Panggilan itu adalah panggilan dari Sonia.Waktu itu sewaktu di klub, sikap Reza terhadap Sonia sangatlah dingin. Siska mengira mereka berdua sudah tidak punya hubungan apa-apa lagi. Siapa sangka Reza akan menyimpan nama Sonia dengan nama sebegitu mesra.Siska refleks mengangkat panggilan, berlagak mengeluarkan suara letih, “Halo, siapa?”Orang di ujung telepon langsung terbengong. Setelah terdiam beberapa saat, Sonia baru berkata, “Aku cari Reza.”Nada bicara Siska terdengar sangat manja. “Pak Reza, ya? Dia lagi mandi, nih!”Orang di ujung telepon kembali terdiam sejenak, lalu mengatakan, “Oke, terima kasih!” Kemudian, panggilan langsung diakhiri.Siska merasa sangat gembira. Namun, dia tiba-tiba merasa takut. Dia segera menghapus riwayat panggilan Sonia, lalu meletakkan ponsel ke tempat semula.Saat Reza hampir selesai mandi, dia baru ingat bahwa ponselnya berada di luar. Dia segera mengenakan pakaiannya, baru berjalan keluar.“Pak … Pak Reza!” Siska spontan berdiri. Dia berusaha men
Saat di perjalanan, Robi menerima sebuah panggilan. Dia lalu meneruskan kepada Reza, “Pak Reza, tadi ada paparazi yang memotret di depan pintu hotel. Sepertinya dia sudah mengambil foto kamu bersama Nona Siska berjalan keluar hotel.”Reza sedang menatap keluar jendela dengan tatapan tenang. Seketika muncul senyuman sinis di wajahnya.Siska tergolong selebritas yang baru naik daun, tapi belum sampai tahap diekori oleh paparazi. Sepertinya dari semalam hingga tadi pagi, Siska hanya sedang berakting saja.Setelah memasuki dunia hiburan, orang yang awalnya berhati polos juga bakal berubah menjadi berhati licik lantaran dihasut oleh orang sekitar.Robi tidak mendapat balasan dari Reza, dia kembali bertanya, “Pak Reza, apa aku perlu mencari paparazi itu?”Baru saja Reza ingin menyuruh Robi menyogok si paparazi, dia tiba-tiba kepikiran sesuatu, dan mengubah pikirannya. “Nggak usah.”Robi merasa agak terkejut dengan jawaban Reza. Dia tertegun sejenak, lalu membalas, “Baik!”…Satu jam kemudian
Tiba-tiba ponsel bergetar. Awalnya Reza masih memeluk harapan, tapi malah terlihat nama Jason di atas tampilan ponselnya.“Halo!” kata Reza dengan nada ketus.Jason bertanya dengan cengengesan, “Sudah baca berita belum?”“Emm.” Raut wajah Reza semakin muram lagi. Bahkan Jason juga sudah membacanya, dia pasti juga sudah membacanya, ‘kan?Semalam Reza sudah berjanji untuk bertemu dengannya pada malam hari. Reza tidak pergi di malam hari, dan malah beredar gosip di pagi hari. Apa Sonia benar-benar tidak memedulikannya lagi?“Apa ceritanya? Sudah ganti selera, ya?” tanya Jason dengan nada menyindir. “Atau kamu lagi sengaja mau dilihat seseorang?”Reza semakin marah lantaran Jason bisa membaca pikirannya. Namun, Reza tetap berusaha berbicara dengan tenang, “Kasih lihat siapa? Apa perlu?”“Biasanya kalau kamu merespons seperti ini, hanya ada dua kemungkinan saja. Satu, kamu benar-benar nggak peduli. Satu lagi, kamu sangat amat peduli. Hanya saja, dia nggak ladeni kamu, makanya kamu marah, be
Bella menjelaskan apa yang diketahuinya, “Beberapa bulan lalu Siska baru bergabung dengan Victor Entertainment. Kemudian, dia mulai kebanjiran tawaran. Banyak yang bilang kalau dia itu disokong oleh Pak Reza.”Gina mengerutkan keningnya. Jangan-jangan masalah hari ini bukanlah gosip belaka?Raut wajah Gina semakin muram lagi. Dia mengakhiri panggilan, terus memikirkan masalah Siska.…Sonia memang sudah membaca berita Reza dengan Siska. Saat selesai kelas pagi, Yeni pun sudah memperlihatkannya kepada Sonia. Yeni berkata dengan sangat kecewa, “Aku kira Siska bisa mencapai prestasi sekarang karena kerja kerasnya selama beberapa tahun ini. Ternyata ada yang menyokongnya dari belakang.”Yeni kembali membaca kolom komentar. Semuanya sedang bertanya apakah berita itu benar atau tidak!Siska sudah membuat pernyataan di Instagram. Dia menjelaskan bahwa dia dan manajernya menginap di hotel untuk mencari ketenangan, mereka sedang membahas skenario di kamar. Pertemuannya dengan Pak Reza di pagi h
