Keesokan paginya.Saat Kelly bangun, Jason sudah memesan sarapan. Ketika menyadari Kelly keluar kamar, dia pun berkata, “Tidur sebentar lagi. Nanti aku antar kamu ke kantor.”Sinar matahari di pagi hari menyinari tubuh si lelaki, seolah-olah ada cahaya keemasan yang melapisi tubuhnya saja. Jason pun terlihat semakin tampan dan memesona.Kelly bertanya, “Bagaimana? Sudah enakan?”“Aku sudah nggak apa-apa. Obat kamu cukup manjur,” ucap Jason sambil tersenyum.“Hanya obat flu biasa,” balas Kelly.Kelly tiba-tiba menghirup aroma wangi, dia pun berkata, “Wangi sekali! Aku mandi dulu, baru sarapan!”“Oke, pergi sana!”Setelah Kelly membasuh tubuhnya, lalu mengganti pakaian, dan keluar kamar. Saat Kelly melihat sarapan yang memenuhi satu meja makan, dia pun berkata dengan terkejut, “Kenapa sarapannya sebanyak ini?”“Aku nggak tahu kamu suka makan sarapan yang bagaimana. Jadi, aku sengaja pesan agak banyak.” Jason menuangkan segelas susu untuk Kelly, lalu menjelaskan dengan lembut.“Kita berdu
Gina berkata dengan tersenyum, “Kalau begitu, janji, ya!”“Emm!”Setelah panggilan diakhiri, Gina mengirim pesan ke grup WhatsApp.[ Aku sudah konfirmasi, ya. Besok Sonia juga bakal datang, semuanya gembira, nggak? ]Semua orang mengiakan kecuali seseorang.Johan berkata. [ Kita semua itu teman, kenapa nggak bisa jawab langsung? Malah harus dibujuk! ]Gina membalas.[ Johan, apa yang sedang kamu katakan? Sonia memang ada urusan. Dia bahkan sengaja batalin janjinya demi datang besok. ]Tentu saja Johan tidak memercayainya.[ Oh, ya? Aku kira mesti dibujuk dulu. ]Gina langsung mengetik. [ Johan, hapus! ]Satu menit kemudian, Johan baru menghapus pesan yang dikirimnya tadi.Tak lama kemudian, Reza juga mengirim pesan di dalam grup.[ Besok aku ada urusan, nggak bisa ikut. ]Gina segera membalas.[ Sonia bakal datang besok. Apa kamu masih marah sama aku? ]Reza membalas. [ Nggak ada hubungannya sama kamu! ]Jason membaca percakapan panjang di grup. Kemudian, dia mengirim pesan kepada R
Setelah tiba di vila Bondan, teman-teman yang lain juga sudah sampai. Mereka semua sedang berkumpul di ruang tamu.Melihat kedatangan Sonia, Gina langsung menyambut dengan ramah. “Sonia!”Selesai menyapa, tatapan Gina beralih ke sisi Kelly. “Siapa cewek cantik ini?”Sonia mulai memperkenalkan.Saat ini Kelly melihat Gina dengan kedua mata terbelalak. “Kamu … kamu artis papan atas itu, ‘kan? Gina Tanadi?”Gina tersenyum dengan lembut. “Aku cuma manusia biasa. Kamu jangan anggap aku sebagai selebritas, ya. Kita semua itu teman.”Kedua mata Kelly langsung berkilauan. Dia segera mengangguk. “Aku itu penggemarmu. Aku suka banget sama semua film kamu. Kamu bahkan lebih cantik daripada di televisi!”“Terima kasih! Begini saja, kalau kamu anggap aku itu temanku, aku akan beri kamu tanda tanganku, oke?” ucap Gina sambil tersenyum.Kelly sungguh terkejut. Saking terkejutnya, dia langsung tersenyum sambil menatap Sonia. Dia merasa Gina sama persis sepertinya reporter. Dia yang berasal dari keluar
Gina menggeleng dengan wajah muram. “Nggak pernah! King sangat misterius. Padahal aku itu pemeran utama dalam sinetron itu, aku tetap saja nggak diberi kesempatan untuk ketemu sama dia. Aku memang nggak pernah ketemu sama dia, tapi dia malah bisa bikin pakaian yang begitu cocok sama aku. Ajaib banget, ‘kan?”Kelly terkejut ketika mendengarnya. “Hebat sekali! Tapi kenapa King nggak bersedia ketemu sama kamu?”Gina mengangkat-angkat alisnya, lalu melontarkan dugaannya, “Aku rasa mungkin ini adalah sejenis strategi pemasaran. Semakin misterius King, semua orang semakin penasaran sama dia. Harga desainnya otomatis akan melonjak tinggi.”Tiba-tiba Gina tertegun sejenak, lalu melanjutkan, “Tentu saja, setelah biaya desainnya semakin tinggi, dia juga semakin nggak mau nunjukin dirinya lagi.”“Kenapa?” tanya Kelly dengan bingung.Sonia melihatnya dengan penasaran.Gina menatap mereka seolah-olah sedang berkata bahwa mereka masih terlalu muda, kurang pengalaman hidup. “Karena ekspektasi orang-o
Kelly merasa tidak leluasa lantaran terus ditatap Bondan. “Aku nggak pintar mainnya. Aku takut kamu bakal kalah nantinya.”Bondan langsung menunjukkan ekspresi terharu. Dia menepuk-nepuk dadanya sambil berkata, “Ini pertama kalinya ada orang yang begitu perhatian sama aku. Dik, kamu memang baik sekali!”Kelly menatap Bondan dengan kaget.Jason melirik Bondan sekilas, lalu berkata pada Kelly, “Jangan dengarkan ucapannya! Aku sudah pernah dengar dia bicara begitu sama lebih dari 20 cewek!”Semua orang langsung tertawa terbahak-bahak. Bondan pun agak kesal. “Kak Jason, bukannya kita sama saja? Jangan permalukan aku, dong!”Jason tersenyum sinis. “Siapa juga yang sama dengan kamu? Aku nggak pernah ngomong ucapan menjijikkan seperti itu!”Suara tawa di dalam ruangan semakin kuat saja. Bahkan, Sonia juga tertawa hingga matanya menjadi sipit.Jason diam-diam memotret, lalu mengirimkannya kepada Reza. [ Daripada bersenang-senang sendiri, lebih baik bersenang-senang bersama. Kamu nggak lihat d
Jason menunjukkan senyuman lebar, lalu melanjutkan permainan.Setelah bermain sekitar setengah jam, muka Gina dan Kelly sudah bertambah satu stempel kura-kura lagi. Sekarang hanya Jason saja yang mukanya masih bersih.Tiba-tiba ponsel Sonia berdering, dia agak terkejut ketika melihat tampilan ponselnya. “Kak Bondan, kamu gantiin aku bentar, ya. Aku pergi angkat telepon dulu.”“Oke! Tenang saja!” Bondan duduk di bangku Sonia.Sonia keluar ruangan untuk mengangkat telepon.Setelah panggilan terhubung, orang di ujung telepon berkata, “Suki, ternyata Brown masih belum mati. Dia sudah menampakkan diri!”Cuaca hari ini sangat bagus. Di bawah pancaran sinar matahari, sekujur tubuh Sonia malah terasa dingin. Dia melirik orang-orang di dalam ruangan sekilas, lalu berjalan ke sisi taman bunga. Saat menyadari tidak ada orang di sekeliling, Sonia baru bertanya, “Di mana?”“Di Dehli. Dia sempat bertemu dengan Tritop. Tapi setelah itu, dia pun menghilang entah ke mana. Sepertinya dia sedang bersemb
Bon berdiri di tempat sambil menatap Reza dengan bersedih. Beberapa saat kemudian, ia lalu kembali ke rumahnya dengan perlahan.Reza merasa Sonia meremas kemejanya dengan sangat erat. Entah kenapa Reza malah merasa tegang saat ini. Dia berusaha mengendalikan napasnya, lalu melepaskan tangan yang memeluk Sonia. “Sudah, dia sudah pergi!”Hari ini Reza mengenakan kemeja sutra berwarna biru tua. Sonia yang menempel di depan dadanya dapat merasakan betapa hangatnya suhu tubuh si lelaki. Dia begitu menyukainya. Saking sukanya, Sonia bahkan kelupaan untuk melepaskan tangannya.Reza menahan amarah di hatinya, lalu berkata dengan sinis, “Kenapa? Sekarang kamu sudah sadar kalau cowok lain nggak sebaik aku? Jadi, kamu ingin balikan sama aku?”Sonia langsung menengadah kepalanya untuk menatap si lelaki. Dia merasa agak kesal.Sonia memang sedang memelototi Reza. Hanya saja, berhubung ada stempel kura-kura di wajah Sonia, dia tidak terlihat seperti sedang marah, melainkan sedang bersikap manja.Sek
