Semua Bab Jatuh Cinta Setelah Malam Pertama: Bab 151 - Bab 160

1891 Bab

Bab 151

Yenni sungguh terkenal sekarang, tapi kelak … sepertinya orang-orang tidak akan melihatnya lagi.Farel yang berada di ujung telepon bertanya dengan semangat tinggi, “Sonia, pamanmu itu siapa, sih?”Sonia mengerutkan alisnya. “Kenapa kamu bertanya seperti itu?”Kali ini Farel malah tertawa. “Semalam sewaktu aku kembali ke Perusahaan Biredo, pihak sekuriti nggak bolehin aku masuk ke dalam. Katanya bos mereka sangat marah, ingin minta ganti rugi sama aku. Kalau aku nggak bayar, dia akan tuntut aku ke pengadilan.”“Siapa sangka hanya dalam waktu satu malam, temanku telepon suruh aku ke sana. Bos Perusahaan Biredo bahkan tungguin aku di depan pintu. Sikapnya juga berubah 180 derajat. Dia nggak minta ganti rugi lagi, bahkan bayar upah kerja kita dua kali lipat dari yang dijanjikan. Katanya anggap saja sebagai ganti rugi atas kerusuhan yang terjadi.”Farel kembali tersenyum. “Orang tua aku nggak tahu masalah ini. Jadi semua ini pasti kerjaan pamanmu. Selain itu, mengenai masalah Yenni diekspo
Baca selengkapnya

Bab 152

Farel berlari ke sisi Sonia. “Ayo kita masuk ke dalam!”Di depan pintu restoran, Reza tampak menyipitkan matanya sambil melirik mereka sekilas, baru berjalan masuk ke dalam restoran.Sonia teringat apa yang dikatakan Farel sewaktu di telepon tadi, untuk berterima kasih kepada Reza. Tapi Sonia takut entah bagaimana respons Reza nanti.“Ayo!” jawab Sonia sambil menganggukkan kepalanya.Farel sudah memesan ruangan. Begitu mereka bertiga masuk ke dalam ruangan, pelayan pun datang melayani mereka.Di ruangan VIP lantai atas.Reza sedang berdiri di depan jendela. Jason berjalan menghampirinya, lalu berkata dengan tersenyum, “Cowok di samping cewek tadi itu pacarnya atau teman kelasnya?”Tadi Jason juga sudah menyadari keberadaan mereka. Dia lebih dulu menyadari keberadaan Kelly, kemudian baru menemukan keberadaan Sonia. Sebenarnya Jason merasa agak terkejut lantaran tidak menyangka mereka berdua itu berteman.Saat si lelaki berlari menghampiri mereka, Jason pun dapat merasakan aura dingin da
Baca selengkapnya

Bab 153

Reza mematikan rokok di dalam asbak, lalu menyilangkan kakinya, dan berkata dengan sangat lembut, “Aku sudah janjian sama orang, nggak enak untuk batalin. Aku akan traktir kalian lain kali.”Farel segera menjawab, “Jangan, dong? Paman sudah banyak membantu kami, jadi sudah seharusnya aku berterima kasih sama Paman!”“Nggak perlu sungkan!” Reza menatap lelaki yang terus tersenyum itu. “Kamu dan Sonia teman sekelas?”“Bukan, aku jurusan bahasa asing.”Reza sedikit mengangkat kepalanya, dan kembali menatap si lelaki. “Apa kamu suka sama Sonia?”Pertanyaan ini membuat Farel terbengong. Dia segera menggelengkan kepalanya. “Bukan, sepertinya Paman sudah salah paham. Sonia memang sangat unggul, tapi kami hanya teman biasa saja!”“Bagaimana dengan Sonia?” tanya Reza.“Aku rasa dia juga menganggapku sebagai temannya saja.”Reza kembali berkata, “Orang tua Sonia nggak tinggal di Jembara. Aku pun ditugaskan untuk jaga dia. Orang tuanya sudah berpesan untuk tidak perbolehkan Sonia pacaran sewaktu
Baca selengkapnya