Ivan dan Siska mengobrol sejenak. Setelah panggilan diakhiri, Devi mengacungkan jempol kepada Siska, lalu menyerahkan botol minuman kepadanya.Siska tersenyum puas.“Dengan begini, Ivan bakal semakin suka sama kamu. Apalagi dengan adanya hubungan dengan Pak Reza, dia juga nggak bakal rendahin kamu. Pokoknya kita sangat diuntungkan dalam masalah kali ini!” ucap Devi.“Semua ini berkat idemu,” puji Siska.Devi berkata, “Bos, aku melakukan semua ini demi kamu!”Suasana hati Siska sangatlah bagus. Dia meletakkan botol minuman di meja, lalu berkata, “Aku pergi syuting dulu. Kamu pergi beliin makanan untuk semua orang.”“Siap, Bos!” jawab Devi dengan langsung.Setelah berita viral itu dihapus, pusat perhatian netizen pun beralih ke berita lain.Reza tidak menjelaskan masalah itu kepada Sonia, dan Sonia juga tidak menanyakannya, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Hubungan yang awalnya menghangat itu juga kembali dingin.Setiap harinya Sonia akan masuk kelas dengan tepat waktu. Setelah pulang,
Meskipun demikian, Kelly juga merasa gembira. Dia merasa dirinya sudah semakin dekat dengan impiannya.Kelly mengikuti seorang desainer yang bernama Luna. Dia berumur 35 tahun, masih belum menikah, dan juga masih belum punya pacar. Dia adalah seorang wanita yang bertampang sangat serius.Ketika hari pertama Kelly bekerja, sepertinya Luna tidak begitu menyukainya. Dia menyuruh Kelly untuk melakukan pekerjaan seperti fotokopi dokumen, menyeduh teh, mengambil paket …. Pokoknya, Luna pasti akan memberi Kelly pekerjaan ketika melihat dia sedang santai.Ketika orang lain melihatnya, mereka juga meniru Luna untuk menyuruh-nyuruh Kelly.Kelly menyelesaikan setiap pekerjaan dengan sangat bagus, dan tidak pernah mengeluh. Itulah sebabnya Luna tidak pernah memarahi Kelly. Hanya saja, tidak berarti dia bersikap semakin baik terhadap Kelly.Sore harinya, rekan-rekan kerja sedang makan camilan di pantry. Seorang rekan kerja lelaki menyadari Kelly sedang sibuk, dia pun memanggil Kelly, “Kelly, ayo ke
Jason merasa familier dengan suara itu. Dia berjalan mendekat, lalu tampak sosok gadis yang sedang bekerja keras itu. Jason spontan tersenyum. “Sejak kapan kamu bekerja di sini? Kenapa kamu nggak beri tahu aku?”“Aku ….” Kelly spontan ingin menjawab. Namun, dia tiba-tiba terbengong, langsung mengangkat kepalanya. Tampak Jason sedang berdiri di hadapannya dengan tersenyum padanya.Kelly langsung berdiri dengan gugup. “Kak Jason!”“Sejak kapan kamu bekerja di sini?” tanya Jason.Kelly lekas menjawab, “Sudah seminggu. Aku nggak pernah ketemu sama kamu.”Departemen di perusahaan sangatlah banyak. Kalau bukan karena sengaja, bahkan orang di satu lantai juga jarang bertemu.Jason tersenyum, lalu melirik berkas di atas meja Kelly. Dia bertanya dengan mengerutkan keningnya, “Kenapa masih bekerja? Kerja keras banget?”Kelly tersenyum canggung. “Bukan, pekerjaanku masih belum selesai, makanya aku lembur.”“Nggak usah lembur lagi. Setelah bertemu kamu, aku jadi ingin makan daging asam manis dan s
Jason menyadari wajah merona Kelly, dia pun berkata dengan tersenyum, “Jangan salah paham! Kalau aku nggak gandeng tanganmu, bibi itu pasti bakal bilang aku cuma perhatian sama ikan, nggak perhatian sama kamu!”Kelly langsung tertawa, dan tidak lagi merasa canggung. “Bibi itu memang agak ramah. Kamu jangan masukin ke hati, ya.”“Tenang saja.” Jason kembali mendorong troli belanjaan.Agar Kelly tidak berebut untuk membayar belanjaan, sebelumnya Jason sudah mengisi saldo kartu member sebesar 40 juta. Jadi, belanjaan hari ini langsung didebit dari kartu member.Selesai membayar, Jason mengangkat dua kantung belanjaan keluar.Kelly hendak membantunya. “Aku ambilin satu.”“Jangan!” Jason mengerutkan keningnya, lalu berbicara dengan ekspresi serius, “Kita masih dalam pengawasan bibi penjual ikan!”Kelly langsung tersenyum manis.Setelah pulang ke Imperial Garden, Kelly masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaian. Dia lalu membawa belanjaan ke dalam dapur, dan menelepon Sonia untuk bertanya apa
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera