Home / Romansa / Istri Bayangan Milik Tuan Muda / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Istri Bayangan Milik Tuan Muda: Chapter 131 - Chapter 140

171 Chapters

131. Kain Gendong

"Aku pulang," ucap Sakti mengabarkan kepulangannya.Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah dan langsung disuguhkan tangisan kencang dari Ginata belum pernah sekalipun Sakti lihat sebelumnya. Ini kali pertama Ginata menangis sekencang ini."Sayang, ada apa? semuanya baik-baik saja selagi aku kerja, kan?" tanya Sakti yang penuh kekhawatiran besar. Dia kemudian melangkahkan kakinya dengan langkah lebar untuk segera mendekati Citra.Sementara Citra yang baru saja menyadari keberadaan Sakti hanya melayangkan senyum lemah, dengan wajah cantiknya yang tampak begitu kelelahan. Semakin memperjelas kalau Ginata sudah cukup lama dalam kondisi menangis seperti itu."Semuanya baik-baik saja, Andhika. Hari ini Gina cukup sensitif dan mudah nangis. Gina nangis karena dia kesal gak bisa menghabiskan biskuitnya dengan benar sampe wajah dan tangannya belepotan dan lengket." Citra menjawab Sakti dengan tenang, menerangkan penyebab tangisan putrinya itu dengan sejelas-jelasnya. "Aku gak tahu lagi
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more

132. Dipaksa menerima Lamaran?

"Mau ke mana?" tanya Sakti saat merasakan pergerakan Citra yang menghilang dari sisinya.Setelah membuka matanya, Sakti melirik sayu ke arah Citra yang bangkit berdiri dan terlihat sibuk membetulkan tali pita sutera yang dikenakannya."Aku mau Ginata," jawab Citra. "Ayo kamu juga cepet pake baju, kita jangan lama-lama ninggalin Gina sendirian, apalagi dia sedikit demam karena banyak nangis."Sejenak, Sakti melirik ke arah jam dinding yang baru saja menunjukkan pukul 10 malam, tanda kalau kebersamaan mereka ini hanya berlangsung 15 menit saja dari sejak pertama mereka datang ke kamar ini untuk bersenggama. Sakti menatap jam dinding itu dengan memelas, ia baru saja hendak membujuk Citra agar menghabiskan waktu sebentar lagi saja, ketika akhirnya dia pun harus mengurungkan niatnya karena melihat Citra yang hendak melangkah pergi.Di detik itu juga dengan secepat kilat Sakti beringsut memeluk perut Citra dari belakang."Jangan pergi dulu, Citra. Aku masih mau dalam posisi kayak gini dalam
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more

133. Ingin Segera Melihat Anak Yang Mirip Denganku

"Harum," puji Sakti setelah menghidu aroma pipi Ginata yang bertabur bedak itu dengan rakus. Tanpa sekalipun peduli soal bisa saja residu bedak itu ikut terhirup olehnya.Aroma bayi yang khas dari bayi yang baru mandi itu membuat Sakti merasa candu. Aroma minyak telon dan bedak bayi tiba-tiba saja jadi perpaduan aroma yang sangat disukai Sakti. Padahal dulu ia hanya suka aroma kayu dari parfum mahal dari brand luxury yang selalu dia beli, tapi setelah punya Ginata dalam hidupnya dia tak keberatan sekalipun seisi rumah jadi dipenuhi aroma minyak telon dan aroma tubuhnya juga jadi ikut beraroma bayi. Sakti tak bisa berhenti menghujani pipi putrinya itu dengan kecupan membabi-buta, saking gemasnya ia pada sang anak.Sementara Ginata yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari Ayahnya justru terlihat tak terganggu sama sekali. Alih-alih menangis kesal, Ginata justru dengan sikap menggemaskan menggeliat terkikik geli. Kedua bola matanya yang sebulat permen itu pun terlihat menyipit saking
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more

