Beranda / Pernikahan / Istri Bayangan / Bab 71 - Bab 80

Semua Bab Istri Bayangan: Bab 71 - Bab 80

141 Bab

Kembalinya Cinta Monyet 2

Part 71Kembalinya Cinta Monyet 2 Hatinya berdebar-debar, kini Andri tahu Silvi dan dirinya sama-sama single, Ada rasa bahagia yang hadir tanpa disadari, rasa cinta yang dulu pernah membara di waktu muda kembali datang menyelinap dalam hati. Sebuah harapan datang dalam hatinya berharap bisa bersatu kembali dengan cinta pertamanya cinta yang dulu dianggap Cinta Monyet kini berubah menjadi berbeda, terasa bermakna dan mulai mendalam. “Makasih ya, Ma, informasinya.” ucap Andri sambil tersenyum-senyum sendiri. “Udah, gitu aja? Kirain mau ngapain.” Jawab Ema Seraya kembali membawa kkeranjang memetik pucuk daun singkong.“Aku curiga, sepertinya Andri benar-benar menyukai Silvi lagi. Apalagi dengar-dengar dia sudah bercerai dengan istrinya, wah…, itu sangat mencurigakan.” Bisik Ema pelan.Berjuta pertanyaan menjalar memenuhi pikiran Ema. "Eh, Ma, gimana kalau kamu tolongin aku, cari tahu sebenarnya Silvi suka sama aku nggak sih?” Tanya Andri. “Ada
Baca selengkapnya

Pribadi Andri

Part 72Pribadi Andri“Kenapa sih kamu malah ketawa?” Tanya Ema. “Hahaha, nggak, lucu aja,” jawab Silvi Dia sama sekali tidak berminat dan tidak tertarik dengan Andri, karena kini dia sudah tahu akhlaq seorang Andri. Berbeda dengan dahuli saat dia masih polos, Silvi sangat terpesona dengan ketampanan Andri tanpa tahu bagaimana perangainya. “Lucu apanya?” Tanya Ema. “Ya, aku akui dulu aku sangat menyukai Andri sebelum tahu pribadinya itu kek gimna, Ma, tapi suatu hari aku pernah ngintip saat Andri berduaan dengan si Siti, masih ingat kan Siti anaknya pak Maman yang dulu pernah jadi pacarnya Andri?” Tanya Silvi. “Inget laah,” timpal Ema.“Nah aku pernah ngintip lho di madarasah waktu semua orang udah pada pulang ngaji, mereka tuh anu…,” silvi tiba-tiba berhenti bicara. “Anu apa? Bikin penasaran aja,” Tanya Ema. “Lagi kissing, Ma, ya Allah, dari situ aku ilfil banget sama Andri. Bisa-bisanya dia tidak mengindahkan ajarn guru ngaji kita, itu kan sama saja dengan menodai kehormatan
Baca selengkapnya

Hari Pertama Sekolah

Part 73 Hari Pertama SekolahBegitulah keseharian Silvi, menetap di rumah ibunya bersama dengan Viyo, membantu pekerjaan rumah dan lain-lain. Dia belum berminat untuk melamar kerja lagi meskipun dia adalah lulusan Universitas jurusan keguruan, 2 tahun berlalu Viyo kini sudah berusia 6 tahun. Dia jarang bertemu dengan ayahnya, paling sebulan sekali, itupun kalau Yogi sempat mampir ke rumah Bu Teti, tapi Viyo tidak pernah mau ikut bersama ayahnya walaupun begitu Yogi tetap bertanggung jawab membiayai segala keperluan Vio setiap bulannya.Trililil... Satu pesan masuk berupa foto transferan dari Yogi. [Ini untuk biaya sekolah Viyo masuk SD, kalau ada keperluan yang lain di WA aja, nanti aku transfer] pesan dari Yogi[Ya, Terima kasih.] balas Silvi. Sesingkat itu, Silvi tak terlalu banyak berhubungan dengan Yog, meski via WA. Hanya seputar itu saja Silvi berhubungan dengan Yogi, mantan suaminya. Selama 3 tahun berpisah dengannya sudah banyak pria yan
Baca selengkapnya

