Home / Romansa / ISTRI BISU SANG CEO / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of ISTRI BISU SANG CEO: Chapter 201 - Chapter 210

228 Chapters

200. Pendapatmu yang Penting

“Gracias.”Wolf mengangguk mengucapkan terima kasih pada wanita pemilik rumah yang akan mereka tempati, dan wanita itu melambai sebelum pergi.Karena khawatir hotel manapun bukan tempat yang aman, Wolf memilih menyewa rumag yang ada di sekitar pantai itu. Rumah yang biasanya disewa untuk masa tinggal yang lebih lama. Tempatnya lebih random dan tentu lebih private dari pada hotel.“Tidak buruk.” Wolf tadi dengan tergesa memilih tempat pertama yang muncul dengan rating terbagus, dan rating itu tidak bohong rupanya.Meski tempat itu terkesan sederhana—karena dindingnya terbuat dari kayu, tapi bagian dalamnya, termasuk kamar mandi, dapur dan lainnya, berada dalam kondisi prima. Mereka bahkan masih mendapat bonus pantai di halaman belakang. Guest house itu lebih tenang untuk mereka tapi tentu tidak akan ada layanan kamar.Tapi tidak seperti Wolf yang sibuk memeriksa seluruh rumah yang disewanya itu, sejak masuk tadi, Zoe menatap ponselnya dan duduk di kursi pertama yang ditemukannya.“Apa
last updateLast Updated : 2023-04-06
Read more

201. Masalahmu Masih Ringan

“Kembali ke New York sekarang juga!” Becca menuntut. “Tidak. Jangan memaksa atau aku tidak akan menerima panggilan darimu lagi.” Wolf mengancam karena tentu sebenarnya ia tidak perlu menerima panggilan apapun dari Becca selama masa liburannya. Tapi setelah melihat ada paling tidak ada lima puluh panggilan tidak terjawab darinya, Wolf menghubunginya. Dan kalimat tadi langsung terucap dari Becca—memintanya kembali ke New York. “Apa kau tahu masalah apa yang terjadi sekarang?!” bentak Becca, tidak sabar. “Tentu aku tahu, Kau pikir kenapa aku menghubungimu kalau tidak ada masalah ini?” “Kalau begitu kembalilah. Akan…” “Akan ada apa? Aku tidak bersalah atas apapun. Berkencan dengan wanita bukan kesalahan.” Wolf masih menerima kalau ia ditegur karena masalah Iris, tapi tidak akan mau kalau teguran berikutnya berdasar atas berita kencannya dengan Zoe. Itu bukan kesalahan kalau dipandang dari sisi profesional. “Tapi kenapa harus dia?! Kau tahu dia masih sangat baru! Kau membuatnya…”
last updateLast Updated : 2023-04-06
Read more

202. Janjimu yang Aku Percaya

Zoe sudah selesai bersiap, tidak ada lagi yang perlu dilakukan, selain menunggu Darcy menjemputnya. Tapi sejak tadi ia tidak bisa duduk tenang. Zoe mondar-mandir memeriksa tas yang seharusnya tidak perlu, lalu pergi ke kamar. Menatap Wolf yang masih nyenyak. Jadwal Zoe hari ini sedikit pagi, sedang Wolf akan pergi ke kantor seperti biasa.Ini adalah pertama kali mereka bekerja setelah kabar menghebohkan yang sengaja disebar Wolf itu. Karenya Zoe panik. Ia bahkan tidak tahu bagaimana cara menghadapi Darcy.Zoe bisa menikmati sisa waktu liburannya dan terkadang melupakan masalah yang ada karena tidak bertemu siapapun. Tapi kini bayangan akan bertemu orang yang tahu tentang masalahnya membuat Zoe resah.Zoe berpaling saat mendengar kunci apartemennya dibuka. Ia meraih tas dan jaketnya seperti biasa, tapi tidak langsung berdiri seperti biasa.Ia menunggu sampai Darcy masuk dan memandangnya. Darcy juga tidak langsung bicara, ia duduk di depan Zoe.“Kau tampak sehat.” Ini karena kulit Zoe s
last updateLast Updated : 2023-04-07
Read more

