantu dan saling mengandalkan semoga kerjasama kita tetap terjalin ya!" Ucap Azam tersenyum. Bu Irma pun mengangguk dan membalas senyum dari Kepala Sekolah
Read more

Curhat

Part 105 Curhat Sementara itu sudah beberapa hari ini Silvi tidak menampakkan dirinya di sekolah, bukannya ia tidak mau bertemu dengan Azam tetapi hati nuraninya merasa bahwa dia harus jaga jarak dengan Azam, karena laki-laki itu belum halal baginya. Biasanya dia menjemput Viyo menunggu di gerbang sekolah tetapi kali ini Silvi menunggu di warung yang agak jauh dari gerbang sekolah namun warung itu pasti dilalui oleh semua, terlihat Ema pun sama-sama menjemput anaknya karena belum pada pulang maka Ema pun duduk di samping Silvi. "Gimana kabar kamu sama Azam? tanya Ema.“Insya Allah nanti kalau ibu pulang dari tanah suci semuanya akan lebih jelas, untuk saat ini entah kenapa aku terus mengingat Yogi. Menurut kamu apa dia mengizinkanku untuk memiliki pasangan lagi, atau mungkin dia marah karena aku berpaling dari cintanya?” tanya Silvi ragu-ragu. Silvi yang biasanya mantap hatinya dan teguh pendiriannya kali ini merasa goyah. Obrolan kedua sahabat itu masih berlangsung, mereka menikm
Read more

Teringat Yogi

Part 106Teringat Yogi Silvi termenung, terbayang wajah Yogi saat masih bersamanya dulu. "Mas, besok kamu libur nggak?" Tanya Silvi. Entah kenapa malam intu dia ingin pergi berlibur bersama suami dan anaknya. "Nggak, emang kenapa gitu?" Tanya Yogi. "Hmmm, kita piknik yuk, Mas! Kita kan udah lama nggak berpergian bareng keluarga," ajak Silvi sambil memelas. "Besok tuh sebenarnya aku ada rapat sih, tapi nggak apa-apa juga kalau aku izin dulu besok demi Viyo," Ujar Yogi. "Asyiiiik, Yess, makasi, Mas," ucap Silvi girang. "Tos dulu dong!" Silvi mengangkat kedua tangannya menghadap ke Viyo putranya. Secara spontan Viyo pun membalas tangan Silvi yang siap untuk Tos itu. Yogi tersenyum melihat kedua insan di depannya itu sangat bahagia. Dua orang yang sangat ia sayangi dalam hidupnya itu adalah istrinya, Silvi, dan putranya, Viyo.Yogi meraih ponselnya, dia menekan satu nomor, kemudian dia bicara di telepon dengan nada santai. "Halo Pak, sepertinya saya tidak bisa hadir di acara r
Read more

Kepulangan Ayah Ibu

part 107Kepulangan Ayah Ibu"Vi, Bapak dan Ibu sudah sampai ke Indonesia." Ucap Bu Teti dalam panggilan telepon. Silvi dengan Sigap menjawabnya, "Alhamdulillah, Bapak Ibu sudah selamat sampai Indonesia. kira-kira sampai ke sini jam berapa ya bu?" tanya Silvi. "Perjalanan 5 jam, apa di sana sudah siap? kamu sudah melaksanakan apa yang ibu amanatkan, kan?" tanya bu Teti. "Sudah Bu, Jangan khawatir! Semoga selamat sampai pulang mari," uacap Silvi. "Amin," jawab bu Teti. Silvi dengan segera mengakhiri panggilan itu. Selama bu Teti dan Pak Rahmat pergi ke tanah suci, mereka memberikan kepercayaan kepada Silvi untuk mengurus rumah dan menghandle segala aktivitas yang biasanya dilakukan oleh Pak Rahmat dan bu Teti. termasuk mempersiapkan oleh-oleh tanah suci untuk di bagikan kepada para warga di sekitar rumahnya. Hal itu dilaksanakan Silvi dengan baik, sehari sebelum kepulangan orang tuanya itu, Silvi sudah selesai packing semua oleh-oleh dan siap dibagikan begitu ayah dan ibunya tiba
Read more

