“Tapi kamu terlihat sedikit pucat, Anggun. Apa benar kamu tak apa-apa?”William bertanya lagi sambil memiringkan wajahnya. Sehingga dapat melihat wajah yang bertubuh lebih pendek darinya itu dengan lebih dekat.“T-Tidak apa-apa kok, Dok.”“Kamu sudah makan siang? Kalau belum bagaimana kalau kita makan dulu di kafetaria? Kamu bilang kamu suka menu masakan di sana, bukan?”“Hm… itu, Dok. Mengenai itu—“Ucapan Anggun mendadak terputus. Sebab tiba-tiba terasa getaran di dalam tas yang dia sandang.“S-Sebentar ya, Dok. Ponsel saya berbunyi,” katanya kemudian.Pria itu hanya menganggukkan kepalanya. “Ya. Luangkan waktu kamu.”Anggun dengan cepat mengeluarkan ponselnya, sementar William masih dengan setia berdiri di depannya. Adapun mata pria itu tampak seperti sedikit memperhatikannya dengan awas.Awalnya Anggun kira yang menghubunginya adalah Melya lagi. Namun, ternyata sebuah nomor ponsel yang belum pernah tersimpan di kontaknya sama sekali.‘Siapa ya? Apa salah satu pelanggan?’Tanpa cur
Last Updated : 2023-04-02 Read more