202. Sifatmu yang Sangat Salah

“Kenapa kau ingin bertemu denganku? Apa sesuatu terjadi pada Zoe? Berita itu membuatnya stress?”Sara memberondong Wolf dengan pertanyaan begitu ia duduk di hadapan wolf, sementara mulai meminum/memakan pesanannya yang mungkin berkadar gula empat belas sendok itu.“Zoe panik dan stress, tapi tidak sampai membuatnya menjadi tidak mampu bicara. Ia baik-baik saja,” jawab Wolf.Ia masih melihat keresahan dan gelisah, tapi tidak ada laporan sampai siang ini tentang keadaan Zoe, maka bisa dipastikan keadaannya baik-baik saja. Zoe juga tidak mengirim pesan apapun.“Syukurlah. Aku kemarin khawatir karena tidak cepat mendapat balasan darinya. Aku pikir terjadi sesuatu.” Sara mengangguk lega.Ia kemarin juga mengirim pesan pada Zoe, tapi karena Wolf melarang Zoe berlama-lama memakai ponsel, ia banyak melewatkan pesan dan panggilan.“Lalu untuk apa kau memanggilku?” tanya Sara. Wolf yang memiliki ide agar mereka bertemu.“Aku ingin tahu apa syarat agar bisa memasukkan orang ke rumah sakit jiwa.”
last updateLast Updated : 2023-04-07
Read more

204. Pendapatmu yang Aku Dengar

Zoe baik-baik saja, tapi hanya sampai pada batas dimana ia harus masuk ke gedung Wolf. Tentu memerlukan keberanian yang berbeda untuk bisa memasuki gedung itu.Sejak tadi pekerjaannya berjalan lancar. Ada beberapa orang yang berbisik yang menunjuk ke arahnya, tapi tidak ada yang berani benar-benar mengkonfrontasi seperti Darcy. Tapi gedung Wolf adalah tempat dimana orang seperti Darcy dan akan mempertanyakan semuanya.“Apa kau baik-baik saja? Apa kau memerlukan minuman?”Darcy bertanya saat Zoe menghempaskan diri pada kursi yang ada di studionya. Merasa sangat lelah setelah melintasi gedung yang dengan sial ternyata ramai. Jam kantor belum selesai, dan banyak dari karyawan Wolf yang masih berlalu lalang.Zoe tentu saja mencoba untuk bersikap normal—menyapa Belle di depan, yang untungnya juga bersikap norma, lalu juga beberapa orang yang dikenalnya.Tapi tidak mungkin semua orang bersikap biasa. Saat merasa Zoe tidak lagi memandang, sudut mata Zoe dengan jelas menangkap mereka berbisik
last updateLast Updated : 2023-04-07
Read more

205. Orang yang Dekat Denganmu

“Darcy, tidak perlu terlalu marah. Kami hanya sedikit bertaruh untuk…”“Aku tidak peduli dengan taruhan itu! Tapi aku tidak akan memaafkan kalau kau berani menyebut Loria sebagai wanita murahan atau lainnya!” Darcy menunjuk salah satu wanita yang tidak dikenal oleh Zoe.“Kau menyebut Loria seperti itu hanya karena kau iri bukan? Kau iri karena bukan kau yang saat ini bersama Wolf,” tuduh Darcy sambil menyeringnya.“Tidak! Astaga! Kau bicara apa? Aku tidak iri.” Wanita yang ditunjuk Darcy itu menggeleng, sambil menghidari pandangan mata Darcy.“Kalau begitu tutup mulutmu! Tidak usah berkomentar tentang apa yang kalian tidak tahu. Loria dan Wolf adalah dua orang dewasa yang tentu saja boleh melakukan apapun yang diinginkan. Kalian tidak perlu ikut campur maupun menilai!”Darcy kembali berkacak pinggang setelah itu, menantang mereka untuk berdebat. Resepsionis yang dikenali Zoe itu mengangkat tangannya.“Tenang dulu, Darcy. Kami tidak bermaksud untuk menyebut hal buruk tentang Loria. Kam
last updateLast Updated : 2023-04-08
Read more

