Meskipun demikian, Kelly juga merasa gembira. Dia merasa dirinya sudah semakin dekat dengan impiannya.Kelly mengikuti seorang desainer yang bernama Luna. Dia berumur 35 tahun, masih belum menikah, dan juga masih belum punya pacar. Dia adalah seorang wanita yang bertampang sangat serius.Ketika hari pertama Kelly bekerja, sepertinya Luna tidak begitu menyukainya. Dia menyuruh Kelly untuk melakukan pekerjaan seperti fotokopi dokumen, menyeduh teh, mengambil paket …. Pokoknya, Luna pasti akan memberi Kelly pekerjaan ketika melihat dia sedang santai.Ketika orang lain melihatnya, mereka juga meniru Luna untuk menyuruh-nyuruh Kelly.Kelly menyelesaikan setiap pekerjaan dengan sangat bagus, dan tidak pernah mengeluh. Itulah sebabnya Luna tidak pernah memarahi Kelly. Hanya saja, tidak berarti dia bersikap semakin baik terhadap Kelly.Sore harinya, rekan-rekan kerja sedang makan camilan di pantry. Seorang rekan kerja lelaki menyadari Kelly sedang sibuk, dia pun memanggil Kelly, “Kelly, ayo ke
Jason merasa familier dengan suara itu. Dia berjalan mendekat, lalu tampak sosok gadis yang sedang bekerja keras itu. Jason spontan tersenyum. “Sejak kapan kamu bekerja di sini? Kenapa kamu nggak beri tahu aku?”“Aku ….” Kelly spontan ingin menjawab. Namun, dia tiba-tiba terbengong, langsung mengangkat kepalanya. Tampak Jason sedang berdiri di hadapannya dengan tersenyum padanya.Kelly langsung berdiri dengan gugup. “Kak Jason!”“Sejak kapan kamu bekerja di sini?” tanya Jason.Kelly lekas menjawab, “Sudah seminggu. Aku nggak pernah ketemu sama kamu.”Departemen di perusahaan sangatlah banyak. Kalau bukan karena sengaja, bahkan orang di satu lantai juga jarang bertemu.Jason tersenyum, lalu melirik berkas di atas meja Kelly. Dia bertanya dengan mengerutkan keningnya, “Kenapa masih bekerja? Kerja keras banget?”Kelly tersenyum canggung. “Bukan, pekerjaanku masih belum selesai, makanya aku lembur.”“Nggak usah lembur lagi. Setelah bertemu kamu, aku jadi ingin makan daging asam manis dan s
Jason menyadari wajah merona Kelly, dia pun berkata dengan tersenyum, “Jangan salah paham! Kalau aku nggak gandeng tanganmu, bibi itu pasti bakal bilang aku cuma perhatian sama ikan, nggak perhatian sama kamu!”Kelly langsung tertawa, dan tidak lagi merasa canggung. “Bibi itu memang agak ramah. Kamu jangan masukin ke hati, ya.”“Tenang saja.” Jason kembali mendorong troli belanjaan.Agar Kelly tidak berebut untuk membayar belanjaan, sebelumnya Jason sudah mengisi saldo kartu member sebesar 40 juta. Jadi, belanjaan hari ini langsung didebit dari kartu member.Selesai membayar, Jason mengangkat dua kantung belanjaan keluar.Kelly hendak membantunya. “Aku ambilin satu.”“Jangan!” Jason mengerutkan keningnya, lalu berbicara dengan ekspresi serius, “Kita masih dalam pengawasan bibi penjual ikan!”Kelly langsung tersenyum manis.Setelah pulang ke Imperial Garden, Kelly masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaian. Dia lalu membawa belanjaan ke dalam dapur, dan menelepon Sonia untuk bertanya apa