Jason berkata dengan tersenyum, “Sini, cepat bantu Sonia! Dia kalah melulu!”“Oh ya?” Reza berjalan ke belakang Sonia, lalu bertanya, “Perlu bantuanku?”“Siapa juga tahu Kak Jason jago dalam main kartu. Sekarang Kelly dibantu sama Bondan. Kalau kamu bantu Sonia, bukankah aku bakal kalah?” ucap Gina dengan nada bercanda.Sonia melirik Reza sekilas. “Nggak usah, aku bisa main sendiri!”Reza sudah menarik kursi untuk duduk di belakang Sonia. “Setelah kamu berhasil mengejar nilai mereka, aku nggak bakal ajari kamu lagi!”Kali ini Gina melirik mereka berdua, dan tidak berkata apa lagi. Permainan kembali dilanjutkan!Sepertinya Reza sudah banyak membantu. Buktinya Sonia berhasil mengejar nilai yang lain, dan bahkan memenangkannya.“Reza memang hebat!” ucap Jason.“Baru tahu?” tambah Gina dengan tersenyum.Reza pun membalas, “Sonia saja yang lagi beruntung!”Kelly kalah dalam ronde kali ini. Dia tidak tega membiarkan wajah Bondan dicap terus. Jadi, kali ini Kelly minta dicap di mukanya saja.
“Begini!” Jason menjelaskan, “Tiga tahun lalu, aku mabuk dan meniduri seorang wanita. Setelah dia hamil, dia tidak beri tahu aku, malah ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Tahun ini saat dia kembali dari luar negeri, kami bertemu lagi. Aku juga baru tahu Yana itu putriku.”“Sesederhana itu?” Aldrich tidak percaya.Jason mengangguk. “Iya, ceritanya memang begitu!”Aldrich tersenyum dingin. “Tapi aku dengar dari ibumu, latar belakang keluarga wanita itu agak rumit. Sebelumnya dia memanfaatkan Yana untuk mendekatimu!”“Ayah!” Ujung bibir Jason melengkung ke atas. “Sekarang masalahnya dia saja tidak bersedia untuk menerimaku. Jadi, setelah aku berhasil mengejarnya, kami baru akan diskusikan masalah pernikahan.”Kedua mata Aldrich terbelalak lebar. “Siapa yang membahas masalah pernikahan sama kamu?”“Kamu saja sudah bahas masalah latar belakang keluarga ibunya Yana. Bukannya kamu ingin membahas soal pernikahan?” tanya Jason dengan mengangkat-angkat alisnya.Aldrich terdiam membi
Sonia mengantar Jason keluar. Saat berjalan ke depan pintu, terdengar suara datarnya. “Kak Jason, aku yang nggak perbolehin Reza buat bocorin identitas Yana sama kamu. Itulah alasannya kenapa dia nggak bicara. Kamu jangan salahkan dia, ya!”Tiba-tiba Jason kepikiran dengan sindiran Reza sebelumnya. Dia spontan tersenyum tipis. “Aku tidak salahin dia. Aku cuma mau gebukin dia saja!”Kedua mata Sonia terbelalak lebar.“Bercanda!” Jason tersenyum dengan lembut. “Demi kamu, aku akan maafin dia!”Sonia pun tersenyum. “Terima kasih, Kak Jason!”“Bantu aku bujuk Kelly. Tolong, ya!” ucap Jason dengan serius.“Oke!” Jason mengangguk sedikit kepalanya, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan pergi.Setelah Jason pergi, Sonia mengetuk pintu kamar Kelly. “Kelly, ini aku, Sonia.”Dengan segera, Kelly membuka pintu. Di dalam ruangan kamar yang gelap, ekspresi Kelly kelihatan panik. “Sonia, aku nggak tahu gimana caranya hadapi dia!”Sonia berkata, “Kamu cinta sama Jason. Dia juga suka sama kamu. Ngg
