Share

Bab 109 b

"Son, siang nanti siap-siap kita ke rumah calon istri kamu," kata Ibu sambil menyendok nasi ke dalam piringnya.

Saat ini, kami sedang sarapan pagi bersama. Seperti biasa, kami hanya bertiga. Aku, Ibu dan putri kecilku Zahra.

"Iya, Bu," jawabku malas.

"Kita mau ke rumah calon Mama Zahra ya, Nek?" tanya Zahra antusias.

"Iya, Sayang. Semoga aja Tante Naya mau jadi Mama untuk Zahra. Zahra harus ingat, nanti pasang muka melas biar Tante Naya mau jadi Mama Zahra," ujar Ibu terkekeh.

"Siap, Nek," jawab Zahra tersenyum memperlihatkan gigi depannya yang sudah tanggal satu itu.

"Anak pinter," puji Ibu.

"Ibu ini apa-apaan sih, ngajarin Zahra begitu?"

"Loh, memang Ibu ngajarin apa? Zahra sendiri yang mau, iya kan, Za?" tanya Ibu pada Zahra.

Zahra sendiri tersenyum dan menganguk cepat, seolah mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Ibu saat ini. Aku menghela nafas panjang. Susah memang berbicara dengan wanita, mereka selalu saja merasa paling benar.

🌹

Awalnya, aku pikir aku tak akan menyukai Naya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status