Maka Anggun pun menceritakan versi terbaru dari masalahnya dengan Sean pada Melya. Ia bercerita bagaimana suatu hari dia didatangi oleh Sean yang merupakan suami dari wanita yang memberikan bola matanya pada Anggun, lantas mereka menjadi dekat dan jatuh cinta setelah itu. Anggun kemudian menerima ajakan Sean untuk hidupnya di griya tawang pria itu dan juga melakukan kunjungan ke Bali. Di mana dia tak pernah menyebutkan fakta penyekapan sama sekali, melainkan mendeskripsikan seolah mereka suka sama suka untuk melindungi pria itu.Namun, tentu saja Melya tampak masih syok dengan semua ini. Dia bahkan tetap saja merasa skeptis terhadap sosok Sean.“Benarkah begitu? Kamu pasti bohong padaku kan, Anggun? Sebenarnya ceritanya tak begitu, bukan?” tanya Melya yang tampak sudah sangat emosi, namun tetap berusaha untuk menahan dirinya.“A-Aku tidak bohong sama sekali kok, Mel. Memang itu yang terjadi.”“Tapi setahuku kamu bukan tipe yang dengan semudah itu diajak pergi oleh orang yang tak diken
Walaupun Melya masih merasa tak senang dan tak mau menerima kenyataan, namun pada akhirnya ia tidak bisa berbuat banyak. Terutama karena Anggun tampak sudah sangat bersikeras dengan keputusannya tersebut. Begitu juga fakta kalau permasalahan ini harus segera diputuskan mengingat kini Anggun telah berbadan dua.Akan tetapi, Melya tetap bersikukuh pada Anggun untuk membawanya kepada Sean. Ia ingin melihat pria itu secara langsung, karena hal itu akan lebih membantu dalam menentukan keputusan nantinya.Di sisi lain, tentu saja Sean telah mendengar semua hasil pembicaraan mereka. Ia enggan untuk menemui Melya sebenarnya, namun sepertinya ia harus melakukannya demi tujuannya ini tercapai. Lagipula pada akhirnya hal itu tidak akan mempengaruhinya sama sekali. Selama dia bisa meyakinkan Anggun untuk setuju, ia tahu tidak ada yang akan bisa melarangnya.‘Bagaimana menurut kamu? Apa kamu bisa meluangkan waktu?’ Anggun bertanya dengan was-was dengannya di telepon. ‘Sean, kamu mungkin tidak meng
Maka telah diputuskan.Setelah melihat keadaannya berdasarkan reaksi dari Melya hingga keinginan hatinya, serta tentu saja setelah meyakini ketulusan Sean dari setiap kata-katanya, maka Anggun pun akhirnya telah membulatkan hatinya. Dia memutuskan untuk menerima lamaran Sean.Hari inilah Anggun berencana untuk mengungkapkannya.Alih-alih pergi ke toko bunga seperti biasanya, dia akan menemui Sean di apartemennya. Dia saat ini telah tampak cantik dengan gaun berjenis A-Line selutut berwarna merah, dengan rambut yang ditata bergelombang dengan jepitan bunga berwarna senada di rambutnya. Membuatnya tampak segar dan cerah dipandang mata.“Hm… aku tak menyangka akan datang hari ini pada akhirnya, Anggun. Aku membantumu berdandan untuk menghadiri kencanmu. Bahkan lebih dari itu… kamu bermaksud untuk menerima lamaran dari seorang pria yang serius ingin menikahimu.”Melya bergumam begitu sambil menopang wajahnya di atas meja. Terus diperhatikannya Anggun yang tampak asyik berputar dan memuji
Kedua wanita itu sama-sama kaget melihat wajah satu sama lain di depan lift. Terutama Anggun yang tak menyangka sama sekali wanita yang tak diketahui namanya itu sama sekali – pencuri hasil tes kehamilan pertamanya – menampakkan dirinya di sana.‘Apa dia ke sini untuk menemui Sean. Sean sebelumnya cerita padaku soal hubungan mereka, di mana dia adalah mantan kekasihnya dulu. Orang yang telah membuat mendiang Mbak Tiara jadi salah paham padanya karena menganggap mereka telah berselingkuh.’ Anggun berpikir di dalam hatinya. ‘Lalu untuk apa lagi dia ke sini?’“Kamu ke sini ngapain? Mengganggu Sean bekerja?” tanya Clara dengan nada sinis terhadapnya.“Bukan urusan, Mbak.”Anggun pun melewati Clara untuk lebih memasuki lift. Dia tak enak juga pada pengguna lift lain yang menunggu untuk mereka. Sementara Clara yang seharusnya ke luar, malah memutuskan untuk tinggal. Dia mendekati Anggun yang tampak risih terhadapnya.“Mbak mau ngapain lagi? Mengikuti saya?”“Ada yang mau aku bicarakan lagi