“Bagaimana dengan sekarang? Sekarang kamu sudah tahu Yana itu putrimu. Apa rencanamu selanjutnya?” tanya Sonia.Jason menatap Sonia dengan tatapan sakit dan juga tegas. “Aku mencintainya, ingin menikah dengannya. Meskipun aku tidak tahu Yana itu anakku, aku juga sudah memiliki pemikiran seperti ini!”Sonia mengangguk dengan tersenyum. “Oke, aku percaya sama omonganmu!”“Apa kamu bisa beri tahu aku masalahnya di Kowloon?” tanya Jason, “Dia melahirkan Yana di rumah sakit mana? Dia tinggal di mana?”“Oke, aku akan beri tahu semua yang ingin kamu ketahui!”Sonia menceritakan kondisi Kelly ketika baru tiba di Kowloon, juga menceritakan dia bertemu dengan ibu kos yang ramah dan juga kehidupan Kelly selama di Kowloon. Dia memberi tahu semuanya kepada Jason dengan saksama.“Saat kandungan Kelly genap berusia delapan bulan, dokter mengatakan tali pusar melilit leher Yana. Yana memiliki risiko kehilangan oksigen kapan saja. Jadi, aku dan Ranty pun memutuskan mempercepat persalinan Yana melalui o
Jason mengendarai mobil dengan kecepatan kencang. Saat tiba di Gedung Anggrek, hari sudah sore hari.Setelah memasuki rumah, tidak ada siapa pun di dalam ruang tamu. Namun, pintu kamar malah dalam keadaan dikunci.Jason mengetuk pintu. “Kelly, buka pintu!”Tidak terdengar suara dari dalam.“Kelly, kamu selalu bersembunyi di saat ada masalah. Kapan kamu bisa mengubah kebiasaan burukmu ini?” Jason menopang dinding dengan dua tangannya. Kemudian, salah satu tangannya diangkat untuk menekan-nekan keningnya. “Buka pintunya. Kita bicarakan masalah ini dulu!”“Kelly, malam itu aku kehilangan kesadaranku. Aku tidak ingat kalau wanita itu adalah kamu. Tapi, kamu sendiri yang taruh obat. Kamu juga tidak bisa menyalahkanku!”“Kelly, apa kamu benar-benar berencana untuk merebut hakku sebagai ayahnya Yana?”Tiba-tiba terdengar suara buka pintu rumah. Sonia pun mengerutkan keningnya. “Kak Jason?”Jason berjalan ke dalam. “Sonia.”“Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Sonia.“Aku tahu Yana itu putrik
“Terima kasih, Kak Jason! Aku akan langsung pergi setelah menerima uang itu!”…Setelah Yerin pergi, anggota Robi datang untuk melapor. Robi segera menghubungi Reza. “Pak Reza, anaknya Bu Kelly sudah dibawa pergi Pak Jason!”Ujung bibir Reza sedikit melengkung ke atas. Dia berkata dengan suara datar, “Oke, kalian bubar saja!”“Bagaimana dengan masalah Yerin?” tanya Robi.Reza terdiam sejenak, baru berkata, “Kamu tidak usah urus masalah dia lagi. Biarkan dia pergi!”“Baik!”…Jason membawa Yana kembali ke rumahnya.Yana yang duduk di baris belakang itu berkata dengan kening berkerut, “Paman, aku mau cari Ibu!”Jason menoleh untuk menatapnya. Senyuman di wajah Jason sangatlah lembut. “Panggil Ayah!”Yana memiringkan kepala kecilnya. “Apa kita mau main rumah-rumahan?”“Bukan permainan. Aku itu memang ayahmu. Ke depannya, kamu mesti panggil aku Ayah!” Jason spontan tersenyum. “Apa kamu merasa gembira?”“Emm.” Yana mengangguk.“Kalau begitu, coba panggil dulu!”Yana berkata dengan suara im
Jason juga tidak menghiraukan Kelly. Dia menatap Yerin yang menunjukkan ekspresi bingung, lalu berkata dengan datar, “Katakanlah! Apa yang sebenarnya terjadi pada tiga tahun lalu? Setelah kamu mengatakannya, aku akan suruh anggotaku untuk transfer uang ke kamu. Tapi, aku hanya ingin mendengar kenyataan. Jangan ada yang ketinggalan!”Yerin bahkan tidak berani bernapas terlalu kuat. Reza menyerahkan laporan tes DNA kepadanya. Jelas sekali Jason tertarik dengan masalah itu! Kelly baru pulang dari luar negeri. Dia melihat sikap Jason terhadap Yana bagai sedang melihat orang asing saja, dia mengira Kelly dan Jason tidak pernah bertemu lagi sebelumnya. Jadi, dia pun ingin mengambil kesempatan untuk menipu uang Jason.Lagi pula, setelah Jason merespons nanti, Yerin juga sudah melarikan diri. Uang itu cukup untuk menyelamatkan kekasihnya, bahkan cukup untuk hidupnya!Siapa sangka Jason malah memanggil Kelly kemari!Saat ini, Yerin baru menyadari bahwa dirinya telah dimanfaatkan oleh Reza! Yeri