Jason menoleh, dan menyadari Kelly sedang berdiri di tempat dengan kedua mata terbelalak. Kali ini Jason baru menyadari ternyata gelas itu adalah gelas bekas minum Kelly. Dia spontan meminta maaf, “Ini gelasmu? Maaf, kepalaku agak pusing.”“Nggak apa-apa!” Kelly berlagak santai. “Asal kamu nggak merasa jijik, pakai saja!”Kemudian, Kelly kembali masuk ke dapur. Dia pun kelupaan untuk menanyakan masalah tahu lagi.Setelah Jason menghabiskan air di gelas Kelly. Dia khawatir flunya akan menular ke Kelly. Jadi, Jason pergi mencuci gelas itu, lalu meletakkannya ke tempat semula. Sambil menunggu masakan, Jason duduk di sofa balkon sambil memejamkan matanya.Kelly sudah sibuk selama satu jam, akhirnya dia sudah menyelesaikan empat jenis sayuran dan satu jenis sup. Kelly keluar memanggil Jason, tapi dia tidak ada yang menyahut.Saat Kelly mengamati sekeliling, dia menemukan bayangan di balkon. Dia berjalan ke sana, lalu memanggil, “Kak Jason?”“Kak Jason!”“Emm!” Jason melebarkan matanya deng
Kelly mengambil selimut untuk menutupi tubuh Jason, lalu meletakkan bantal di bawah kepala.Kemudian, Kelly kembali ke ruang makan, tapi dia sudah tidak selera makan lagi.…Saat Jason bangun tidur, hari pun sudah larut malam. Ruangan terlihat sangatlah gelap. Dia spontan memanggil, “Kelly!”Jason hendak berdiri, tapi kepalanya tiba-tiba terasa pusing. Selimut yang menutupi tubuhnya terjatuh ke lantai. Saat ini Jason merasa panasnya sudah turun. Dia juga sudah merasa lebih nyaman, hanya saja hidungnya masih agak tersumbat.Jason berjalan ke dalam ruang tamu. Saat ini, dia menyadari lampu di dalam ruang makan masih menyala, dan tampak si gadis sedang tidur di atas meja makan. Selain itu, tampak juga laptop dan satu tumpukan laporan di depannya.Saat Jason melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Jason berjalan mendekatinya, lalu menepuk-nepuk pundak Kelly. “Kelly! Bangun, tidur di kamar saja!”Kelly mengangkat kepalanya. Terdapat bekas merah di pipi kiri Kelly
Keesokan paginya.Saat Kelly bangun, Jason sudah memesan sarapan. Ketika menyadari Kelly keluar kamar, dia pun berkata, “Tidur sebentar lagi. Nanti aku antar kamu ke kantor.”Sinar matahari di pagi hari menyinari tubuh si lelaki, seolah-olah ada cahaya keemasan yang melapisi tubuhnya saja. Jason pun terlihat semakin tampan dan memesona.Kelly bertanya, “Bagaimana? Sudah enakan?”“Aku sudah nggak apa-apa. Obat kamu cukup manjur,” ucap Jason sambil tersenyum.“Hanya obat flu biasa,” balas Kelly.Kelly tiba-tiba menghirup aroma wangi, dia pun berkata, “Wangi sekali! Aku mandi dulu, baru sarapan!”“Oke, pergi sana!”Setelah Kelly membasuh tubuhnya, lalu mengganti pakaian, dan keluar kamar. Saat Kelly melihat sarapan yang memenuhi satu meja makan, dia pun berkata dengan terkejut, “Kenapa sarapannya sebanyak ini?”“Aku nggak tahu kamu suka makan sarapan yang bagaimana. Jadi, aku sengaja pesan agak banyak.” Jason menuangkan segelas susu untuk Kelly, lalu menjelaskan dengan lembut.“Kita berdu
Gina berkata dengan tersenyum, “Kalau begitu, janji, ya!”“Emm!”Setelah panggilan diakhiri, Gina mengirim pesan ke grup WhatsApp.[ Aku sudah konfirmasi, ya. Besok Sonia juga bakal datang, semuanya gembira, nggak? ]Semua orang mengiakan kecuali seseorang.Johan berkata. [ Kita semua itu teman, kenapa nggak bisa jawab langsung? Malah harus dibujuk! ]Gina membalas.[ Johan, apa yang sedang kamu katakan? Sonia memang ada urusan. Dia bahkan sengaja batalin janjinya demi datang besok. ]Tentu saja Johan tidak memercayainya.[ Oh, ya? Aku kira mesti dibujuk dulu. ]Gina langsung mengetik. [ Johan, hapus! ]Satu menit kemudian, Johan baru menghapus pesan yang dikirimnya tadi.Tak lama kemudian, Reza juga mengirim pesan di dalam grup.[ Besok aku ada urusan, nggak bisa ikut. ]Gina segera membalas.[ Sonia bakal datang besok. Apa kamu masih marah sama aku? ]Reza membalas. [ Nggak ada hubungannya sama kamu! ]Jason membaca percakapan panjang di grup. Kemudian, dia mengirim pesan kepada R