Keanehan

Prt 74Keanehan “Tidak ya Allah, tolong jangan sekarang!” rintih Silvi memeluk ponselnya.“Anakku masih membutuhkan ayahnya, aku belum siap melihat anakku menjadi seorang yatim,” bisik Silvi, air matanya tak terbendung mengalir deras di pipinya yang mulus itu.“Dek kamu masih di sana kan?” tanya Yogi saat Silvi termenung membayangkan hal-hal yang tidak diinginkan.“Halo, Dek kamu dengar aku?” suara Yogi agak meninggi kali ini. “Oh maaf, Mas. Jadi gimana, Mas? tanya Silvi menyukai air matanya.“Aku titip Viyo ya. Jangan sampai dia kekurangan kasih sayang,” ucap Yogi suaranya menjadi serak kini.“Ada apa, Mas? Kamu jangan nakut-nakutin, emangnya kamu mau ke mana?” pertanyaan Silvi tidak dihiraukan. “Pokoknya maafin Mas ya, tolong kamu ikhlaskan Mas, ikhlaskan kalau Mas sering sekali berbuat salah sampai-sampai menyakiti hati kamu!” tutur Yogi. “Tunggu-tunggu, Mas, Tolong jelaskan kepadaku, Ada apa ini Mas? Kenapa kamu minta maaf? Jujurlah! Paksa Silvi.“Maafkan aku, dek! aku tutup
Baca selengkapnya

Pertemuan

Part 75 Pertemuan Silvi menunduk, dia tak berani menatap wajah Yogi meskipun Yogi mengenakan masker, karena saat ini statusnya bukan lagi suami istri tetapi kini Yogi bukanlah mahramnya, haram baginya menatap Yogi apa lagi di sertai dengan hasrat. Viyo mendekat erat di belakang tubuh Silvi, seolah-olah takut dengan orang yang baru saja dia temui. Pakaian Yogi membuat Viyo tidak mengenalinya, dan nyaris takut kepadanya. "Viyo Apa kabar, saying? ini papa,” sapa Yogi seraya mendekati Viyo hendak memeluknya. Namun Viyo malah memegang erat tangan ibunya dan menghindari sambutan dari ayahnya.“Mama…,” ucap Viyo seperti ketakutan. Silvi terduduk menatap putranya itu. “Viyo saying, itu papa. Masih inget kan?” bujuk Silvi seraya mengelus pipi Viyo.Viyo malah memeluk Silvi dia tidak mau mendekati Yogi, kini Yogi terasa asing setelah 3 tahun berpisah dari putranya. Silvi berdiri dengan menggendong Viyo. “Sepertinya masker itu membuat Viyo takut, Mas,” ucap Silvi. “Oh,” timpal Yogi seraya
Baca selengkapnya

Tertular

Part 76Tertular “Kalau kamu tidak mau menjawabnya tak usah dijawab, dek. Aku tidak mau memberimu beban lagi, cukup kau yang tahu kenapa alasannya, aku tidak berhak tahu karena aku sadari sekarang bukan siapa-siapamu lagi, dek ucap Yogi. Sejenak suasana hening tanpa pembicaraan, Viyo masih saja memeluk ibunya, Yogi memutar otaknya untuk memulai perbincangan menyampaikan maksud di balik pertemuan itu, ada keraguan yang menyelinap dalam hati Yogi, tetapi ini harus disampaikan, Silvi harus tahu. “Dek, kira-kira kapan ya kamu waktunya luang?” tanya Yogi hati-hati. “Emangnya kenapa gitu?” Silvi malah balik bertanya. “Sebenarnya ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu, Dek.” Balas Yogi. “Apa, Mas? mudah-mudahan kabar baik ya,” tanya Silvi.“Mmm, anu...,” kata-kata Yogi terputus.“Dokterku memintamu datang ke rumah sakit dan kamu diminta untuk melakukan serangkaian pemeriksaan, Dek.” ucap Yogi pelan-pelan. “Kenapa Mas? kenapa aku harus diperiksa?” tanya Silvi mengerutkan keningnya.
Baca selengkapnya

Pemeriksaan Intensif

Part 77Pemeriksaan Insentif“Silakan duduk!” seru dokter Suhailah. Dengan hati yang gemetar Silvi duduk di kursi pasien di ruangan khusus dokter Suhailah. Jantungnya berdegup kencang, tangannya ia kepalkan menahan getaran yang hadir dalam jiwa. Getaran kekhawatiran mendalam akan virus viral yang sedang marak menyebar saat ini.“Maaf, Dok. Saya baru memenuhi panggilan dokter hari ini.” ucap Silvi. “Tidak apa-apa, Mbak Silvi, Selamat datang di ruangan saya, kita santai aja ya!” jawab dokter Suhailah. Mendengar jawabannya, Silvi merasa tidak terlalu tegang kini. “Santai…, santai…,” bisik Silvi dalam hati. “Mbak Silvi, apa kabarnya? \Gimana kabar Viyo, sehat?” Tanya Dokter Suhailah. Silvi tewrsenyum, mengangguk seraya berkata “iya, Alhamdulillah dok. Kami baik-naik saja,” jawab Silvi ramah. “Kalau boleh tahu, saya harus tes apa ya, Dok?” tanya Silvi penasaran. “Begini, Mbak. Sebenarnya di dalam diri bapak Yogi ini telah bersarang berjuta virus yang namanya virus HIV, dan ini sud
Baca selengkapnya

Sujud Syukur

Part 78Sujud Syukur"Alhamdulillah ya Allah engkau melindungiku, ternyata di balik penderitaanku selama ini tersembunyi hikmah yang begitu besar ya Allah, aku sadar kenapa engkau jauhkan tangan suamiku untuk menyentuhku selama ini, ternyata ini rahasiamu Ya Allah, kau tunjukkan keagunganMu, kau lindungi aku dan bayiku saat aku mengandungnya. Terima kasih, ya Allah." ucap Silvi dalam sujudnya, seketika saat mendengar kabar dari dokter Suhailah Silvi sujud syukur di tempat, memuji keagungan tuhan yang selama ini selalu melindunginya. Dzikir yang sejak tadi ia lantunkan basah dengan air mata. "Terima kasih Dokter, Terima kasih." ucap Silvi seraya memeluk dokter Suhailah. Silvi duduk di kursi pasien depan meja kerja dokter Suhailah. "Mbak Silvi,i saya termasuk anggota KPA, pastinya saya adalah anggota Komnas Perlindungan Aids, Penyakit ini adalah penyakit menular yang penderitanya dilindungi oleh negara. Jadi saya harap mbak Silvi bisa menjaga rahasia dan tidak menyebarluaskan berita
Baca selengkapnya

Batuk Darah

Part 78Batuk DarahSementara itu Yogi yang sejak tadi mematung duduk di ruangan dr. Suhailah berdiri dan menyalami dokter Suhailah, dia akhirnya merasa lega karena Silvi benar-benar tidak tertular virus laknatullah itu, jika Silvi tidak tertular maka Viyo pun sudah dipastikan sehat dan terjauh dari virus itu.“Terima kasih, Dok, atas bantuan dokter. Saya sangat bahagia mendengar kabar ini,” ucap Yogi seraya mengulurkan tangan bersalaman dengan dokter Suhailah. Matanya menggerimis, hidungnya memerah seakan-akan hendak tumpahlah hujan di pipi. Dia sangat bahagia karena kini sudah tahu kepastian bahwa Viyo tidak mewarisi virus itu. Senyum bahagia menghiasi wajahnya meski hatinya sedih dengan keadaannya sendiri. Langkah kakinya gontai meninggalkan ruangan itu, memikirkan kenyataan menyedihkan yang menimpanya kini.Saat Yogi keluar dari ruangan itu Silvi sudah tidak terlihat lagi, ia kemudian melirik pada kursi panjang yang biasa di gunakan pasien untuk menunggu, senyumnya memang menggam
Baca selengkapnya

Kematian Firman

Part 80Kematian Firman Seorang laki-laki berjalan dengan tergesa menghampiri Yogi, laki-laki bertubuh kekar itu masih dalam setelan berdasi. Yogi yang tangannya masih kotor dengan darah Firman kemudian berdiri menatap laki-laki itu.“Pak Bos…,” sambut Yogi seraya berdiri. “Gimana bisa dia sampai pingsan begini?” tanya Agung- kakak kandung Firman.“Hmmm, Firman tiba-tiba merasa sesak saat sedang menyetir, karena khawatir saya ambil alih setirannya dan segera membawanya ke rumah sakit,” jawab Yogi gemetaran. Agung terdiam menatap lampu merah yang menyala di atas ruang pemeriksaan UGD itu. Dia kemudian melihat tangan Yogi yang berlumuran darah, matanya seketika membelalak, hatinya mulai resah, pikirannya kesana kemari jangan-jangan pria ini melakukan sesuatu pada Firman adiknya. “Kenapa tanganmu berdarah, pak Yogi?” tanya Agung. “Oh ini tadi Firman batuk saat di bawa menggunakan belangkar, mulutnya mengeluarkan darah banyak sekali, aku yang berada di dekatnya langsung pembantunya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status