134. Hati Yang Luluh & Testpack

"Jangan kesini... ini menjijikan-" racau Agnes yang kemudian terhenti karena ia yang tak lagi kuat menahan gejolak mual yang membuatnya muntah berulang kali, sampai menguras seluruh isi perutnya.Namun, Panji yang malam ini menemaninya, tak sekalipun mengindahkan pengusiran dari Agnes. Tanpa merasa jijik sama sekali, dia begitu telaten memijat tengkuk Agnes dan mengusap punggungnya selagi Agnes memuntahkan isi perutnya.Tak sampai di situ, Panji pun menuntun Agnes keluar dari kamar mandi dan membantu perempuan itu bebaring. Dengan telaten, Panji bahkan begitu penuh perhatian mengoleskan minyak kayu putih pada permukaan perut sampai uluh hati, pada punggung dan juga tengkuk Agnes agar Agnes bisa sedikit rileks.Sementara Agnes tak sekalipun bisa mengeluarkan kata-kata untuk melarang tindakang Panji, dia hanya terbaring lemah di atas kasur, wajahnya pucat dan bibirnya menggambarkan rasa mual yang tak tertahankan. Setelah selesai mengoles minyak aroma terapi itu, Panji pun duduk di sebel
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more

135. Selingkuh?

Hati Citra berkecamuk dalam gelombang emosi yang tak terkendali. Di tengah kesibukan Sakti dengan urusan pekerjaannya, Citra merasa kalau dirinya diabaikan. Terlebih setelah kepulangannya dari dinas ke luar negeri bersama Agnes selama dua minggu lamanya, Sakti hanya pulang ketika waktu tidur dan pergi ketika semua orang belum bangun.Dengan sikap Sakti yang seperti itu, membuat Citra dihadapkan pada perasaan cemburu yang sulit diatasi. Kehadiran Agnes, semakin memperumit situasi. Meskipun Sakti sering sekali memberikan penjelasan tentang hubungannya dengan Agnes yang sudah berakhir bertahun-tahun lalu dan dia tak ada urusan lagi dengan perempun itu, namun keraguan dan ketidakpastian tetap mengusik hati Citra.Pagi ini Agnes datang ke rumah Citra. "Selamat pagi, Bu Citra. Saya datang dengan niat mau ngambil barang yang tertinggal di dalam koper pak Sakti, Bu. Sebelumnya pak Sakti sudah memberi izin supaya saya bisa datang mengambilnya sendiri, apa saya boleh masuk?" sapa Agnes yang te
last updateLast Updated : 2023-07-21
Read more

136. Pengakuan Agnes

"Kamu gak tahu atau pura-pura gak tahu, Andhika? Jelas-jelas tadi pagi kamu sendiri yang ngizinin Agnes dateng ke sini cuma buat ngambil baju seksi yang gak kamu masukin ke dalam koper kamu," tuduhnya tanpa tedeng aling-aling yang langsung membuat Saktu segera menampiknya."Loh, aku gak pernah tahu kalo ada barang kayak gitu di koperku. Agnes yang bantu packing koper aku sebelum kami pulang, jadi aku gak tahu apa ada barang milik Agnes yang terbawa masuk ke dalam koperku atau enggak. Aku ngomong jujur sayang, sungguh...."Sebutir air mata menetes dari mata Citra, diiringi dengan tetes tetes selanjutnya yang membasahi pipinya. Pada momen itu Citra menatap Sakti dengan tatapan pilu."Aku berharap aku bisa percaya, tapi bagaimana ini Andhika... aku terlalu cemburu dan terlanjur mengira kamu selingkuh sampe rasanya ucapan kamu itu cuma kebohongan."Sakti semakin menatap Citra dengan tatapan tak percaya. Dia mengusap wajahnya kasar dan menghembuskan napas berat. Sakti bahkan sampai tak pu
last updateLast Updated : 2023-07-22
Read more

137. Hari Bahagia Panji

Melodi dari biola mengalun merdu, mengiringi langkah Agnes yang didampingi ayahnya untuk berjalan ke arah Panji yang menunggunya dengan gugup di hadapan calon suaminya yang tengah menunggunya dengan penuh haru. Begitu bertemu, air mata bahagia sekaligus haru tak lagi bisa dibendung oleh keduanya."Kamu tampak sangat cantik dalam balutan gaun pengantin berwarna putih ini, Agnes," puji Panji serak pada Agnes yang sekarang berdiri hadapannya. Sambil tersenyum bahagia, sejenak Panji menyeka air matanya lalu kemudian melayangkan tatapan teduh dan penuh cinta itu pada Agnes yang sudah lebih dulu tersenyum bahagia ke arahnya.Ayah Agnes yang mendengar kalimat manis dari Panji yang resmi jadi menantunya itu pun ikut tersenyum bahagia sembari terkekeh pelan, sebelum kemudian ia pun mengulurkan tangan Agnes agar segera digenggam oleh Panji."Kalau begitu jaga putriku dengan baik. Sekarang tanggung jawabku terhadapnya sudah ku limpahkan semuanya padamu nak Panji. Seperti ucapanmu, Agnes adalah a
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more

