Paul mengendarai mobil Wuling yang sudah dimodifikasi dan membawa Chandra pergi dari Jalan Nantaboga itu.“Kak Chandra, mau pergi ke mana?”“Pusat kota. Jalan Pesanggra, sebuah tempat bernama Honor Lounge.”“Oh,” kata Paul, kemudian berkonsentrasi mengemudi.“Sebenarnya, Claudia orangnya baik.” Paul berkata, “Aku sudah melihat informasi mengenai dia. Dia lulus dari universitas bergengsi dan sekarang bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan besar dengan gaji 60 juta sebulan. Jadi, wajar saja kalau dia punya kriteria yang tinggi.”“Claudia itu wanita yang menyebutmu miskin tadi?” Chandra melirik Paul.Paul mengangguk, “Iya, namanya Claudia.”Chandra tersenyum dan berkata, “Lupakan saja wanita seperti itu. Nanti kita minta Mawar untuk memperkenalkan wanita yang lebih baik dari ini. Oh ya, kalau kamu bersedia, bekerjalah di Perusahaan New Era, jadi wakil presdir. Jadi, kamu mudah kalau mau menggoda perempuan. Eh, bukan kamu Claudia goda perempuan, tapi kalau wanita mau menggodamu.”“Lu
“Pulang, pulang ke mana? Kita sudah datang. Apa pun yang terjadi, kita harus masuk dan melihat-lihat tempat ini ….”Chandra memegang ponselnya dan hendak menelepon Ihsan.Karena, ketika dia menelepon Ihsan untuk menanyakan tentang tempat hiburan yang bagus di Rivera, Ihsan menyebutkan satu tempat dan meminta Chandra untuk menunggunya sebentar, karena dia akan segera datang.Pada saat ini, sebuah Rolls-Royce Phantom melaju ke tempat itu dengan cepat. Seorang pria gemuk botak berusia lima puluhan bergegas menghampiri mereka.Pria itu berjalan ke depan Chandra dan berkata dengan kehabisan napas, “Ma … maaf. Di jalan agak macet, jadi aku ter … terlambat.”Chandra melambaikan tangannya dan berkata sambil tersenyum, “Nggak apa-apa, kami juga baru sampai. Kita datang ke sini untuk Paul hari ini. “Ini Black Deity kita dari Gurun Selatan. Ihsan, kamu harus melayaninya dengan baik. Kalau ada yang mengecewakan dan Jenderal Black Deity kita sampa marah, apa kamu tahu konsekuensinya?”“Aku akan me
Chandra tertawa terbahak-bahak.Paul merasa malu.Ihsan menghela napas lega. Akhirnya, Chandra sudah puas.Sebaliknya, Claudia tercengang dan masih belum bisa mencerna semua ini.Bukannya ini si pria miskin?Yang nggak punya uang, nggak punya mobil, nggak punya tabungan. Bagaimana pria ini bisa mengenal Ihsan Pamungkas?Manajer tempat itu berlutut di lantai dan bertanya dengan hati-hati, “Ma … maaf, apa masih perlu yang lain?”“Dia, dia dia, nggak mau. Yang lainnya, mau,” kata Chandra sambil menunjuk ke beberapa wanita.“Kamu, kamu, kamu. Cepat pergi. Yang lainnya tinggal dan layani mereka dengan baik.”“Baik.” Mereka yang ditunjuk segera pergi.Yang lainnya satu per satu berdiri dan berjalan menghampiri ketiga pria itu.Chandra langsung berdiri, “Aku nggak perlu. Kalian hanya perlu melayani dua orang ini dengan baik.”Ihsan cepat-cepat berkata, “Aku juga nggak perlu. Layani saja orang ini.”Tiba-tiba, semua wanita cantik itu mengelilingi Paul.Dalam sekejap, beberapa bekas lipstik mun
