Beranda / Urban / Jenderal Naga / Bab 241 - Bab 250

Semua Bab Jenderal Naga: Bab 241 - Bab 250

1965 Bab

Bab 241

Namun, membuka klinik di Jalan Nantaboga sama saja dengan mencari mati.Kalau mau berobat, orang-orang di Rivera pergi ke jalan pusat medis.Mereka yang datang dari luar Rivera untuk berobat juga datang karena jalanan ini terkenal. Mereka biasanya tidak akan pergi ke klinik kecil.Pintu di Klinik Mortal setengah terbuka.Sebelum masuk ke dalam, Chandra mendengar ada suara wanita.“Wah, ada apa ini?”Ekspresi wajahnya seketika menjadi bersemangat. Dia tidak terburu-buru untuk memasuki ruangan, tetapi mendengarkan di pintu dulu.Di dalam klinik.Paul duduk di kursi, dengan seorang wanita duduk di seberangnya.Wanita itu berusia sekitar 25 atau 26 tahun, memakai riasan wajah dan berpakaian rok cantik, yang kelihatannya cukup cantik.“Paul, ‘kan? Menurutku kita nggak cocok. Kamu nggak punya mobil, rumah, dan nggak punya tabungan. Kamu hanya membuka sebuah klinik bobrok, tapi juga nggak ada yang datang berobat ke sini. Kriteria yang kucari dari pacar itu sangat tinggi, setidaknya harus memi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-26
Baca selengkapnya

Bab 242

Paul mengendarai mobil Wuling yang sudah dimodifikasi dan membawa Chandra pergi dari Jalan Nantaboga itu.“Kak Chandra, mau pergi ke mana?”“Pusat kota. Jalan Pesanggra, sebuah tempat bernama Honor Lounge.”“Oh,” kata Paul, kemudian berkonsentrasi mengemudi.“Sebenarnya, Claudia orangnya baik.” Paul berkata, “Aku sudah melihat informasi mengenai dia. Dia lulus dari universitas bergengsi dan sekarang bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan besar dengan gaji 60 juta sebulan. Jadi, wajar saja kalau dia punya kriteria yang tinggi.”“Claudia itu wanita yang menyebutmu miskin tadi?” Chandra melirik Paul.Paul mengangguk, “Iya, namanya Claudia.”Chandra tersenyum dan berkata, “Lupakan saja wanita seperti itu. Nanti kita minta Mawar untuk memperkenalkan wanita yang lebih baik dari ini. Oh ya, kalau kamu bersedia, bekerjalah di Perusahaan New Era, jadi wakil presdir. Jadi, kamu mudah kalau mau menggoda perempuan. Eh, bukan kamu Claudia goda perempuan, tapi kalau wanita mau menggodamu.”“Lu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-27
Baca selengkapnya

Bab 243

“Pulang, pulang ke mana? Kita sudah datang. Apa pun yang terjadi, kita harus masuk dan melihat-lihat tempat ini ….”Chandra memegang ponselnya dan hendak menelepon Ihsan.Karena, ketika dia menelepon Ihsan untuk menanyakan tentang tempat hiburan yang bagus di Rivera, Ihsan menyebutkan satu tempat dan meminta Chandra untuk menunggunya sebentar, karena dia akan segera datang.Pada saat ini, sebuah Rolls-Royce Phantom melaju ke tempat itu dengan cepat. Seorang pria gemuk botak berusia lima puluhan bergegas menghampiri mereka.Pria itu berjalan ke depan Chandra dan berkata dengan kehabisan napas, “Ma … maaf. Di jalan agak macet, jadi aku ter … terlambat.”Chandra melambaikan tangannya dan berkata sambil tersenyum, “Nggak apa-apa, kami juga baru sampai. Kita datang ke sini untuk Paul hari ini. “Ini Black Deity kita dari Gurun Selatan. Ihsan, kamu harus melayaninya dengan baik. Kalau ada yang mengecewakan dan Jenderal Black Deity kita sampa marah, apa kamu tahu konsekuensinya?”“Aku akan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-27
Baca selengkapnya