Jason mengangkat kepalanya untuk melihat Yana. Dia sungguh merasa syok ketika melihat kedua mata berkilauan anak perempuan itu. Dia merasa kilauan cahaya di mata Yana telah menyingkirkan awan mendung di dalam hatinya.Jantung Jason berdetak kencang. Suaranya terdengar serak. “Yerin, kamu keluar dulu!”“Hah?” Yerin menatap Jason dengan tatapan bingung.“Keluar!” Suara Jason terdengar gemetar.Kedua mata Yerin berkilauan. Dia tidak berani tidak menuruti ucapan Jason. Dia berkata dengan penuh hati-hati, “Kalau begitu, aku tunggu di luar.”Selesai berbicara, Yerin pun berjalan keluar. Saat ini, hanya tersisa Jason dan Yana di dalam rumah.Jason berdiri untuk berjalan ke hadapan Yana. Dia setengah berjongkok di depan Yana, lalu mengusap wajah imut si anak perempuan. Pandangan Jason seketika menjadi buram.Sejak Jason memasuki ruangan, Yana pun tidak merasa takut lagi. Dia menatap Jason dengan sedikit mengerutkan keningnya. “Paman.”“Aku itu Ayah!” Jason memeluk kedua pipi Yana, lalu menempe
Setengah jam kemudian, Jason pun tiba di Nine Street Mansion. Dia membuka pintu ruangan. Ketika melihat sosok Yana yang sedang duduk di samping Yerin, dia spontan menyipitkan matanya.Yana juga melihat Jason. Kedua mata besarnya berlinangkan air mata. Dia kelihatan sangat takut, tapi dia tidak berbicara hanya duduk di tempat saja.“Kak Jason, sudah lama nggak ketemu!” Yerin berdiri. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu, ketika melihat pria tampan di hadapannya, hatinya masih saja bergejolak.Jason sungguh merasa curiga. Tidak terlihat ekspresi apa pun di wajahnya. Dia mengangguk sedikit kepalanya, lalu duduk di hadapan Yerin.“Untuk apa mencariku?”Setelah Yerin melihat sikap Jason terhadap Yana, dia semakin yakin dengan pemikirannya lagi. Jason tidak tahu dengan keberadaan Yana. Kelly malah menyembunyikannya dari Jason. Dasar bodoh!Hanya saja, pilihan bodoh Kelly telah membantu Yerin!Yerin menatap Jason dengan raut lembut. “Kak Jason, selama beberapa tahun ini, kehidupanku di l
[ Yerin, kamu bawa Yana ke mana? ][ Aku akan kembalikan uangmu. Aku akan segera bayar utangku. Angkat teleponku! ][ Aku mohon sama kamu. Jangan sakiti Yana! ]“Kelly, kamu jangan panik. Yerin janji dia tidak bakal lukai Yana,” bujuk Sandora yang berdiri di samping.Kelly langsung memalingkan kepala untuk menatapnya. “Kamu sengaja, ‘kan? Waktu itu, kamu menjualku. Kali ini, kamu malah mau jual Yana-ku?”Sandora menggeleng dengan panik. “Nggak!”Kelly menatap Sandora dengan tatapan tidak percaya. Terlintas kebencian di dalam matanya. Dia sungguh merasa geram. “Kenapa kamu kejam sekali? Kenapa kamu berbuat seperti ini? Apa yang aku lakukan untuk keluarga ini masih belum cukup? Apa kamu mau memaksaku sampai mati?”“Kelly, dengarkan aku!” Sandora menarik tangan Kelly. “Kamu cukup beri uang kepada Yerin. Dia tidak akan melukai Yana!”“Awas!” Kelly menepis tangan Sandora. Dia berusaha untuk menahan rasa sakit di hatinya, lalu menatap Sandora dengan tatapan kalut. “Kamu nggak pantas untuk ja