Home / Romansa / Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama / Chapter 391 - Chapter 400

All Chapters of Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama: Chapter 391 - Chapter 400

1897 Chapters

Bab 391

Di dalam bar dipenuhi dengan suara keras musik dan aroma menyengat alkohol. Cahaya lampu di dalam ruangan sangat redup. Ranty sedang memejamkan matanya, seolah-olah tidak merasakan ada yang sedang mendekatinya.“Ranty!” jerit Sonia, lalu mempercepat langkahnya berjalan ke sisi Ranty.Kevin tertegun. Dia spontan menatap ke sisi Sonia. Tiba-tiba Kevin menyadari ada bayangan gelap di hadapan Sonia, dan dia pun dipukul.Sonia terkejut! Kevin jatuh ke lantai dengan darah keluar dari ujung bibirnya. Dia merasa linglung lantaran sudah mabuk!Ekspresi Matias terlihat sangat dingin. Dia langsung menggendong Ranty, membawanya keluar bar.Ranty melebarkan matanya. Ketika melihat keberadaan Matias, dia pun langsung meronta. “Lepasin aku! Dasar ber*ngsek! Lepaskan aku!”Tatapan si lelaki masih terlihat sangat dingin. Dia terus menggendong Ranty, tidak berniat untuk melepaskannya.“Sonia, Sonia, tolong aku!” Ranty menggerakkan kedua kakinya, lalu menjerit Sonia.Sonia lekas meraih lengan Matias.Mat
Read more

Bab 392

Hati Sonia berdegup kencang. Dia memalingkan kepalanya untuk melihat ke luar jendela, lalu bergumam, “Nggak ada hubungannya sama kamu!”“Memang nggak ada hubungannya sama aku. Tapi masalah itu juga nggak ada hubungannya sama kamu. Hubungan kamu dan Ranty memang dekat, tapi Ranty itu calon istrinya Matias.”Sonia langsung menatap Reza. Kenapa sepertinya lelaki ini sedang memprovokasi hubungan mereka?Sepertinya Reza mengerti apa yang sedang dipikirkan gadis ini. Dia mengerutkan keningnya, berkata, “Yang aku katakan itu kenyataan!”Sonia menundukkan kepala, dan tidak berbicara lagi.Reza mencondongkan badannya ke sisi Sonia, tapi Sonia spontan mundur.Raut wajah Reza terlihat sangat muram. Dia menatap Sonia dengan kesal karena Sonia sedang menghindar.Reza langsung membantu Sonia untuk memakai sabuk pengaman, lalu langsung menghidupkan mesin mobil, melaju ke Imperial Garden.Pejalan kaki pada larut malam sangatlah sedikit. Namun Reza mengendarai mobilnya dengan sangat lambat … lebih lamb
Read more

Bab 393

Setibanya di luar vila, Sonia turun dari mobil. Kebetulan Reza sedang berlari di seberang sana. Reza yang mengenakan pakaian olahraga berwarna putih terlihat sangat tampan.Ketika Sonia melihat keberadaan Max di belakang Reza, dia pun langsung terdiam tak berkutik.Reza berjalan menghampiri Sonia. Keningnya dipenuhi dengan bulir keringat. Air keringat menetes ke pipi, lalu merembes ke kaus putih Reza. Penampilan Reza terlihat sangat menggoda. Jantung Sonia spontan berdegup kencang ketika melihatnya.Reza berjalan ke hadapan Sonia. Dia menundukkan kepalanya untuk melihat Sonia. “Setiap kali aku marah, aku pasti nggak bisa tidur, makanya aku lari pagi. Kamu tahu kenapa aku bisa marah?”Sinar matahari sangat menyilaukan mata. Sonia tidak bisa menatap ekspresi si lelaki. Dia hanya terdiam di tempat saja.Sebenarnya Sonia tidak berani bergerak karena ada Max di belakang Reza. Alasan lainnya adalah mereka berdua sedang berdiri di depan pintu vila. Anggota Keluarga Herdian bisa keluar kapan
Read more