“Oke, aku akan segera mengaturnya.”Chandra menutup telepon dan naik taksi ke tempat Arif.Saat ini sudah sore.Setelah pulang ke rumah, Arif takut Chandra akan datang lagi untuk membalas dendam, jadi dia meminta putranya Aldo untuk memanggil beberapa temannya untuk datang ke rumah. Kalau Chandra berani datang, mereka akan memukuli pria itu habis-habisan.Di rumah Arif.“Ayo, teman-teman, minum.”Putra Arif, Aldo, menyambut beberapa temannya yang bertubuh tinggi dan kekar.Mereka minum-minum dan makan BBQ.Seorang pria berusia dua puluhan yang mengenakan rompi hitam berkata, “Aldo, jangan khawatir. Kalau pria itu masih berani datang, aku akan mematahkan kakinya.”“Ada Kak Budi di sini, jadi aku nggak khawatir. Jangan khawatir, setelah kita memberi pelajaran pada pria itu, aku akan membayarmu 60 juta, nggak kurang sepeser pun. Pakai uangnya untuk minum-minum dengan teman-teman lain,” kata Aldo sambil tersenyum. Dia merasa tenang dengan adanya beberapa temannya ini.“Birnya datang.” Arif
Arif dibawa pergi, anaknya, Aldo dibawa pergi. Beberapa preman dibawa pergi juga.“Kak Chandra ….”Seorang polisi yang masih belum pergi melihat Chandra dan dengan sikap santun bertanya, “Pe-permisi mau tanya, bagaimana cara melacak keluarga Kurniawan?”Polisi ini merupakan seorang kepala investigasi kejahatan yang bernama Judy. Sebelum datang, dia sudah mengetahui identitas Chandra yang merupakan menantu dari keluarga Kurniawan. Akan tetapi dia tidak mengetahui identitas Chandra yang lainnya.Namun, orang yang bisa membuat para jenderal di bawah Arya memanggilnya dengan sebutan “Kakak”, sudah pasti bukan orang yang sembarangan. Chandra sendiri juga tidak tahu harus bagaimana memeriksa keluarga Kurniawan.“Setelah dilacak, tutup apa yang harus ditutup dan denda apa yang harus didenda!” kata Chandra.“Baik,” jawab Judy sambil mengangguk.“Jenderal Abdul, kali ini sudah merepotkanmu. Aku akan cari waktu traktir kamu makan.”Chandra mengibaskan tangannya dan berbalik pergi.Di waktu yang
Setelah semua orang telah pergi, Leon yang lebih dulu menghampiri kotak yang berisi uang tunai. Dia mengeluarkan satu gepok uang dan menarik beberapa lembar dari sana. Setelah dilihat dengan saksama, dengan suara histeris dia berseru, “Kakek, uang ini asli!”Sampai saat ini Toni masih belum tersadar dan belum bisa menebak siapa pemuda tersebut. Kenapa dia begitu loyal?Leon meletakkan uang itu dan menghampiri Toni sambil berkata, “Kakek, untuk saat ini perempuan yang belum menikah hanya Linda dan juga Yuna. Meski Linda memiliki kekasih, Yuna juga ada kekasih dan tidak ada yang berasal dari keluarga Atmaja.”“Benar. Orang yang kirim mahar ini juga nggak bilang siapa pemuda dari keluarga Atmaja ini. Dia juga nggak bilang mau diberikan pada siapa dan langsung kasih mahar ini begitu saja?” sahut Toni.“Pasti kasih ke aku,” ujar Linda dengan cepat. Dia sedikit antusias dan berkata, “Kalau dari segi kecantikan, orang misterius ini pasi nggak akan tertarik dengan Yuna dan akan jatuh hati pada
Chandra pulang ke rumah dan menemukan rumah dalam keadaan kosong. Ketika dia keluar tadi, Chandra tidak membawa kunci sehingga dia tidak bisa masuk dan tidak tahu kemana perginya orang-orang di rumah.Lelaki itu menghubungi Nova yang berada di Farma Kimia dan sedang mencari Yura untuk mengambil beberapa orderan. Saat ini perempuan itu sedang melaju pulang ke rumah. Nova sudah melihat pesan di grup keluarga yang ada di ponselnya.“Pemuda Atmajaya yang misterius?”“Mahar mewah?”Melihat hadiah yang dikirimkan Leon di grup keluarga serta percakapan di dalamnya membuat Nova kehilangan sedikit konsentrasinya. Entah kenapa dia mengingat seseorang. Orang itu adalah lelaki bertopeng.Saat ini ponselnya berdering dan membuat lamunannya buyar. Dengan cepat Nova menerima telepon dan berkata, “Sayang, kenapa?”“Nova, kamu ada di mana? Di rumah nggak ada orang dan aku nggak bawa kunci. Aku nggak bisa masuk ke rumah.”“Aku hampir sampai rumah, setengah jam lagi.”“Ok!”Chandra memutuskan sambungan t