138. Jadi Orang Tua

Agnes melangkah gontai menuju kamar tidurnya dan merebahkan tubuhnya dengan sangat hati-hati ke atas tempat tidur, lalu tanpa kata, ia pun kemudian meringkuk di atas tempat tidurnya itu dengan posisi seperti janin.Sejenak, Agnes merogoh isi tas selempangnya. Mengeluarkan amplop putih berisi beberapa lembar foto USG yang sengaja dicetak oleh dokter obgyn, sesuai dengan keinginannya."Waktu ternyata cepet banget berlalu ya. Aku baru sadar kalo ternyata kamu udah tumbuh cukup besar di dalam perutku," gumam Agnes.Ia menatap foto USG itu lekat-lekat, sementara tangan kanannya mengusap perut dengan begitu lembut dan penuh penghayatan. Raut wajahnya pun diliputi perasaan yang tak bisa ia gambarkan dengan jelaz. Entah apa yang sebenarnya dirasakan oleh Agnes, ia hanya merasa kalau saat ini hatinya sedang diaduk-aduk tanpa ada habisnya. Sia merasa sedih, senang, takut dan takjub di waktu yang bersamaan."Begini," gumam Agnes lagi. Ia begitu lembut berusaha berdialog dengan segumpal daging yan
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more

139. Kabar Bahagia

Hari minggu itu, Sakti seperti biasa datang menggendong Ginata untuk menemui Citra di toko kuenya. Dia berharap bisa dengan nyaman menikmati pemandangan indah dimana istri tercintanya itu begitu bahagia ketika melayani pelanggan.Semua bayangan itu sudah melekat indah di pikiran Sakti, tapi sayangnya bayangan indah itu harus hancur ketika ia melihat bagaimana tubuh Citra terhuyung saat berjalan menghampirinya. Senyum hangat yang awalnya menghiasi wajah Sakti, seketika berubah panik saat melihat sang istri jatuh tak sadarkan diri gergeletak di lantas."Sayang!" pekiknya tanpa sadar dan pada detik itu pula dia berjingkat dan mengambil langkah lebar untuk segera menghampiri Citra. Dengan kepanikan luar biasa itu, Sakti memeluk Citra. Sedangkan karyawan toko kuenya itu mengambil alih Ginata ke dalam gendongannya agar Sakti bisa leluasa membopong tubuh Citra dan membawanya pergi ke dalam mobil yang terparkit di luar."Saya saja yang jaga ibu dan adik bayi di belakang pak. Bapak nyetir yan
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more

140. Sebesar Buah Ceri

"Kamu happy?" tanya Sakti penuh perhatian di perjalanan mereka menuju rumah sakit untuk menemui dokter spesialis kandungan, setelah kemarin Sakti membuat janji pertemuan.Mendengar itu, Citra pun mengangguk semangat. "Iya, aku happy banget. Tapi juga deg-degan. Ini kali pertama aku memeriksakan kandungan, rasanya aku jadi sangat gugup."Sakti melirik Citra sebentar sambil melayangkan senyum hangatnya, lalu kemudian dia pun menggerakan tangan kirinya untuk menggenggam tangan Citra erat-erat."Gak apa-apa, gak perlu gugup. Ada aku yang bakal nemenin kamu kok. Ini juga pengalaman pertama aku nemenin cek USG," ucap Sakti menenangkan.Citra merasa seperti melayang di atas awan saat Sakti mengajaknya untuk pertama kalinya melakukan USG. Dia merasa sangat bahagia.Tidak pernah terlintas dalam benaknya bahwa dia akan merasakan momen indah ini. Bukan apa-apa, tapi ini kali pertama bagi Citra merasakan pemeriksaan USG karena dulu, saat dirinya mengandung Argantara, jangankan untuk pergi USG, per
last updateLast Updated : 2023-07-27
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
18
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status