Home / Pernikahan / Acara Syukuran di Rumah Mertua / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Acara Syukuran di Rumah Mertua: Chapter 101 - Chapter 110

197 Chapters

Bab 101 b

"Insya Allah, semua penyakit pasti ada obatnya, Bu. Tergantung keyakinan dari Bu Anggun sendiri. Jangan lupa ikhtiar dan berdoa. Karena seberapa besar usaha kita, hanya Tuhan lah yang menentukan takdir manusia," jawab dokter Ana.Memang benar yang dikatakan oleh dokter Ana. Mungkin, ini adalah takdir yang diberikan Tuhan padaku. Tapi, aku benar-benar tak siap untuk menerima takdir seperti ini. Bukan hanya takdir, tapi lebih tepatnya adalah hukuman. Aku merasa Tuhan sedang menghukumku saat ini.Atau mungkin, Tuhan sudah sangat muak melihat dosa-dosaku yang selalu bertambah setiap harinya? Aku benar-benar takut untuk mati. Jika aku mati, bagaimana dengan nasib kedua anakku. Sudahlah mereka tak memiliki seorang Ayah, dan kini mereka harus kehilangan sosok Ibu jika sewaktu-waktu Tuhan mencabut nyawaku."Dok, saya mohon, berikan saya pengobatan yang terbaik. Saya ingin sembuh, Dok," kataku dengan suara parau menahan tangis."Pasti, Bu. Itu sudah tugas saya. Saya akan tuliskan resep obat, n
Read more

Bab 102 a

Dengan perlahan, aku berjalan menghampiri Mas Jodi yang wajahnya masih terlihat terkejut itu."Bagaimana kabarmu, Mas?" tanyaku sinis."A ... Anggun a ... aku ... " kata Mas Jody terbata, saat aku sudah berada dihadapannya.Plak!Dengan sekuat tenaga, aku menampar pipi Mas Jody hingga meninggalkan jejak merah di pipinya. Karena melihat wajah Mas Jody saja sudah membuatku muak. Entah kenapa, tiba-tiba gemuruh amarah di dada langsung keluar saat berhadapan dengan Mas Jody. Mas Jody langsung memegangi pipinya yang baru saja terkena tamparan dariku itu.Tak lama, sedikit darah keluar dari sudut bibir Mas Jody. Pasti rasanya sangat sakit. Tapi rasa sakit bekas tamparan dariku tak sebanding dengan rasa sakit hati yang pernah ia torehkan padaku."Anggun, a ... aku minta maaf," kata Mas Jody lirih.Aku tersenyum kecut, mendengar permintaan maaf dari Mas Jody. Setelah sekian lama menghilang, dengan mudahnya ia meminta maaf. Tak tahu kah ia bagaimana sakitnya aku dulu?"Ck, maaf? Aku gak salah
Read more

Bab 103 b

"Maksud kamu apa, Ris?" tanyaku datar."Setelah Mas Jody meninggalkan kamu dulu, aku menikah dengan Mas Jody. Sebelum aku mengenalkan Mas Jody padamu, aku sudah berpacaran lama dengan Mas Jody. Karena ambisiku untuk menjadi orang kaya, aku memaksa Mas Jody untuk merayu kamu. Dan ternyata, rencana kami berhasil. Kami pergi keluar kota setelah berhasil mendapatkan uangmu, kami berencana untuk menggunakan uang itu untuk membangun rumah dan usaha.Tapi beberapa bulan kemudian, aku sakit-sakitan. Dokter bilang, aku terkena kanker rahim stadium 3. Yang awalnya kami ingin menikmati harta yang kami curi dari kamu, tapi justru harta itu semakin hari semakin habis untuk biaya pengobatan aku. Aku dan Mas Jody tak memiliki apapun saat ini. Bahkan, akibat penyakit itu, aku tak bisa memiliki seorang anak. Kami sudah gak punya apa-apa saat ini. Aku benar-benar menyesal, Anggun. Aku mohon maafkan aku, ampuni kesalahanku ..." jelas Rista sambil menangis sesenggukan dan berlinang air mata.Tak lama, Ri
Read more

