Toni yang duduk di sofa mendongak dan menatap Chandra sambil bertanya, “Be-beneran kamu yang kasih?”“Tentu saja!” Chandra mengangguk.“Sembarangan! Memangnya kamu ada uang?” sahut Leon.Yani juga ikut berseru, “Chandra, kamu jangan nggak tahu malu! Hanya karena nama belakang kamu Atmaja juga, kamu bilang kamu yang kasih?!”“Iya! Dia juga nggak bilang mau kasih ke siapa. Nova sudah menikah, nggak mungkin kasih ke Nova. Pemuda misterius ini pasti tertarik denganku!” kata Linda.Toni juga tidak yakin mahar ini diberikan pada siapa karena yang mengantarkan mahar tersebut tidak bilang apa pun. Orang itu hanya bilang tuan muda Atmaja yang memberikannya. Toni menatap Nova dan bertanya, “Nova, kamu kenal tuan muda Atmaja yang kaya?”“Ke-kenal,” jawab Nova setelah diam sesaat.Jawaban perempuan itu membuat semuanya menoleh ke arah Nova. Toni bangkit berdiri dan dengan bersemangat bertanya, “Siapa? Siapa orangnya?”Nova melirik Chandra sekilas dan tampak ragu-ragu. Dia juga tidak tahu apakah di
“Pa, yang kirim beneran tuan muda Atmaja? Bukan Christian?” tanya Yani memastikan lagi.Dia tetap merasa orang yang mengirimkan mahar ini adalah Christian, bukan orang yang ditolong Nova sepuluh tahun yang lalu.Toni mengangguk dan berkata, “Iya, memang tuan muda Atmaja. Sepertinya yang kasih adalah orang dari keluarga Atmaja yang sepuluh tahun lalu ditolong oleh Nova. Dan barang-barang ini memang untuk Nova.”“Ak-aku nggak mau,” ujar Nova buru-buru.“Mau, kenapa nggak mau?!” sahut Hendro yang maju sambil mengambil kotak yang berisi kunci mobil Ferrari.“Nggak peduli dia Christian atau tuan muda Atmaja, yang penting barang ini untuk Nova, berarti artinya punya kami!”“Kamu ngapain?! Letakkan!” seru Leon dengan nada penuh penekanan.“Masih belum jelas siapa yang kasih dan dikasih ke siapa. Mana mungkin ini dikasih untuk Nova, yang benar seharusnya untuk Linda!”“Sembarangan!” balas Yani.“Ini semua dikasih untuk Nova, barang-barangnya akan kami bawa!” kata Yani lagi.“Kamu yang sembaran
Keadaan seperti sekarang ini sudah merupakan keadaan yang paling baik.“Sayang, kamu harus percaya denganku.”“Aku percaya sama kamu,” sahut Chandra sambil menatap Nova.“Bisa masuk dalam keluarga Kurniawan dan bisa menikah denganmu merupakan hal terbaik dalam hidup ini. Apa pun akhirnya, aku nggak akan menyalahkanmu.”“Huft ….”Nova mengembuskan napasnya berat.Pak Kusuma tiba di kediaman keluarga Kurniawan dalam waktu yang cukup singkat. Terdengar suara ketukan pintu ketika semua orang di dalamnya tengah sibuk berantem. Pak Kusuma datang dengan membawa Selena.Toni segera bangkit ketika melihat ada orang asing yang datang bertamu. Seluruh anggota keluarga Kurniawan juga ikut bangkit. Lelaki itu berjalan menghampiri Pak Kusuma dengan bantuan tongkatnya. Dengan ekspresi bingung dia bertanya, “Dengan siapa?”Kurniawan yang sekarang dengan yang dulu sangat berbeda sekali. Sekarang lelaki itu mengenakan pakaian serba hitam dan aura lelaki itu terlihat cukup mengintimidasi. Sedangkan Selen