206. Kesempatanmu Sudah Tidak Ada

‘Kau kluar saja. Aku akan menjemputmu.’Zoe tertawa sambil keluar dari lift, saat membaca pesan dari Wolf itu. Tertawa bukan karena typo, tapi karena typo dari pesan itu hanya satu huruf. Itu sudah termasuk luar biasa mengingat Wolf yang mengirimnya.Zoe sudah lama tidak mendapat kiriman pesan dari Wolf, dan merasa sedikit bernostalgia. Mengingatkannya pada saat-saat di mana ia masih mengikuti kompetisi itu. Ia selalu menunggu pesan Wolf yang menyemangatinya.Zoe menuruni tangga di depan gedung kantor Wolf selalu berdiri di samping jalan raya, sambil menatap sekitar untuk melihat apakah mobil Wolf sudah terlihat. Zoe lega Wolf tidak nekat dan mendampininya turun. Dengan menunggu diluar seperti ini, mereka bisa pulang tanpa ada yang melihat.“Loria!” Zoe berpaling dan langsung ingin lari, karena yang datang adalah pria yang sama sekali tidak diharapkannya. Tampak Max berlari menyeberang jalan ramai, dan menghampirinya.Zoe ingin kembali masuk, tapi teringat kalau ia harus menunggu Wol
last updateLast Updated : 2023-04-08
Read more

207. Karmamu yang Mengejar

Wolf menjalankan mobil agar mereka bisa lebih cepat menjauh dari Max, lalu mengintip dari spion, Melihat kalau pecundang itu tampak masih Berdiri diam membatu di tempatnya. Terlalu shock mungkin. Wolf menggelengkan kepalanya. Sempat terpikir untuk menyuruh seseorang mengusir, tapi kemudian memilih tidak peduli, dan kembali beralih pada Zoe. “Tenang saja. Pecundang itu tidak akan mengganggumu atau yang lainnya. Pria itu sangat sinting! Dan kenapa banyak sekali orang sinting di dunia ini?” Wolf mengeluh sambil kembali mencoba untuk menenangkan Zoe. Teringat siang tadi ia baru saja mengurus wanita sinting juga. Tapi saat akan kembali menepuk punggung Zoe, Wolf mendapati kalau perkiraannya itu sangat salah. Saat Zoe mengangkat kepala dan melepaskan tangan dari wajahnya, yang terdengar adalah suara tawa terbahak yang keras. Wolf dengan heran berpaling dan melihat bagaimana Zoe tertawa geli, sampai air matanya keluar. “Kau tertawa? Kau sejak tadi tertawa?!” Wolf menggelengkan kepala,
last updateLast Updated : 2023-04-08
Read more

208. Prestasimu yang Baru

Zoe mencoret tulisan di atas kertas, mengoreksi lirik yang menurutnya belum menarik. Ia lalu menggeser kursi, menghadap piano elektrik yang ada di sebelah meja, dan menekan beberapa tuts untuk mencari nada yang tepat. Wolf semakin mempercayai Zoe untuk membuat lagunya sendiri sekarang, meski hasilnya masih perlu banyak polesan—dan belum menjadi title track untuk albumnya, Wolf terus mendorong Zoe untuk berkreasi. Melelahkan karena berarti Zoe harus memakai waktu luangnya untuk belajar dan terus belajar, tapi Zoe tidak keberatan. Ia tidak ingin karir bernyanyinya tidak berkembang. Bakatnya maupun keahliannya dalam menulis lagu mungkin tidak sekuat bakatnya dalam mengolah vokal, tapi Zoe tidak akan diam tanpa belajar. “Ya?”  Zoe berpaling dan melihat Darcy yang se
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more

209. Harus Karena Untukmu

Beberapa lama, Wolf menatap nomor yang sudah beberapa bulan ini diblokir olehnya. Ragu, tapi harus.Wolf akhirnya membuka blokiran nomor itu dan menekan tombol telepon. Menghubungi. Panggilannya terjawab pada dering kedua.“TOMMY!” Jawaban yang sangat bersemangat sekaligus terkejut. Tidak menyangka Wolf akan menghubungi.“Aku merindukanmu! Kau akhirnya mau bicara lagi denganku!” Emily terdengar terharu."Cukup! Dramamu tidak penting. Aku ingin bicara!” bentak Wolf.“Tentu, datanglah. Aku akan ada di rumah.” Emily menyambut dengan bersemangat.“Tidak per…”
last updateLast Updated : 2023-04-10
Read more
PREV
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status