Bab 244

Chandra tertawa terbahak-bahak.Paul merasa malu.Ihsan menghela napas lega. Akhirnya, Chandra sudah puas.Sebaliknya, Claudia tercengang dan masih belum bisa mencerna semua ini.Bukannya ini si pria miskin?Yang nggak punya uang, nggak punya mobil, nggak punya tabungan. Bagaimana pria ini bisa mengenal Ihsan Pamungkas?Manajer tempat itu berlutut di lantai dan bertanya dengan hati-hati, “Ma … maaf, apa masih perlu yang lain?”“Dia, dia dia, nggak mau. Yang lainnya, mau,” kata Chandra sambil menunjuk ke beberapa wanita.“Kamu, kamu, kamu. Cepat pergi. Yang lainnya tinggal dan layani mereka dengan baik.”“Baik.” Mereka yang ditunjuk segera pergi.Yang lainnya satu per satu berdiri dan berjalan menghampiri ketiga pria itu.Chandra langsung berdiri, “Aku nggak perlu. Kalian hanya perlu melayani dua orang ini dengan baik.”Ihsan cepat-cepat berkata, “Aku juga nggak perlu. Layani saja orang ini.”Tiba-tiba, semua wanita cantik itu mengelilingi Paul.Dalam sekejap, beberapa bekas lipstik mun
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-27
Baca selengkapnya

Bab 245

“Oke, aku akan segera mengaturnya.”Chandra menutup telepon dan naik taksi ke tempat Arif.Saat ini sudah sore.Setelah pulang ke rumah, Arif takut Chandra akan datang lagi untuk membalas dendam, jadi dia meminta putranya Aldo untuk memanggil beberapa temannya untuk datang ke rumah. Kalau Chandra berani datang, mereka akan memukuli pria itu habis-habisan.Di rumah Arif.“Ayo, teman-teman, minum.”Putra Arif, Aldo, menyambut beberapa temannya yang bertubuh tinggi dan kekar.Mereka minum-minum dan makan BBQ.Seorang pria berusia dua puluhan yang mengenakan rompi hitam berkata, “Aldo, jangan khawatir. Kalau pria itu masih berani datang, aku akan mematahkan kakinya.”“Ada Kak Budi di sini, jadi aku nggak khawatir. Jangan khawatir, setelah kita memberi pelajaran pada pria itu, aku akan membayarmu 60 juta, nggak kurang sepeser pun. Pakai uangnya untuk minum-minum dengan teman-teman lain,” kata Aldo sambil tersenyum. Dia merasa tenang dengan adanya beberapa temannya ini.“Birnya datang.” Arif
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-27
Baca selengkapnya

Bab 246

Arif dibawa pergi, anaknya, Aldo dibawa pergi. Beberapa preman dibawa pergi juga.“Kak Chandra ….”Seorang polisi yang masih belum pergi melihat Chandra dan dengan sikap santun bertanya, “Pe-permisi mau tanya, bagaimana cara melacak keluarga Kurniawan?”Polisi ini merupakan seorang kepala investigasi kejahatan yang bernama Judy. Sebelum datang, dia sudah mengetahui identitas Chandra yang merupakan menantu dari keluarga Kurniawan. Akan tetapi dia tidak mengetahui identitas Chandra yang lainnya.Namun, orang yang bisa membuat para jenderal di bawah Arya memanggilnya dengan sebutan “Kakak”, sudah pasti bukan orang yang sembarangan. Chandra sendiri juga tidak tahu harus bagaimana memeriksa keluarga Kurniawan.“Setelah dilacak, tutup apa yang harus ditutup dan denda apa yang harus didenda!” kata Chandra.“Baik,” jawab Judy sambil mengangguk.“Jenderal Abdul, kali ini sudah merepotkanmu. Aku akan cari waktu traktir kamu makan.”Chandra mengibaskan tangannya dan berbalik pergi.Di waktu yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-27
Baca selengkapnya

Bab 247

Setelah semua orang telah pergi, Leon yang lebih dulu menghampiri kotak yang berisi uang tunai. Dia mengeluarkan satu gepok uang dan menarik beberapa lembar dari sana. Setelah dilihat dengan saksama, dengan suara histeris dia berseru, “Kakek, uang ini asli!”Sampai saat ini Toni masih belum tersadar dan belum bisa menebak siapa pemuda tersebut. Kenapa dia begitu loyal?Leon meletakkan uang itu dan menghampiri Toni sambil berkata, “Kakek, untuk saat ini perempuan yang belum menikah hanya Linda dan juga Yuna. Meski Linda memiliki kekasih, Yuna juga ada kekasih dan tidak ada yang berasal dari keluarga Atmaja.”“Benar. Orang yang kirim mahar ini juga nggak bilang siapa pemuda dari keluarga Atmaja ini. Dia juga nggak bilang mau diberikan pada siapa dan langsung kasih mahar ini begitu saja?” sahut Toni.“Pasti kasih ke aku,” ujar Linda dengan cepat. Dia sedikit antusias dan berkata, “Kalau dari segi kecantikan, orang misterius ini pasi nggak akan tertarik dengan Yuna dan akan jatuh hati pada
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-28
Baca selengkapnya