Polisi yang baru datang langsung menangkap orang itu membuat Hardi dan Leon gusar. Toni berjalan mendekat dan melihat sosok Judy. Sebagai kepala keluarga di keluarga Kurniawan, bagaimana mungkin dia tidak kenal dengan Judy.“Pak Judy, apakah Bapak keliru? Hardi dan Leon nggak mungkin melakukan kejahatan pekerjaan. Memangnya apa yang mereka lakukan?”Judy melirik sekilas pada Chandra dan membuat lelaki itu bergegas berkata, “Aku yang lapor polisi.”“Kamu?”Tatapan semua orang berhenti pada diri Chandra. Leon langsung berseru marah, “Chandra! Dasar nggak berguna! Kamu sudah makan, minum dan pakai semua keperluan dari keluarga Kurniawan dan bisa-bisanya kamu melaporkan aku ke polisi?! Atas dasar apa melaporkan aku? Aku buat apa?!”“Kalau hari ini nggak kasih kejelasan ke saya, saya pastikan masalah ini nggak akan selesai!” kata Hardi dengan suara dingin.Nova menarik tangan Chandra dan bertanya, “Chandra, kamu ngapain?”Semua orang menatap Chandra dengan sorot dingin dan juga penuh kebenc
“Sudah, sudah,” kata Toni sambil mengibaskan tangannya.“Papa, Papa nggak boleh lepas tangan tentang masalah ini,” kata Liana sambil terisak.“Hardi dan Leon sudah ditangkap polisi. Meski mereka bersalah, seharusnya masalah keluarga nggak boleh bawa ke kantor polisi!”“Masalah keluarga? Apakah mencelakai Nova termasuk masalah keluarga? Untungnya nggak ada masalah besar, kalau sampai banyak yang mati gimana? Apakah ini bisa dikatakan masalah keluarga?” balas Chandra.“Kamu!” Liana menunjuk wajah Chandra dengan wajah merah.“Kamu pikir kamu siapa?! Ini rumah keluarga Kurniawan! Kamu pikir kamu ada hak bicara di sini?!” lanjut perempuan itu lagi.“Benar! Keterlaluan sekali!”“Kenapa malah lapor polisi?”“Bukankah masalah ini tinggal dijelaskan saja? Bukan masalah besar! Apa kata orang-orang kalau masalah polisi menangkap anggota keluarga Kurniawan di rumah? Bagaimana kita bisa mengangkat wajah kita di luar sana?”“Keterlaluan sekali! Dasar menantu pembawa sial!”Seluruh anggota keluarga K
Nova terdiam karena ucapan bernada tinggi dari ibunya. Dia hanya bisa menarik Chandra masuk ke kamar, sedangkan orang yang lainnya masih mengerumuni mahar mahal tersebut.Indah mengeluarkan beberapa pakaian mahal dan juga perhiasan mahal sambil berlari masuk ke kamar dengan bahagia. Dia mengganti pakaiannya dan mengenakan anting, kalung serta cincin.“Sayang, gimana? Cantik nggak?”Perempuan itu berjalan keluar dan mengelilingi ruang tamu sambil bertanya pada Hendro. Detik berikutnya terdengar lelaki itu yang berkata, “Wah! Cantik sekali istriku! Baju ini benar-benar dibuat secara khusus!”Mendengar pujian tersebut membuat Indah tersenyum malu dan bahagia. Sedangkan Yani mulai bergumam sinis, “Christian ada banyak uang, Tuan Muda Atmaja juga kaya. Nova nikah sama siapa dong?”“Sama semuanya!” seru Hendro dengan semangat.Plak!Yani melayangkan satu geplakan kuat ke kepala putranya dan membuat Hendro seketika terdiam. Setelah itu dia mengeluarkan kotak yang berisi uang tunai sambil berk
Chandra tercenung sesaat karena tidak mengerti. Bukannya mereka sudah sepakat? Kenapa tiba-tiba berubah?Setelah diam selama beberapa detik, Chandra tersadar dan langsung tersenyum sambil berkata, “Ng-nggak apa-apa.”Setelah itu dia turun dari kasur dan mengambil kasur lantai untuk membentangkannya. Nova juga tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Hanya saja kecupan Chandra di detik pertama tadi membuatnya merasa takut. Bahkan Nova sendiri tidak tahu apa yang sedang dia takuti.“Na-naik lah. Tidur di atas saja.”Meski belum mempersiapkan dirinya, Nova juga tidak tega membiarkan Chandra tidur di lantai. Chandra hanya tertawa kecil dan berkata, “Nggak apa-apa, aku tidur di bawah saja. Tunggu setelah kamu selesai berpikirnya baru aku tidur di atas.”Chandra hanya tidak ingin memaksa Nova dan juga tidak boleh memaksa perempuan ini. Tanpa adanya perempuan ini, maka tidak akan ada Chandra yang sekarang. Apa pun keputusan Nova, Chandra pasti akan mendukungnya dan mengikutinya.Hanya saja b