Bab 154

Sonia tidak bersuara. Gambar di depan logo misi adalah gambar sayap elang berwarna hitam. Itu berarti Sonia mesti menerima misi, tidak ada ruang untuk kompromi.Tatapan Sonia langsung terkaku. Dia membuka logo misi, dan membaca dengan saksama.“Bos, misi apa itu?” tanya Ariel.Eka tersenyum puas. “Kali ini kamu lebih nggak sabaran daripada aku!”Ariel langsung menekan sebuah tombol, dan foto profil Eka langsung muncul kunang-kunang, dan terjatuh di lantai.Eka terkejut. “Eh! Kenapa bisa begini? Apa yang kamu lakukan?”Ariel pun malas meladeninya lagi.Sonia kemudian bersuara, “Aku akan jalankan misi kali ini!”“Hah?” Eka sungguh terkejut. “Bos jalankan sendiri?”Sama halnya dengan Ariel, dia juga terkejut. “Apa ini misi dari atasan?”Sonia mengiakan, lalu tatapannya tertuju pada foto dan tulisan di dalam ponsel.Eka kegirangan. “Aku ingin ajukan untuk jalankan misi bersama Bos!”“Sementara masih belum perlu!” balas Sonia dengan suara datar. “Kalau aku butuh, aku akan beri tahu kalian.”
Baca selengkapnya

Bab 155

Sonia membalas dengan tersenyum, “Kita bicarakan lagi setelah nilai ujianmu keluar. Kalau nilaimu nggak bagus, aku pun malu untuk kembali lagi.”Tandy mendengus. “Kamu nggak usah khawatir dengan masalah itu. Aku nggak akan permalukan kamu!”“Aku percaya sama kamu!” Sonia memikul tasnya. “Meski aku nggak datang untuk ajar kamu lagi, kita juga bisa main gim bersama.”Tandy mengerutkan alisnya. “Apa maksudmu?”Sonia memalingkan kepalanya. “Nggak ada maksud apa-apa. Kamu nggak usah pikir kebanyakan.”“Setelah aku selesai ujian, kita pergi tunggang kuda bersama, yuk!”Sonia berpikir sejenak, lalu menjawab, “Selesai ajar kamu, aku akan cari pekerjaan lain. Aku nggak tahu bakal ada waktu atau nggak. Nanti aku kasih tahu kamu lagi.”“Kamu sok sibuk banget, ya!” Tandy memasang wajah cemberut.“Apa daya, mesti cari duit!” Sonia mengangkat-angkat pundaknya. “Aku pergi dulu, kamu ujian yang bagus, ya!”“Iya!” jawab Tandy dengan wajah kesal.Sonia tersenyum lalu meninggalkan kediaman.Malam harinya
Baca selengkapnya

Bab 156

Pada akhirnya Sonia bekerja sebagai pelayan di Kasen. Berhubung dia memiliki penampilan yang cukup menarik, begitu mulai bekerja, dia pun langsung didistribusikan ke ruangan VIP di lantai delapan, yang mana tugasnya adalah menyajikan minuman ke para tamu.Setelah mengikuti pelatihan selama dua hari, akhirnya Sonia resmi bekerja. Sera yang kerap disapa Kak Sera itu adalah penanggung jawab di lantai delapan. Dia memperkenalkan Sonia dengan yang lainnya.Di lantai delapan ini dilengkapi dengan lima ruangan VIP dan lima orang pelayan. Biasanya para pelayan yang bekerja di lantai delapan ini setidaknya mesti bekerja setahun di lantai bawah, tapi Sonia malah langsung dipekerjakan di lantai delapan. Jadi wajar apabila semua orang merasa cemburu dengannya.Sera berusia sekitar 30 tahunan. Dia terlihat mengenakan pakaian profesi dengan riasan wajah yang indah. “Di lantai delapan ini ada lima ruang VIP. Ruangan 8801 dan 8809 sudah ada tamu tetap. Jadi meski mereka nggak datang, jangan biarkan t
Baca selengkapnya

Bab 157

Entah apa yang diucapkan oleh orang di ujung telepon, alhasil suara Susan menjadi semakin lembut lagi, “Hari ini kami kedatangan karyawan baru. Padahal hari ini adalah hari pertamanya bekerja, tapi dia malah sudah merebut pekerjaanku. Kamu harus bantu aku untuk balas dendam!”Lelaki di ujung telepon sepertinya sedang menghibur Susan. Dia pun tersenyum manis dan berbicara dengan nada manja, “Oke, janji, ya! Beri dia pelajaran saat kamu datang nanti. Tenang saja, aku bakal balas budimu!”“Emm, nanti aku akan tuangin minuman buat kamu. Sampai jumpa!”Selesai menelepon, Susan langsung tersenyum puas. Dia lalu mengeluarkan bedak mulai merias wajahnya.Di sisi lain, Sonia dan Jessy duluan pergi mengambil minuman untuk menyajikannya ke ruangan 8807.Setelah mengetuk pintu, Jessy mengambil botol alkohol dari tangan Sonia, dan langsung memasang senyum manis.Ruangan VIP 8807 diterangi dengan lampu kuning yang remang-remang. Di dalamnya terdapat belasan orang. Empat di antaranya sedang bermain k
Baca selengkapnya