Toni yang duduk di sofa mendongak dan menatap Chandra sambil bertanya, “Be-beneran kamu yang kasih?”“Tentu saja!” Chandra mengangguk.“Sembarangan! Memangnya kamu ada uang?” sahut Leon.Yani juga ikut berseru, “Chandra, kamu jangan nggak tahu malu! Hanya karena nama belakang kamu Atmaja juga, kamu bilang kamu yang kasih?!”“Iya! Dia juga nggak bilang mau kasih ke siapa. Nova sudah menikah, nggak mungkin kasih ke Nova. Pemuda misterius ini pasti tertarik denganku!” kata Linda.Toni juga tidak yakin mahar ini diberikan pada siapa karena yang mengantarkan mahar tersebut tidak bilang apa pun. Orang itu hanya bilang tuan muda Atmaja yang memberikannya. Toni menatap Nova dan bertanya, “Nova, kamu kenal tuan muda Atmaja yang kaya?”“Ke-kenal,” jawab Nova setelah diam sesaat.Jawaban perempuan itu membuat semuanya menoleh ke arah Nova. Toni bangkit berdiri dan dengan bersemangat bertanya, “Siapa? Siapa orangnya?”Nova melirik Chandra sekilas dan tampak ragu-ragu. Dia juga tidak tahu apakah di
Para calon murid yang ikut ujian kali ini terlalu lemah. Bahkan sekalipun Chandra membawa Luna, mereka masih berhasil lolos dan menjadi murid Sekte Dayan.Selanjutnya, Chandra pergi ke tempat istirahat untuk beristirahat sejenak. Luna sangat bersemangat setelah dia menjadi murid Sekte Dayan. Dia terus berjalan di sekitar Chandra dan terus mengungkapkan rasa terima kasihnya. Chandra hanya mendengarnya sambil tersenyum.Pertarungan terus berlanjut. Putaran demi putaran pertarungan berlanjut, semakin banyak orang yang terpilih untuk menjadi murid Sekte Dayan.“Semuanya, selamat telah menjadi murid Sekte Dayan.” Suara Yosan bergema keras. “Selanjutnya masih ada satu kali pertarungan. Pertarungan ini akan langsung menentukan sepuluh besar. Keuntungan menjadi sepuluh besar sangat banyak. Sepuluh besar bisa jadi murid Tetua. Juara pertama bisa jadi murid Ketua Sekte.”“Selain itu, sepuluh murid teratas juga memenuhi syarat untuk masuk ke Pustaka Agung Sekte Dayan untuk memilih kekuatan magis
Beberapa prajurit segera datang mendekat karena melihat adanya kesempatan untuk menyingkirkan lawan.“Pergi.”Raut wajah Chandra menjadi muram. Aura yang sangat kuat memancar dari tubuhnya. Dia mengibaskan tangannya beberapa kali, badai energi sejati datang menerpa. Para prajurit yang hendak mendekat seketika ketakutan dan bergegas mundur.Setelah mengetahui kekuatan Chandra, seketika tidak ada seorang pun yang berani datang dan mencari masalah.Luna duduk di tanah. Wajahnya tampak pucat. “Aku terluka. Kak Chandra, kamu nggak perlu pedulikan aku. Kalau kamu bawa aku terus, kamu pasti akan terbebani. Kalau aku jadi bebanmu dan buat kamu gagal masuk ke Sekte Dayan, maka aku akan jadi orang yang berdosa,” kata Luna dengan suara lemah.Chandra tertawa pelan. “Aku sudah janji sama kamu akan buat kamu masuk ke Sekte Dayan. Aku pasti penuhi janjiku.”Usai berkata, Chandra mengangkat tangannya, lalu sebatang kawat baja keluar dari dalam lengan bajunya. Kawat baja itu retak lalu berubah menjadi