Bab 394

Sonia bertanya dengan wajah datar, “Bukannya ada orang tuamu, kenapa Paman Reza juga mengurus masalah sekolahmu?”Tandy berkata dengan tersenyum, “Sekolah kami akan mengadakan perlombaan bola pingpong. Aku sudah mendaftarkan diri. Aku ingin suruh Paman Reza mengajariku, tapi dia bilang dia akan mengajariku kalau aku belajar dengan baik. Jadi, nanti kamu bantu aku bicara, ya.”Sonia mengangkat-angkat alisnya. “Pamanmu bisa main pingpong?”“Tentu saja, Paman Reza-ku bisa semuanya!” ucap Tandy dengan bangga.Sonia mengerutkan keningnya. “Aku nggak usah bantu kamu bicara. Aku hanya perlu serahkan kertas latihan ini kepadanya!”Tandy tersenyum. “Kalau aku dapat juara pertama, aku bakal traktir kamu makan.!”“Kalau begitu, aku ucapin terima kasih dulu, ya!”Setelah selesai mengoreksi kertas ujian, Sonia menyuruh Tandy untuk belajar sendiri. Sementara itu, Sonia naik ke lantai atas untuk mencari Reza.Sonia pergi ke ruang baca. Setelah mengetuk pintu selama beberapa saat, Sonia tidak mendapat
Read more

Bab 395

Sonia mengangkat kepalanya, dan tatapannya kebetulan berpapasan dengan mata hitam Reza. Dia segera menundukkan kepalanya, berlagak tenang. “Terima kasih atas perhatian Pak Reza. Aku nggak gerah, kok.”“Jadi, kenapa wajahmu merah sekali?” Reza masih menatap Sonia.Mereka berdua kembali bertatapan selama beberapa detik. Terlintas ekspresi kesal dari wajah Sonia. Dia menjulurkan tangan mengambil soal latihan dari tangan Reza, lalu berjalan keluar.Reza pun tersenyum ketika melihat Sonia yang kesal itu. Sonia lekas berjalan menuruni tangga. Dia baru merasa tenang ketika dia berada di depan pintu kamar Tandy. Perilaku Reza tadi pagi masih terasa ambigu. Hanya saja, perilakunya tadi membuat Sonia yakin bahwa Reza sedang menebar pesona. Reza ingin menggodanya!Setelah memasuki kamar, Tandy langsung bertanya, “Apa kata Paman Reza?”Apa yang bisa dia katakan?Telinga Sonia masih memerah. Dia menjawab, “Dia bilang hasil latihanmu cukup bagus. Nanti sore dia bakal bawa kamu untuk latihan bola pi
Read more

Bab 396

Saat ini Reza sudah mengganti pakaian formalnya dengan pakaian olahraga berwarna abu-abu. Ketika melihat mereka berdua memasuki ruangan, Reza berjalan menghampiri mereka, lalu berkata pada Tandy, “Kamu pergi cari pelatihmu dulu. Nanti aku baru ajari kamu lagi.”Tandy mengiakan, lalu segera pergi mencari pelatihnya.Tatapan Reza beralih ke sisi Sonia. “Mau main, nggak?”“Aku hanya bisa main bulu tangkis, tapi nggak jago juga.” Sonia mempelajarinya pada saat akhir semester SMA 3.Reza tersenyum. “Aku kira kamu mahir dalam segala hal!”Sonia terdiam membisu.“Kalau begitu, kita main bulu tangkis saja,” ucap Reza, lalu berjalan ke lapangan bulu tangkis.Padahal Sonia belum mengungkapkan pendapatnya, si lelaki malah sudah berjalan pergi. Sonia pun terpaksa meletakkan tasnya, dan berjalan mengikutinya.Saat pelatih Tandy sedang istirahat, dia menyadari ada yang bermain bulu tangkis di sebelah. Dia pun pergi menyaksikan permainan mereka berdua. Si pelatih bertanya pada Tandy, “Guru bimbelmu i
Read more

Bab 397

Reza dan Tandy sedang bermain bola pingpong, sedangkan Sonia menyaksikan di samping. Dia merasa Reza terus meliriknya. Demi tidak menimbulkan kecurigaan, Sonia langsung pergi ke area istirahat.Sonia mengeluarkan ponselnya untuk bermain gim sejenak.Cahaya matahari hari ini tidak begitu terik, tapi tubuh Sonia tetap terasa hangat ketika tersinar cahaya matahari.Reza memang sedang bermain bola pingpong, tapi dia terus mencari-cari keberadaan Sonia.Sambil menunggu Reza dan Tandy, Sonia sudah bermain dua ronde permainan. Dia menyimpan ponselnya, lalu pergi ke toilet.Tandy dan pelatih bermain selama satu jam, lalu lanjut bermain setengah jam dengan Reza. Saat ini sekujur tubuh Tandy dibasahi dengan keringat, dan dia juga sudah merasa sangat capek. Tandy langsung berlari ke area istirahat untuk mengambil botol minuman.Reza pergi menghampiri Tandy, lalu duduk di atas sofa. “Bagus, sudah ada kemajuan!”“Pokoknya aku mau dapat juara satu!” balas Tandy.Suasana hati Reza sedang sangat bagus
Read more