Bab 158

Wajah Louis seketika memucat. Dia tidak mengerti kenapa Jason bisa semarah ini, tapi dia segera tersenyum dan berkata, “Iya, aku sudah minum kebanyakan, sudah mabuk. Kak Jason jangan masukkan ke hati, ya!”Saat ini Sera yang ditelepon Jessy sudah masuk ke dalam ruangan. Dia pun bertanya dengan penuh hati-hati, “Apa yang sudah terjadi?”Selesai Sera berbicara, tatapannya tak sengaja tertuju pada diri Jason. “Pak Jason, kamu lagi di sini, ya!”“Emm, Pak Louis traktiran, makanya aku bisa ada di sini,” ucap Jason.Sera menoleh ke sisi Louis. “Sonia adalah karyawan baru. Kalau dia sudah menyinggung Pak Louis, jangan masukkan ke hati, ya.”Ketika mengetahui Jason begitu melindungi Sonia, mana mungkin Louis berani mempermasalahkan masalah ini lagi. Dia pun terpaksa berkata, “Nggak masalah!”Mengenai tamu-tamu lainnya, setelah melihat Louis tidak berani mempermasalahkan masalah ini, mereka juga tidak berani bersuara lagi.Jason menatap Sonia, lalu berkata, “Keluar!”Tatapan Jessy langsung tert
Baca selengkapnya

Bab 159

“Jangan!”…Setelah keluar dari ruangan, Sonia masih memikirkan apa yang dikatakan Jason tadi. Ternyata dalang di balik perampokan itu adalah Hana. Sonia memang sempat mendengar percakapan Reza di telepon ketika membahas masalah pelaku perampokan. Hanya saja, berhubung Reza tidak mengatakan apa-apa, Sonia pun mengira pelakunya masih belum ditemukan. Ternyata Reza sudah berhasil menemukan dalangnya, dan bahkan sudah menghukum Hana.Kenapa Reza tidak mengatakannya?Sonia bersandar di dinding. Hatinya terasa sangat sedih. Dia mengeluarkan ponsel ingin menghubungi Reza untuk berterima kasih padanya. Namun Sonia merasa ragu, dan pada akhirnya dia mengurungkan niatnya untuk menelepon Reza.Masalah sudah berlalu lama, mungkin saja Reza sudah melupakannya. Namun Sonia akan mengingat masalah ini, dan dia akan mencari kesempatan untuk membalas kebaikannya.Setelah kembali ke ruang istirahat, kebetulan Jessy dan yang lainnya juga sedang berada di sana. Mereka semua sepertinya sudah mendengar apa
Baca selengkapnya

Bab 160

Jason berbicara pada orang di sampingnya, “Panggil Louis kemari. Bilang saja Reza cari dia!”Orang itu segera mengiakan, dan langsung melaksanakan perintah.Tak lama kemudian, Louis berjalan masuk ke ruangan dengan tersenyum hormat. “Kak Reza, kamu cari aku!”Reza membalas, “Emm!” Kemudian, terdengar suara, “Kemari!”“Baik!” Louis berjalan mendekat, lalu berkata, “Sudah lama aku nggak bertemu Kak Reza. Ayahku sungguh berterima kasih atas bantuan Kak Reza waktu itu. Dia ingin traktir kamu makan.”Raut wajah Reza terlihat datar. “Apa kamu punya rokok?”Louis segera mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya, dan menyerahkannya kepada Reza. Kemudian, dia mengambil korek api di atas meja dan menyalakannya.“Apa begini caranya menyalakan rokok?”Tiba-tiba terdengar suara sinis Reza. Kemudian, Reza mengangkat kakinya dan menendang dada Louis.Louis ditendang hingga mundur beberapa langkah, dan menabrak dinding dengan kuat. Dia pun terjatuh sambil memegang bagian dadanya yang terasa sakit itu.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
190
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status