Bi Nurul sangat senang saat melihat sosok Anggun lagi mendatangi griya tawang itu. Bak seorang anak kecil yang dipertemukan kembali dengan orang yang dirindukan, beliau sangatlah riang saat menyambut Anggun.“Awuuu… awuuu… wu….”Lagi-lagi Anggun tak mengerti apa yang beliau gumamkan, bersama dengan gestur tangan yang penuh semangat itu. Namun, satu hal yang Anggun tangkap. Apa yang ingin beliau sampaikan padanya pastilah tak jauh berbedaa dengan apa yang Anggun rasakan saat ini.“Iya, Bi. Aku juga. Aku senang banget bertemu dengan Bibi lagi.”“Awuuu… awu….”Bi Nurul meraih tangannya, lalu menggandeng menuju sofa di ruang tamu. Sehingga kini mereka berhadap-hadapan.“Awu…. Awu…. Awu….”Anggun kembali tak paham. Tapi dia simpulkan kalau beliau pastilah menanyakan kabar Anggun selama kepergiannya yang hampir tiga minggu lamanya.“Kabarku baik, Bi. Oh ya, aku punya sesuatu untuk Bibi.”Anggun tampak meraih kantong belanjaan yang dibawanya, di mana dia memang menyediakan sesuatu yang akan
Setelah beberapa hari, Anggun kini mendapati dirinya kembali duduk berhadapan dengan Sean di meja makan ini. Padahal dulu sempat ia pikir kalau ini tak akan terjadi lagi. Ia juga merasa yakin tak akan pernah menginjakkan kakinya lagi di rumah ini. Namun, keadaan membawanya lagi ke sini.Karena tentu saja, gadis polos itu tak sadar kalau ini telah direncanakan. Sejak awal Sean tak pernah benar-benar melepaskannya. Pria itu hanya ‘bermain cantik’ untuk bisa mengekang dan mempermainkannya.Apalagi karena Sean tahu alasan Anggun mendatanginya malam ini. Itu adalah hal yang paling dia tunggu-tunggu sejak awal, sehingga dia ingin agar Anggun segera mengatakan padanya.“Malam ini kayaknya hari cerah. Nikmati saja makanan kamu, lalu kita bisa pulang pelan-pelan. Aku akan memastikan kamu untuk pulang dengan selamat sampai tujuan.”Itu adalah pancingan dari Sean. Sebab dia menunggu agar gadis itu bisa dengan cepat menghilangkan rasa canggung dan malunya untuk mereka bisa langsung ke topik utama
[Anggun: Inilah gaun pernikahan yang akan kukenakan nanti, Mel. Bagaimana menurutmu? Bagus, kan?]Melya tersenyum kecil saat membaca chat yang dikirimkan oleh sang sahabat. Tak lupa juga ia memeriksa beberapa foto yang juga dilampirkan oleh gadis itu. Di mana dia tampak anggun dan cantik mengenakan gaun serba putih yang terlihat mewah dan mahal.Ya. Setelah beberapa proses yang dilewati, Anggun dan Sean akhirnya memilih tanggal pernikahan mereka. Di mana katanya semua itu diurus dan dikerjakan oleh pihak Sean. Anggun dan keluarganya hanya perlu tahu beres dan mengikuti rangkaian yang pria itu siapkan.Syukur sih kalau begitu. Mengingat Sean berasal dari keluarga terpandang, bahkan kabarnya pernikahan Anggun akan menjadi sangat meriah. Sebagai sahabat tentu saja Melya ikut berbahagia.Namun….Walau begitu tetap saja Melya tak bisa menahan sejenis perasaan gamang di hatinya. Pasalnya, dia dan keluarga Anggun merasa tak terlalu dilibatkan dalam pernikahan ini. Seperti memilih gaun begini
William akhirnya bilang pada Melya tentang beberapa hal yang sempat disembunyikannya dari pihak Anggun dahulu. Tentu saja mengenai fakta kalau pemberi donor mata untuk gadis itu adalah sahabat baiknya, sehingga itu sebabnya William juga sangat baik dan perhatian pada Anggun lebih dari pasien-pasiennya yang lain. Karena itu merupakan amanat dari Tiara sebelum kepergiannya dulu.Lalu kemudian bahasan William bergeser pada sosok Sean. Bagaimana dia mencurigai kalau selama ini Anggun berbohong kepada mereka soal cerita menghilangnya dia selama dua bulan ke belakang. Apalagi mengenai turn point saat William menyadari tentang kesamaan lokasi foto Anggun dengan foto yang pernah Tiara ambil di ponselnya saat dulu dia berbulan madu dengan Sean.Melya benar-benar kaget sebenarnya. Mengingat kini semua cerita William ini sangatlah nyambung dengan rahasia dan pengakuan Anggun yang terungkap baru-baru ini saja.“Tapi kamu kok tenang banget sih dengar cerita saya? Saya pikir kamu bakalan kaget lho