Bab 398

Reza berdiri di depan jendela lantai tertinggi Hotel Yafurni. Dia memandang pemandangan malam di luar sana dengan tatapan tajam.“Pak Reza!” Chandra berjalan mendekatinya. “Pak Irwan sudah datang!”Reza langsung mengikuti langkah Chandra. Makan malam hari ini ditraktir oleh Bos Grup Bastian, Irwan Bastian. Dia sengaja membawa putranya, Ivan Bastian, untuk menemui Reza.Ivan masuk bersama dengan seorang wanita. Ketika si wanita menemukan sosok Reza, raut wajahnya langsung berubah pucat dan dia merasa sangat gugup. Wanita itu tak lain adalah Siska.Ivan adalah penggemar Siska, dia juga sedang mengejar Siska. Demi mendapatkan wanita idamannya, Ivan sering berkunjung ke lokasi syuting, dan juga membelikan jajanan untuk kru di lokasi syuting. Semua orang dapat merasakan betapa Ivan memanjakan Siska.Namun, sikap Siska sangat ambigu. Dia tahu latar belakang keluarga Ivan cukup mapan, dia tidak berani menyinggung Ivan. Hanya saja, Siska tidak rela untuk melepaskan Reza. Bagaimanapun juga, kek
Read more

Bab 399

Semua kamar di lantai 45 adalah kamar president suite. Dekorasi kamar sangatlah mewah. Karpet yang dipasang di lantai koridor juga sangat tebal. Jadi, tidak terdengar sedikit pun suara langkah kaki.Siska menunggu di kamarnya sejenak. Saat tengah malam, dia mengambil kotak makanan berjalan keluar. Dia pergi mencari pelayan yang bertugas melayani lantai 45, lalu bertanya dengan tersenyum, “Permisi, di mana kamar Pak Reza? Aku datang untuk antar makanan. Sepertinya dia lagi mandi, dia nggak angkat teleponku.”Si pelayan menjawab, “Pak Reza ada di kamar 4501. Saya bawa Anda ke sana!”“Nggak usah, aku bisa sendiri!” Siska tersenyum, lalu berjalan ke kamar 4501.Siska berdiri di depan pintu dan mengetuk pintu kamar. Beberapa detik kemudian, pintu kamar terbuka. Reza menatap Siska dengan terkejut. “Ada urusan apa?”Siska mengangkat kotak makanan di tangannya sambil mengedipkan matanya. “Aku lihat tadi Pak Reza nggak begitu makan, makanya aku sengaja beliin makanan buat kamu!”“Nggak usah!” b
Read more

Bab 400

Panggilan itu adalah panggilan dari Sonia.Waktu itu sewaktu di klub, sikap Reza terhadap Sonia sangatlah dingin. Siska mengira mereka berdua sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi. Siapa sangka Reza akan menyimpan nama Sonia dengan nama sebegitu mesra.Siska refleks mengangkat panggilan, berlagak mengeluarkan suara letih, “Halo, siapa?”Orang di ujung telepon langsung terbengong. Setelah terdiam beberapa saat, Sonia baru berkata, “Aku cari Reza.”Nada bicara Siska terdengar sangat manja. “Pak Reza, ya? Dia lagi mandi, nih!”Orang di ujung telepon kembali terdiam sejenak, lalu mengatakan, “Oke, terima kasih!” Kemudian, panggilan langsung diakhiri.Siska merasa sangat gembira. Namun, dia tiba-tiba merasa takut. Dia segera menghapus riwayat panggilan Sonia, lalu meletakkan ponsel ke tempat semula.Saat Reza hampir selesai mandi, dia baru ingat bahwa ponselnya berada di luar. Dia segera mengenakan pakaiannya, baru berjalan keluar.“Pak … Pak Reza!” Siska spontan berdiri. Dia berusaha men
Read more
PREV
1
...
3839404142
...
190
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status