Chandra meninggalkan kediaman keluarga Kurniawan dan memanggil taksi untuk berangkat ke Atma Group. Saat masih di jalan, lelaki itu menelepon Pak Kusuma dan berkata, “Pak Kusuma, sekarang siapa yang bertanggung jawab di Atma Group?’“Den, untuk sementara saya yang bertanggung jawab.”“Baik, kasih saya satu set jas dan juga sebuah topeng. Saya akan segera tiba.”Kusuma tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Chandra, tetapi dia tetap menyanggupinya dan berkata, “Baik, akan segera saya siapkan.”Setelah selesai bertelepon, Chandra memejamkan matanya dan beristirahat sejenak. Tidak butuh waktu yang lama bagi dirinya untuk tiba di Atma Group. Gedung tersebut terdapat 18 lantai yang berukuran sangat luas dan mewah.Gedung ini dulunya merupakan salah satu milik anak perusahaan dari empat keluarga besar. Sekarang mereka berikan begitu saja pada Chandra. Setelah Kusuma yang mewakili Chandra untuk menerimanya, lelaki itu mengganti nama gedung tersebut menjadi Atma Tower. Gedung ini juga meru
Istana Kegelapan adalah organisasi paling misterius yang ada di dunia Sky Draga dan sudah berdiri selama bertahun-tahun. Pemimpin dari Istana Kegelapan merupakan salah satu orang terkuat yang ada di dunia Sky Draga yang bernama Morga Huraz dan Sergi adalah adiknya. Chandra sudah membunuh adik laki-laki Morga. Itu artinya, Chandra sudah pasti mati di mata Morga. Sekarang, dia tidak ingin lagi terlalu banyak berbasa-basi dengan Chandra. Karena tujuan utamanya adalah harta karun keluarga Sky. Sekarang, harta karun itu berada di tangan Chandra. Morga mengulurkan tangannya lalu berkata dengan raut wajah kesal, “Anak muda, berikan liontin giok itu padaku. Dengan begitu, aku akan membiarkan tubuhmu utuh.”Morga bersikap arogan ketika melontarkan kata-katanya. Chandra menatap liontin giok itu lalu sebuah pemikiran muncul di benaknya. Dalam sekejap mata, liontin itu menghilang dari tangannya dan masuk ke dalam Istana Abadi. “Majulah kalau memang kamu menginginkannya,” ujar Chandra sambil ter
Namun, sepertinya Chandra lebih dari sekedar bawahan bagi Lilian. Cendekia merasa kesal di dalam hatinya, tapi dia tidak ingin menunjukkan kekesalannya. Jadi, dia menatap Chandra sambil tersenyum lalu berkata, “Anak muda, apa kamu sadar dengan ucapanmu? Apa kamu tahu, kelompok seperti apa Istana Kegelapan itu? Aku saja tidak akan mampu menyelamatkan para sandera dari cengkeraman Istana Kegelapan. Apa kamu berpikir, dirimu memiliki kekuatan untuk melawan mereka?”“Kamu tidak perlu memedulikan masalah itu,” ujar Chandra tenang. Chandra memang tidak mengenal Cendekia. Namun, Lilian mengatakan kalau Cendekia akan menerima siapa pun yang datang ke Kota Freely tanpa peduli seberapa buruk dan keji kelakuan orang itu. Orang seperti Cendekia ini pastinya bukanlah orang baik. Cendekia tersenyum tipis lalu menatap Chandra seraya bertanya, “Aku dengar, wakil pemimpin Istana Kegelapan sudah tewas. Apa kamu ada hubungan dengan kematiannya?”Chandra membalas tatapan Cendekia lalu berkata dengan te