Bab 104 a

POV Naya"Nay, sudah beres belum?" tanya Mas Sony yang baru masuk ke dalam kamar.Saat ini, aku sedang memasukkan beberapa pakaian milik kami dan juga Zahra ke dalam koper. Rencananya, besok pagi kami akan berangkat ke Paris bersama Zahra."Belum, Mas. Sedikit lagi," jawabku tersenyum."Sini aku bantu," kata Mas Sony menghampiri aku yang sedang duduk di tepi ranjang tempat tidur."Gak perlu, Mas. Sebentar lagi juga selesai.""Kamu gak perlu bawa baju banyak-banyak, Nay. Bawa seperlunya saja, nanti kita bisa beli baju disana. Sekalian oleh-oleh juga. Paris kan kota fashion, kamu bisa beli baju yang kamu mau disana," kata Mas Sony."Jangan terlalu boros lah, Mas. Nanti kalau uang kamu habis gimana?""Kalau habis ya cari lagi, Nay. Kamu pikir, aku bekerja dari pagi bahkan sampai malam untuk siapa?" kata Mas Sony terkekeh."Hehe iya, Mas. Oh ya, Mas, maaf, aku belum pernah naik pesawat sebelumnya. Aku sedikit takut, Mas," kataku malu-malu."Kamu jujur banget sih, Nay. Tapi gak papa, aku s
Read more

Bab 105 b

Dan akhirnya, hari yang kami tunggu-tunggu pun tiba. Pagi ini, aku, Mas Sony dah juga Zahra akan berangkat menuju bandara untuk berangkat ke negara tujuan kami yaitu Perancis."Bu, kami pamit dulu," kataku lalu mencium punggung tangan Bu Maysaroh. Disusul Mas Sony dan juga Zahra."Kalian hati-hati ya, kalau sudah sampai jangan lupa segera hubungi Ibu.""Iya, Bu," jawabku."Zahra, jangan lupa pesan nenek semalam," kata Bu Maysaroh pada Zahra."Oke, Nek," jawab Zahra antusias."Pesan apa, Bu?" tanya Mas Sony."Ini rahasia Ibu sama Zahra. Iya kan, Za?""Iya, Nek. Papa sama Mama gak boleh tahu," kata Zahra polos.Mas Sony hanya menggelengkan kepalanya. Sedang Ibu dan juga Zahra terkekeh kecil. Setelah berpamitan pada Ibu, kami pun berangkat ke bandara diantar oleh supir. Setelah menempuh satu jam perjalanan, kami tiba di bandara Raden Intan, setelahnya kami akan transit ke Bandara Soekarno Hatta dulu sebelum berangkat ke negara Perancis.Dan kini, kami bertiga sudah berada di dalam pesawa
Read more

Bab 106 a

"cieee ... penganten baru, mukanya beda banget. Kayak ada manis-manisnya gitu," goda Siska padaku.Saat ini, aku sedang bertemu dengan Siska untuk sekedar melepas rindu di sebuah cafe yang biasa aku kunjungi bersama dengan Siska. Setelah menikah, ini kali pertama aku bertemu dengan Siska. Karena masa liburanku bersama Mas Sony dan juga Zahra telah berakhir.Hari ini, Mas Sony sudah mulai bekerja kembali di kantor. Sedangkan Zahra, kini sudah mulai masuk sekolah seperti biasanya. Pagi tadi, aku yang mengantarkan Zahra ke sekolah dan juga menjemputnya. Seperti permintaan Zahra sebelumya."Gula kali manis," kataku tersenyum."Tuh, kan? Kalau pengantin baru tuh bawaannya senyum ... aja, coba dulu sebelum Lo nikah. Di goda dikit aja, langsung manyun kayak jalanan batu yang belum di aspal," oceh Siska."Iya dong. Namanya juga lagi bahagia," jawabku cuek."Sombong ya ... sekarang mah udah jadi istri sultan gaya bicaranya udah beda," ujar Siska sinis."Apa juga yang mau gue sombongin. Tapi, g
Read more

Bab 107 b

"Cakep ... gue suka gaya Lo," kata Siska sambil memperlihatkan satu jempol tangannya padaku."Eh, ngomong-ngomong pas nikahan Lo kemarin, Lo ngundang si Kenzie enggak, Nay?""Iya, Sis. Gue ngundang Mas Kenzie. Bukan gue sih, lebih tepatnya keluarga Mas Sony," jawabku."Hah! Kok bisa?" tanya Siska sambil mulutnya melongo terkejut."Biasa aja kali! Jadi tuh ceritanya, semua karyawan di Perusahaan Mas Sony itu di undang semua sama Mas Sony tanpa terkecuali. Dari bagian paling atas sampai bagian paling bawah," jelasku."Oh gitu, terus Kenzie dateng gak?"Datang," jawabku singkat."Wah ... gentle banget tuh si Kenzie. Kok gue gak lihat sih? Kan gue pengen lihat tuh gimana mukanya si Kenzie pas lagi ngasih selamat sama Lo dan si Sony. Pasti ketar-ketir tuh muka Kenzie, ye kan?""Bahasa Lo ketar-ketir, apaan?""Ya maksudnya, takut-takut gitu. Secara kan Lo sekarang udah jadi istri bosnya. Pasti rasanya asem-asem gimana gitu," kata Siska terkekeh."Rujak kali asem," kataku ikut terkekeh."Apa
Read more