Setelah tiba di vila Bondan, teman-teman yang lain juga sudah sampai. Mereka semua sedang berkumpul di ruang tamu.Melihat kedatangan Sonia, Gina langsung menyambut dengan ramah. “Sonia!”Selesai menyapa, tatapan Gina beralih ke sisi Kelly. “Siapa cewek cantik ini?”Sonia mulai memperkenalkan.Saat ini Kelly melihat Gina dengan kedua mata terbelalak. “Kamu … kamu artis papan atas itu, ‘kan? Gina Tanadi?”Gina tersenyum dengan lembut. “Aku cuma manusia biasa. Kamu jangan anggap aku sebagai selebritas, ya. Kita semua itu teman.”Kedua mata Kelly langsung berkilauan. Dia segera mengangguk. “Aku itu penggemarmu. Aku suka banget sama semua film kamu. Kamu bahkan lebih cantik daripada di televisi!”“Terima kasih! Begini saja, kalau kamu anggap aku itu temanku, aku akan beri kamu tanda tanganku, oke?” ucap Gina sambil tersenyum.Kelly sungguh terkejut. Saking terkejutnya, dia langsung tersenyum sambil menatap Sonia. Dia merasa Gina sama persis sepertinya reporter. Dia yang berasal dari keluar
Sonia menurunkan kelopak matanya sembari tersenyum. Dia lanjut memotong kue untuk yang lain. Berhubung terlalu banyak orang, Kase dan Theresia juga turun tangan untuk membantunya.Reza mencari tempat yang lebih hening untuk duduk. Dia menatap Sonia yang sedang dikerumuni banyak orang, lalu menunduk melihat cokelat bentuk hati di atas kue itu. Kedua tangan yang diletakkan di atas meja saling bertautan. Dia memalingkan kepala untuk melihat ke sisi jendela. Sepertinya suasana hatinya tidak seburuk yang dibayangkannya.Orang-orang yang mengambil kue tar mulai meramaikan suasana. Lampu di dalam baru menjadi redup. Suasana semakin meriah. Sonia bersembunyi dari orang-orang yang hendak melempar kue tar ke sisinya, lalu duduk di tempat yang agak terpencil.Kase kepikiran untuk mencari Sonia, tetapi langkahnya malah dihalangi oleh seorang wanita berambut emas. Dia ditarik ke lantai dansa. Kemudian, dia pun dikerumuni oleh banyak wanita lagi.Kase telah menghabiskan banyak uang untuk merayakan u
Dari sudut pandang Reza, kebetulan dia bisa melihat daun telinga merah Sonia. Sonia kelihatan sangat imut.Theresia menggigit bibirnya dan tidak bertanya lagi.Mereka berjalan ke dalam lift, lalu naik ke lantai atas. Saat berjalan di depan bar, pintu dibuka. Selain Kase, semua orang merasa kaget.Kase menyuruh orang untuk mengganti bar menjadi aula perjamuan. Aula itu diselimuti dengan gaya hutan hujan tropis, berbagai tanaman hijau tropis memenuhi ruang seluas ribuan meter persegi. Di bawah pencahayaan bar sebelumnya, lampu berwarna-warni tersembunyi di balik tanaman tinggi, memancarkan cahaya melalui bayangan dedaunan ke langit-langit. Efek cahaya yang berkilauan menciptakan suasana segar dan magis, tetapi tetap hangat dan semarak, memberikan efek visual yang luar biasa. Tempat yang dulunya penuh dengan kebisingan dan kemewahan yang kacau, kini berubah menjadi cerah dan bersih.Terdapat banyak orang di dalam bar mengenakan gaun pesta yang anggun dengan riasan yang elegan. Mereka ber