Penyambutan

Part 108Penyambutan "Bapak," seru Silvi Seraya memeluk ayahnya. Rasa rindunya kini sudah terobati air mata yang sejak tadi mengalir terus saja membasahi pipi hingga pelukannya berbaur dengan do'a sang ayah untuk putrinya. "Ya Allah di makam yang mulia ini, di waktu yang mulia ini, aku mohon kepadamu, ya Allah, berikanlah kebahagiaan kepada putriku, berikanlah dia jodoh yang akan membawanya ke SurgaMu ya Allah, janganlah kau cabut nyawaku sebelum aku melihat putriku bahagia, mudahkanlah rezekinya Mudahkanlah segala urusannya jadikanlah dia kamu engkau setelah aku ya Allah yang bisa menunaikan ibadah haji memenuhi panggilan ke tanah suci, amiiin ya allah ya robbal alamin," Ucap pak Rahmat dengan berlinang air mata. "Amiin, Amin Amin ya Allah amin ya Allah ya Rabbal Alamin," jawab Silvi pun dengan deraian Air Mata menderas Di pipi. bu Teti yang melihat mereka itu segera menghampiri dan ikut memeluk Silvi yang sejak tadi menggandeng tangan Viyo. "Cucu nenek yang ganteng udah gede, ne
Read more

Pengajian Pertama

Part 109Pengajian pertama "Terimakasih Nak, semoga kau jadi istri soleha ahli syurga," Ucap Rahmat seraya mencium kening Silvi.Malam itu adalah malam terindah bagi Silvi karena untuk pertama kalinya dia merasa menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya, walaupun selama ini dia tidak pernah melanggar perintah ayah dan ibunya namun Ibu Teti membebaskan dirinya untuk memilih cintanya sendiri, namun pilihannya membuat dia merasa bersalah karena rumah tangga yang pertamanya gagal di tengah jalan. Silvi tidak mau mengulang kesalahannya kembali, kali ini dia benar-benar menerima sosok laki-laki yang menjadi pilihan orang tuanya, dia ikhlas dia berjanji akan menjadi istri yang baik untuk suami barunya nanti.Keesokan harinya kebetulan di masjid depan rumah Bu Teti adalah jadwal pengajian ibu-ibu mingguan, rasanya bu Teti merasa sudah sangat rindu dengan suasana pengajian bersama teman-teman ibu-ibu Sekampung. Lantunan ayat suci Alquran dibacakan bersama-sama begitupun dengan lan
Read more

perjalanan Ibadah

Part 110Perjalanan IbadahBu Teti pulang dari masjid, ia melihat putrinya sedang duduk berdua di ruang keluarga. Silvi asik menonton TV dengan putranya sedangkan Pak Rahmat terlihat sedang melamun, dia membayangkan pengalaman perjalanan ibadah haji yang baru-baru ini ia lalui. saat itu Pak Rahmat melangkah dengan hati yang penuh harap. Dia telah menabung selama bertahun-tahun untuk mewujudkan impian seumur hidupnya, yaitu mengunjungi Masjidil Haram di Makkah. Hari itu adalah hari yang ditunggu-tunggu, di mana dia akan menginjakkan kaki di tempat suci tersebut. Ibu Teti, istrinya, juga bergabung dengannya dalam perjalanan ini."Akhirnya kita sampai di sini, bu," Ucap Pak Rahmat antusias saat melihat Ka'bah di depan mata, "Rasanya luar biasa!" lanjut Pak Rahmat. Ibu Teti tersenyum bahagia. "Betul sekali, Pak, Inilah saat yang kita nantikan. Marilah kita memanjatkan do'a untuk keberkahan perjalanan ini." jawab Bu Teti sambil mengangkat kedua tengannya menengadah ke langit. Keduanya b
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status