Bab 248

Chandra pulang ke rumah dan menemukan rumah dalam keadaan kosong. Ketika dia keluar tadi, Chandra tidak membawa kunci sehingga dia tidak bisa masuk dan tidak tahu kemana perginya orang-orang di rumah.Lelaki itu menghubungi Nova yang berada di Farma Kimia dan sedang mencari Yura untuk mengambil beberapa orderan. Saat ini perempuan itu sedang melaju pulang ke rumah. Nova sudah melihat pesan di grup keluarga yang ada di ponselnya.“Pemuda Atmajaya yang misterius?”“Mahar mewah?”Melihat hadiah yang dikirimkan Leon di grup keluarga serta percakapan di dalamnya membuat Nova kehilangan sedikit konsentrasinya. Entah kenapa dia mengingat seseorang. Orang itu adalah lelaki bertopeng.Saat ini ponselnya berdering dan membuat lamunannya buyar. Dengan cepat Nova menerima telepon dan berkata, “Sayang, kenapa?”“Nova, kamu ada di mana? Di rumah nggak ada orang dan aku nggak bawa kunci. Aku nggak bisa masuk ke rumah.”“Aku hampir sampai rumah, setengah jam lagi.”“Ok!”Chandra memutuskan sambungan t
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-28
Baca selengkapnya

Bab 249

Toni yang duduk di sofa mendongak dan menatap Chandra sambil bertanya, “Be-beneran kamu yang kasih?”“Tentu saja!” Chandra mengangguk.“Sembarangan! Memangnya kamu ada uang?” sahut Leon.Yani juga ikut berseru, “Chandra, kamu jangan nggak tahu malu! Hanya karena nama belakang kamu Atmaja juga, kamu bilang kamu yang kasih?!”“Iya! Dia juga nggak bilang mau kasih ke siapa. Nova sudah menikah, nggak mungkin kasih ke Nova. Pemuda misterius ini pasti tertarik denganku!” kata Linda.Toni juga tidak yakin mahar ini diberikan pada siapa karena yang mengantarkan mahar tersebut tidak bilang apa pun. Orang itu hanya bilang tuan muda Atmaja yang memberikannya. Toni menatap Nova dan bertanya, “Nova, kamu kenal tuan muda Atmaja yang kaya?”“Ke-kenal,” jawab Nova setelah diam sesaat.Jawaban perempuan itu membuat semuanya menoleh ke arah Nova. Toni bangkit berdiri dan dengan bersemangat bertanya, “Siapa? Siapa orangnya?”Nova melirik Chandra sekilas dan tampak ragu-ragu. Dia juga tidak tahu apakah di
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-28
Baca selengkapnya

Bab 250

“Pa, yang kirim beneran tuan muda Atmaja? Bukan Christian?” tanya Yani memastikan lagi.Dia tetap merasa orang yang mengirimkan mahar ini adalah Christian, bukan orang yang ditolong Nova sepuluh tahun yang lalu.Toni mengangguk dan berkata, “Iya, memang tuan muda Atmaja. Sepertinya yang kasih adalah orang dari keluarga Atmaja yang sepuluh tahun lalu ditolong oleh Nova. Dan barang-barang ini memang untuk Nova.”“Ak-aku nggak mau,” ujar Nova buru-buru.“Mau, kenapa nggak mau?!” sahut Hendro yang maju sambil mengambil kotak yang berisi kunci mobil Ferrari.“Nggak peduli dia Christian atau tuan muda Atmaja, yang penting barang ini untuk Nova, berarti artinya punya kami!”“Kamu ngapain?! Letakkan!” seru Leon dengan nada penuh penekanan.“Masih belum jelas siapa yang kasih dan dikasih ke siapa. Mana mungkin ini dikasih untuk Nova, yang benar seharusnya untuk Linda!”“Sembarangan!” balas Yani.“Ini semua dikasih untuk Nova, barang-barangnya akan kami bawa!” kata Yani lagi.“Kamu yang sembaran
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-03-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2324252627
...
197
DMCA.com Protection Status