“Tok! Tok! Tok!” Terdengar suara ketuk pintu dari luar sana. Sonia segera memalingkan kepalanya. Suaranya terdengar serak. “Siapa?”“Kekasih sahmu!” jawab Kase.Sonia menarik napas dalam-dalam. Dia merasa dirinya terlalu khawatir. Dia merobek kertas hasil lukisannya, lalu membuangnya ke tong sampah. Dia pun berdiri, pergi membuka pintu.Sebentar?Apa kata Kase tadi?Kekasih sahnya?Sial!Sonia ingin menahan amarahnya. Kemungkinan dia akan segera meninggalkan Hondura. Jadi, dia tidak berencana untuk perhitungan dengan Kase.Pintu dibuka, terlihat sosok Kase yang berpakaian kemeja putih dan jas hitam. Kerah pakaiannya sedikit terbuka, menunjukkan tulang selangka leher yang menggoda. Aura bangsawannya sungguh memesona.Kase memiringkan kepalanya untuk menatap Sonia. Dia menyipitkan bola mata cokelatnya. “Tadi kamu ke mana lagi?”Sonia membalas dengan datar, “Aku sudah pernah bilang. Selama aku bisa menjamin keselamatanmu, kamu nggak usah ikut campur dalam urusanku.”Ujung bibir Kase sedi
Dania, Pretty, dan yang lain bertanya kapan Sonia akan kembali?Sonia memberi tahu mereka bahwa dia akan segera kembali!Setelah meletakkan ponsel, Sonia mengganti pakaiannya untuk meninggalkan tempat.Saat memasuki lantai B12, Tensiro dan wanitanya sedang berciuman di sofa.Meskipun Sonia masuk, mereka berdua juga tidak bermaksud untuk berhenti. Sonia melaksanakan tugasnya sebagai seorang pelayan. Dia tidak memperhatikan majikannya, hanya fokus dalam membersihkan kamar.Ruangan di lantai bawah tanah ini tidak berdebu sama sekali. Tidak ada yang perlu dibersihkan. Sonia pergi ke kamar untuk membereskan pakaian ganti wanita itu. Pada saat ini, mereka berdua yang berada di dalam ruang tamu telah mengambil alkohol. Mereka sedang bersiap-siap untuk pergi memancing ikan.Sonia pergi membersihkan ruang baca. Komputer sedang dalam keadaan dibuka. Gambar layar yang ditampilkan adalah rasi bintang Biduk. Di tengah luasnya langit malam, hanya bintang-bintang Biduk yang bersinar paling terang.So
Sonia menerima panggilan video. Dia langsung menunjukkan senyuman di wajahnya. “Kakek!”Sekarang cuaca di Kota Atria kelihatan cerah. Jemmy pun berkata dengan tersenyum, “Selamat ulang tahun!”Sonia tersenyum. “Terima kasih, Kakek!”“Mengenai hadiah ulang tahunmu, aku dan kakakmu sudah mempersiapkannya. Kami letakkan di kamarmu. Tadi Indra dan Arkas bilang siang hari makan mie ulang tahun untuk merayakan ulang tahun buat kamu.”“Dia lagi berpikir variasi apa yang bisa dia buat untuk mie ulang tahun kali ini, biar kamu bisa ingin memakannya ketika melihatnya. Kalau kamu ingin makan, bisa jadi kamu akan segera terbang ke sini,” ucap Jemmy dengan tersenyum. “Semua ini pasti ulah Arkas.”Hati Sonia terasa hangat. “Terima kasih untuk Pak Arkas dan juga Kakek Indra.”“Apa kamu masih di Mirlan? Kapan kamu pulangnya?” tanya Jemmy.“Aku akan pulang dalam beberapa hari ini. Aku akan pulang untuk menemanimu!” balas Sonia dengan tersenyum santai.“Apa hari ini ada yang merayakan ulang tahun buat k
Tadinya Sonia mengira, seiring berjalannya waktu, efek samping dari obat itu akan berkurang. Namun setelah dilihat sekarang, sepertinya tidak demikian.“Jangan! Aku yang menyebabkanmu menjadi seperti ini!” Terlintas rasa sakit hati dan bersalah di dalam mata Kase. Dia menatap Sonia dalam-dalam, lalu membuka pintu berjalan meninggalkan tempat.Setelah Kase pergi, Sonia kembali mengenang kembali mimpi semalam. Dia tetap saja tidak bisa kepikiran apa pun. Hanya saja, seharusnya Sonia telah mimpi semalam.Sampai saat ini, rasa gelisah dan sakit masih terbayang di dalam benak Sonia. Rasa pesimis yang tidak terdeskripsikan telah menguasai benaknya saat ini. Tiba-tiba Sonia kepikiran kenapa Rayden bisa melepaskannya dengan semudah ini? Apa benar hanya karena Kase dan Bondala? Apa Rayden masih sedang mengontrol dirinya?Sonia kembali berbaring di atas ranjang. Dia meringkuk, tidak bisa meluapkan rasa lara di hatinya. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya keluar dari perasaan ini? Dia hanya mer