Cendekia langsung tersenyum setelah mendengar kedatangan Putri dari Negara Sky Draga. Pemimpin Istana Kegelapan juga tampak terkejut lalu berkata sambil tersenyum, “Aku baru saja mau mencarinya. Tapi ternyata, dia datang sendiri tanpa diundang.”Si Cendekia melambaikan kipasnya lalu berkata, “Pemimpin Istana Kegelapan, lebih baik kamu sembunyi dulu sekarang. Aku ingin lihat, apa yang diinginkan Putri Negara Sky Draga dariku.”“Oke,” jawab si pemimpin Istana Kegelapan sambil mengangguk. “Izinkan dia masuk,” ujar Cendekia kepada penjaga. “Baik,” jawab si penjaga lalu bergegas pergi. Di depan gerbang kediaman pemimpin Kota Freely. Chandra dan Lilian menunggu selama beberapa saat, sampai akhirnya si penjaga yang melapor ke dalam bergegas keluar. “Putri, silakan masuk.”Chandra dan Lilian masuk ke dalam kediaman pemimpin kota dengan dipandu oleh si penjaga. Mereka masuk ke dalam aula utama setelah melewati sebuah lorong. Seorang pemuda terlihat sedang duduk di kursi utama aula. Pemud
Mereka berdua mencari tempat tinggal terlebih dahulu setelah masuk ke dalam kota. Di dalam kamar. Chandra duduk di sebuah kursi, sementara Lilian menuangkan teh untuknya. “Kak Chandra, kapan kita akan pergi ke kediaman pemimpin kota?” tanya Lilian cemas. Beberapa hari telah berlalu, tapi dia masih belum mengetahui keadaan para kerabatnya. Sekarang, dia benar-benar ingin tahu keberadaan Istana Kegelapan serta keadaan pada kerabatnya.“Makan saja dulu setelah itu baru kita pergi,” ujar Chandra lalu berjalan menuju pintu keluar. Dia berjalan ke lantai pertama untuk memesan beberapa makanan lalu makan dengan santai. Lilian duduk di dekat Chandra tanpa keinginan untuk makan sedikit pun. Di aula, ada banyak orang yang sedang menikmati makanan mereka. “Aku dengar, istana kekaisaran Kota Sky Draga dihancurkan dan jutaan orang dibantai di sana.”“Ya, aku juga mendengarnya. Sepertinya, itu ulah Istana Kegelapan.”“Sepertinya alasan pembantaian itu karena Negara Sky Draga memiliki harta ka
Pemandangan yang sangat memilukan ketika melihat tanah yang mereka injak dipenuhi dengan mayat. Lilian bergegas menuju istana kekaisaran. Di sekitar istana, jumlah mayat yang bergelimpangan juga semakin banyak. Seluruh tanah berlumuran darah. Dia terpaksa menginjak mayat ketika bergerak maju. Sampai akhirnya, dia tiba di istana tidak lama kemudian. Mayat pengawal berbaju besi tampak bergelimpangan ketika Lilian melangkah masuk ke dalam istana. Lilian terus melangkah masuk ke dalam istana. Namun, semua orang sudah menjadi mayat dan tidak ada satu pun orang hidup yang bisa dia temui di sana. “Papa ….”Lilian berjongkok di tanah sambil berteriak pilu. Chandra yang melihat ini, hanya bisa diam tanpa tahu, bagaimana cara menghibur perempuan ini.Sampai akhirnya, Chandra berusaha untuk menenangkannya dengan berkata, “Kamu lihat dulu, apakah ada kerabatmu di antara mayat-mayat itu? Mungkin saja mereka tidak mati dan hanya ditangkap.”Lilian bergegas bangkit dan mulai mencari kerabatnya di a
Lilian membutuhkan waktu beberapa saat untuk bisa tiba di tempat Chandra berada ketika Chandra masih terbaring di atas tanah dengan napas lemah. Lilian sempat tidak berani mendekati Chandra setelah melihat pertarungan Chandra dan Sergi. Dia hanya berdiri beberapa meter jauhnya dari Chandra sambil memperhatikan Chandra lalu bertanya pelan, “Apa kamu baik-baik saja?”Chandra berkata dengan suara lemah, “Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat sebentar.”Lilian menghela napas lega setelah mendengar jawaban Chandra. Namun, dia masih tidak berani mendekat dan hanya berani berdiri beberapa meter dari Chandra sambil menatap laki-laki itu. Wajah Chandra tampak memerah setelah menyadari Lilian yang terus menatapnya. Sampai akhirnya 30 menit kemudian, tubuh Chandra kembali pulih. Dia bisa berdiri di atas tanah lalu meregangkan ototnya. “Ini?”Lilian sangat terkejut dengan pemandangan ini. Dia bisa merasakan napas Chandra yang sangat lemah dan hampir mati sebelumnya. Namun, hanya dalam wa
Tubuh Chandra tertusuk dan terpukul oleh kekuatan tangan Sergi yang dahsyat sampai tubuhnya terpental. Tubuh Chandra terjatuh dengan keras sampai tanah yang ditabraknya membentuk lubang yang sangat dalam. Wajah Lilian seketika memucat. Sekarang, dia tidak lagi bisa melarikan diri. bahkan penyelamat hidupnya saja sudah tewas di tangan Sergi. “Putri ….”Sergi berdiri melayang di udara sambil menatap Lilian yang gemetaran di kejauhan lalu dia tersenyum seraya berkata, “Kamu pikir, orang ini bisa menyelamatkanmu? Kamu benar-benar suka bermimpi, ya!”Di mata Sergi, Chandra sudah tewas.“Aku … aku akan memberikannya padamu,” ujar Lilian memilih untuk berkompromi. Lagi pula, Sergi tetap bisa mendapatkan giok itu kalau dia mati. Jadi, setidaknya dia masih bisa hidup jika dia memberikan giok itu dengan sukarela. Namun, tiba-tiba saja Chandra melesat keluar dari lubang reruntuhan dengan rambut berantakan dan tubuh yang berlumuran darah. Dia benar-benar tampak menyedihkan. Anehnya, cedera di d
Suara teriakan nyaring itu diikuti dengan energi pedang yang melesat ke seluruh penjuru arah dan membunuh belasan prajurit yang melindungi Lilian. Detik berikutnya, Sergi sudah muncul di depan Lilian. Chandra yang sedang membunuh banyak prajurit Istana Kegelapan bergegas ke arah Lilian dalam sekejap mata lalu memeluknya. Di saat yang bersamaan, Lilian juga memiringkan tubuhnya berusaha menghindari serangan Sergi. Kemudian Chandra membawa Lilian melesat ke langit setinggi beberapa puluh meter sambil menyimpan pedang di tangannya. “Peluk aku!” seru Chandra. Lilian bergegas menuruti perintah Chandra. Tidak lama kemudian, muncul dua jenis energi sejati di telapak tangan Chandra. Kedua jenis energi ini terlihat langsung bergabung dan membentuk sebuah kekuatan baru. “Sangkar Kosmik!” Bola energi hasil perpaduan dua jenis energi sejati langsung melesat ke bawah. Duar!Bumi berguncang dengan gunung-gunung yang berada di bawahnya langsung hancur dalam sekejap mata. Semua prajurit Istana K
Suara langkah kaki yang sangat banyak juga terdengar dari kejauhan setelah suara itu menghilang. Tidak lama kemudian, sejumlah prajurit yang mengenakan jubah dan topeng hitam muncul. Dalam sekejap mata, hutan di sekitar Chandra penuh sesak oleh lebih dari 3000 prajurit yang mengepungnya.Seorang laki-laki tua tiba-tiba saja mendarat di atas tanah. Laki-laki itu terlihat sudah berumur sekitar 70 tahun dengan wajah berkeriput dan mata cekung. Sosok itu terlihat sangat aneh. Laki-laki tua itu tampak mengenakan jubah berwarna merah dengan pedang merah di tangannya. “Sergi?”Ekspresi Lilian seketika berubah. Begitu pun, belasan prajurit berbaju besi yang tersisa. Mereka semua tampak ketakutan sampai tubuh mereka bergetar.Chandra berbalik lalu menatap Lilian dan bertanya, “Siapa itu Sergi?”Lilian berkata dengan raut wajah ketakutan dan mulut yang bergetar, “Sergi adalah wakil pemimpin Istana Kegelapan. Kekuatannya berada tepat di bawah pemimpin Istana Kegelapan. Dia adalah salah satu pra