Bab 108 a

POV Sony Naya Anggita Sari, wanita cantik dan juga sederhana itu kini telah sah menjadi istriku. Dengan sekali tarikan nafas, akhirnya aku bisa mengucap ijab kabul dengan lancar. Jantung ini berdebar hebat, sekujur tubuh terasa tegang, meskipun ini bukan kali pertama aku menikah, tapi, aku benar-benar merasa gugup hari ini.Kecantikan Naya hari ini, benar-benar membuat jantungku berdetak tak karuan. Aku tak menyangka, wanita yang awalnya tak menarik di mataku itu, kini justru bisa membuatku benar-benar jatuh cinta padanya. Seperti niat yang Ibu ungkapan padaku waktu itu, yaitu menjodohkan aku dengan Naya.🍁"Son, Ibu mau bicara sebentar," kata Ibu.Aku yang baru keluar dari dapur mengambil segelas air putih, langsung menghampiri Ibu yang sedang duduk di sofa depan televisi."Ibu belum tidur?" tanyaku, lalu duduk di samping Ibu."Belum. Ibu gak bisa tidur," jawab Ibu."Ibu mau bicara apa?""Son, apa kamu udah punya calon istri?""Belum, Bu. Aku belum kepikiran," jawabku lesu. Hingga
Read more

Bab 109 b

"Son, siang nanti siap-siap kita ke rumah calon istri kamu," kata Ibu sambil menyendok nasi ke dalam piringnya.Saat ini, kami sedang sarapan pagi bersama. Seperti biasa, kami hanya bertiga. Aku, Ibu dan putri kecilku Zahra."Iya, Bu," jawabku malas."Kita mau ke rumah calon Mama Zahra ya, Nek?" tanya Zahra antusias."Iya, Sayang. Semoga aja Tante Naya mau jadi Mama untuk Zahra. Zahra harus ingat, nanti pasang muka melas biar Tante Naya mau jadi Mama Zahra," ujar Ibu terkekeh."Siap, Nek," jawab Zahra tersenyum memperlihatkan gigi depannya yang sudah tanggal satu itu."Anak pinter," puji Ibu."Ibu ini apa-apaan sih, ngajarin Zahra begitu?""Loh, memang Ibu ngajarin apa? Zahra sendiri yang mau, iya kan, Za?" tanya Ibu pada Zahra.Zahra sendiri tersenyum dan menganguk cepat, seolah mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Ibu saat ini. Aku menghela nafas panjang. Susah memang berbicara dengan wanita, mereka selalu saja merasa paling benar.🌹Awalnya, aku pikir aku tak akan menyukai Naya
Read more

Bab 110 a

Beginikah takdir yang harus aku jalani? Dan kenapa aku harus baru tahu sekarang tentang kenyataan ini? Andai aku tahu semua ini dari awal, mungkin aku akan memikirkan semuanya terlebih dahulu. Terutama pernikahan ku dengan Naya. Pastilah sebelum menikah dengan Naya, aku akan membicarakan tentang masa lalu kami apa adanya. Meskipun takdir ini sulit untuk aku terima, tapi, tak ada sedikitpun sesalku menikahi Naya. Karena aku yakin, Naya adalah jodoh terbaik yang diberikan oleh Tuhan padaku. "Bu, apa informasi yang Ibu sampaikan ini sudah akurat?" tanyaku ragu. Aku masih berharap, jika info yang disampaikan oleh Ibu barusan tidak benar."Iya, Son. Ibu gak mungkin salah, Ibu sudah cari tahu dari orang kepercayaan Ibu," jawab Ibu dengan wajah serius.Aku menghela nafas kasar. "Terus, aku harus gimana, Bu? Apa Naya tahu tentang hal ini?""Sepertinya, Naya belum tahu. Kamu jangan bertindak gegabah, kalau bisa jangan beri tahu tentang hal ini pada Naya dulu. Kalian baru menikah, Ibu gak mau
Read more
PREV
1
...
910111213
...
20
DMCA.com Protection Status