Sebentar lagi sudah subuh, Reza membuka ponselnya. Dia sedang melihat jam, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, lalu membuka sistem yang terhubung dengan kalung Sonia. Suhu tubuh dan detak jantung Sonia tidak berada di kondisi normal.Kening Reza sedikit berkerut. Apa Sonia melepaskan kalungnya lagi?Sebelumnya Reza menyadari Sonia akan melepaskan kalung itu saat sedang tidur. Reza juga pernah mempertanyakan masalah itu. Sonia mengatakan tidaklah nyaman untuk mengenakan sesuatu di saat sedang tidur.Hanya saja, meski Sonia sedang tidur, Reza juga bisa merasakan detak jantungnya. Siapa suruh saat ini Sonia tidak berada di dalam pelukannya.Reza mengendus ringan. Setelah waktu menunjukkan pukul 12, dia mengirim pesan kepada Sonia.[ Istriku, selamat ulang tahun! ]…Keesokan harinya, sama seperti biasanya, saat hampir mendekati pukul sembilan pagi, Sonia dibangunkan oleh Kase.Kali ini, agak sulit untuk membangunkan Sonia daripada biasanya. Saat Sonia bangun, dia malah kelihatan linglung.“
“Bondan!” balas Reza dengan suara datar, “Ada urusan?”“Iya, sudah terjadi sesuatu!” Bondan segera memberi tahu masalah Sonia dihujat kepada Reza. “Sekarang masalah ini sangat heboh. Keluarga Dikara sendiri yang merusak nama Sonia. Sekarang Sonia lagi dihujat habis-habisan sama warganet. Bahkan, Arkava Studio dan GK Jewelry juga terkena imbasnya.”Suara Reza bagai suara halilintar yang terdengar menggelegar. “Mereka memang cari mati!”“Kapan kalian kembalinya? Apa yang bisa aku lakukan untuk Sonia?” tanya Bondan, “Kak Jason lagi tidak di sini. Nona Ranty dan Matias juga belum kembali dari bulan madu. Keluarga Tamara memang pintar dalam mencari kesempatan.”Sepertinya anggota Keluarga Tamara yakin Sonia tidak akan menampakkan diri, itulah sebabnya mereka bisa bersikap semena-mena. Sekarang kondisi Sonia tidaklah bagus. Semua skandalnya tampaknya sudah memiliki bukti kuat. Bahkan jika suatu hari nanti dia kembali dan mencoba untuk menjelaskan, kemungkinan besar warganet juga tidak akan m
Ketika melihat ayahnya juga melihat dengan penasaran, Cindy memutar bola matanya dan mendengus dingin. “Tebakanku!”“Kalau kamu bisa menghubungi Sonia, kamu telepon dia, suruh dia sementara ini untuk jangan kembali ke Jembara. Sembunyi di luar saja.” Hani menghela napas. Dia kelihatan sangat cemas. “Mengenai masalah kita, pasti kita akan ditekan oleh Keluarga Dikara dan juga Keluarga Tamara. Lebih baik kita banyak berdoa saja. Semoga Ayah tidak sadis memperlakukan kita seperti dia memperlakukan Sonia!”Ferdi berkata, “Jangan takut. Masih ada aku dan juga Kak Cindy!”Cindy berucap, “Ibu, kamu dan Ayah pasti mesti tetap berpihak sama Sonia. Kalian percaya sama aku. Keputusan kalian hari ini sudah benar.”Hani tahu Cindy sangat mengagumi Sonia, juga tidak memasukkan ucapannya ke dalam hati. Dia berpikir sejenak, kemudian berkata, “Aku akan telepon Tuan Bondan untuk beri tahu masalah ini.”Harun berdiri. “Biar aku saja!”Setelah anggota Keluarga Tamara meninggalkan rumah Harun, dia segera