Lawan Chandra kali ini semua sudah diatur khusus oleh Yosan. Dia ingin melihat apakah Chandra yang membawa beban yakni Luna masih bisa masuk ke final. Dia juga penasaran seberapa kuat kekuatan Chandra yang sebenarnya.Karena Yosan dapat melihat tingkat kultivasi para prajurit biasa dalam sekali lihat. Akan tetapi, dia tidak dapat melihat tingkat kultivasi Chandra, juga tidak bisa melihat kekuatan asli Chandra.Saat ini, di atas arena.Seratus orang telah menyebar. Chandra masih berdiri di tengah. Dia melihat orang-orang di sekitarnya, lalu menatap Luna dan memberi perintah, “Kamu ikuti aku. Jangan lari sembarangan. Kalau sampai ada orang ambil kesempatan untuk keluarkan kamu dari arena, kamu akan kehilangan kualifikasi untuk masuk ke Sekte Dayan.”“Oke, aku mengerti,” kata Luna sambil mengangguk pelan.Sekarang Chandra adalah harapan terakhir Luna. Tanpa perlindungan Chandra, Luna tidak akan bisa masuk ke Sekte Dayan.Di atas arena, seratus orang saling waspada. Semua mencari orang yan
Yosan muncul di arena. Dia melihat ke arah para prajurit yang tersisa dan berkata dengan suara keras, “Selanjutnya akan ada pertarungan lawan semua. Tidak ada aturan untuk pertarungan ini. Kalian dapat menggunakan senjata dan jurus apa pun. Kalau kalian jatuh dari arena, maka kalian akan kehilangan kualifikasi untuk bertarung. Hanya akan ada sepuluh orang yang tersisa di arena. Namun, kehilangan kualifikasi bukan berarti kalian tidak memiliki kesempatan lagi.”“Setelah semua orang berpartisipasi, jika orang yang terpilih masih belum penuhi kuota seribu orang, maka pertarungan terus dilanjutkan sampai terkumpul seribu orang.”Suara Yosan bergema keras. Begitu mendengar kata-kata Yosan, semua orang jadi tergerak. Mereka yang berhasil ke area pusan dan masuk babak final adalah yang terbaik dari generasi sebelumnya. Mereka semua sangat percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri.Sesaat kemudian, seorang murid Sekte Dayan naik ke atas arena dan mulai memanggil nama-nama. Mereka yang naman
Luna tidak percaya dirinya bisa seberuntung itu. Namun, dia sudah sangat berterima kasih kepada Chandra. Karena berkat Chandra, Luna mampu sampai sejauh ini.Chandra menunggu pertarungan berikutnya dengan sabar. Karena Chandra hanya memiliki satu token di tangannya. Dia ada di peringkat terakhir. Jika harus bertarung, dia orang pertama yang akan bertarung.Sesuai dugaan, Chandra adalah orang yang pertama bertarung. Saat ini, arena dibagi menjadi banyak area. Di area tempat Chandra berada saat ini, ada seorang murid Sekte Dayan memegang sebuah daftar nama di tangannya. Dia pun membaca daftar nama di tangannya.“Pertarungan pertama antara Chandra dan Marino.”Seiring dengan bergemanya suara, seorang pria berjalan keluar dari kerumunan dan muncul di tengah arena tarung. Arena besar terbagi menjadi banyak arena kecil. Banyak prajurit berkumpul di sekitar setiap arena kecil.Chandra menatap orang itu. Chandra tahu, orang itu adalah lawannya yang bernama Marino. Sekarang yang harus Chandra l
Menyelamatkan Chandra sudah pasti adalah pilihan yang paling bijak yang Luna ambil dalam hidup ini.Di depan sana, sudah ada banyak murid Sekte Dayan. Orang-orang itu sedikit terkejut ketika melihat ada orang yang tiba di area pusat secepat itu.“Mereka cepat sekali. Ini baru tiga hari, mereka sudah sampai di area pusat. Sepertinya mereka berdua cukup kuat.”“Entah mereka berdua datang dari mana.”“Bagaimana kalau dicoba dulu?”“Jangan dulu. Kalau Tetua tahu, pasti kita yang disalahkan.”Beberapa murid Sekte Dayan berkumpul. Mereka melihat Chandra dan Luna yang baru tiba, lalu mereka mulai mengobrol. Chandra pun tidak menghiraukan murid-murid Sekte Dayan itu. Dia mencari tempat dan duduk bersila di tanah. Kemudian, dia menyerap Energi Spiritual Langit dan Bumi, dan mulai berlatih dengan serius. Sementara itu, Luna hanya menyaksikan Chandra dari samping.Hari demi hari berlalu. Dalam sekejap mata, sudah lima hari berlalu. Masih tersisa waktu dua hari dari sepuluh hari yang telah ditentu
Di dalam Lukisan Gunung Bulan, Chandra sedang bertarung dengan Yoko. Kedua pria itu saling bertarung. Keduanya saling beradu kekuatan. Sekalipun Chandra sangat kuat, tingkat kekuatannya lebih rendah dari Yoko. Masih ada kesenjangan kekuatan di antara mereka.Jika dia tidak menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, akan sulit bagi Chandra untuk mengalahkan Yoko. Akan tetapi, dia tidak berniat menggunakan Jurus Langkah melawan langit. Jurus tersebut merupakan jurus pamungkas klan Gera. Chandra diincar Sekte Sutan juga karena jurus tersebut.“Kamu sangat kuat.” Chandra menatap Yoko yang ada di depannya, lalu berkata, “Aku bukan lawanmu.”Chandra tidak sok kuat. Dia yang sekarang lebih memilih untuk menyembunyikan kekuatannya.“Aku bisa merasakan kamu belum kerahkan seluruh kekuatanmu. Coba gunakan seluruh kekuatanmu dan lawan aku,” kata Yoko.Chandra tersenyum tipis. “Sudah kubilang, aku bukan tandinganmu. Barusan aku sudah keluarkan seluruh kekuatanku. Tujuanmu sudah tercapai. Kalau ngga
Pria berjubah biru yang baru muncul itu tidak lain adalah orang yang diatur Tetua Yosan untuk menguji kekuatan Chandra. Namanya Yoko, kekuatannya berada pada tingkat ketiga Alam Kesucian. Kekuatannya sudah termasuk sangat kuat.Yoko menatap Chandra dengan senyum lebar di wajahnya. “Anak muda, kamu sangat beruntung dapat perhatian dari Tetua. Tujuan kedatanganku sangat sederhana, yaitu untuk uji kultivasimu. Kalau kamu bisa kalahkan aku, maka kamu akan langsung masuk ke area pusat. Bahkan kamu bisa langsung dapat tempat di sepuluh besar.”Yoko langsung mengatakan tujuan kedatangannya. Setelah mendengar hal itu, Chandra spontan mengerutkan kening. Chandra juga tidak menyangka kalau dirinya telah menarik perhatian para tetua. Dia datang ke Sekte Dayan hanya untuk berlatih dengan tenang tanpa menarik perhatian.Akan tetapi, dilihat dari situasi saat ini, tidak masalah jika Chandra menarik perhatian para tetu. Dengan begitu, dia bisa menjadi murid para tetua atau bahkan ketua sekte. Sekte
Ziyan sangatlah sombong. Dia tetap meremehkan Chandra, sekalipun sudah melihat kekuatan Chandra yang luar biasa. Karena dia menganggap dirinya sebagai salah satu prajurit jenius terkuat di antara murid terakhir yang direkrut oleh Sekte Dayan. Dia pasti sudah pergi menuju bumi dan bersaing untuk mendapatkan keberuntungan kalau saja dirinya tidak terlalu muda dan kekuatannya sedikit lebih kuat daripada orang-orang yang sudah berkultivasi selama ratusan tahun. Dia tidak diutus ke bumi karena dia memiliki sedikit celah dengan utusan jenius dari 3000 dunia tersegel lainnya. “Baiklah,” balas tetua tanpa memaksa Ziyan karena dia tahu kalau muridnya itu sangatlah sombong. Di Lukisan Gunung Bulan. Chandra membawa Luna menuju area pusat. Sepanjang jalan, mereka bertemu dengan banyak orang yang sedang bertarung untuk memperebutkan token. Chandra memilih orang-orang itu secara acak untuk merebut token mereka lalu memberikannya kepada Luna. Siapa pun yang ditemuinya sepanjang jalan dan dia mengi