Home / Romansa / Istri Bayangan Milik Tuan Muda / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Istri Bayangan Milik Tuan Muda: Chapter 141 - Chapter 150

171 Chapters

141. Mendadak Ngidam

Hari-hari berikutnya berlalu dengan penuh kebahagiaan. Sakti dengan penuh semangat membantu Citra menjalani masa kehamilannya dengan nyaman. Ia rajin mendampingi Citra ke posyandu dan selalu berada di sampingnya ketika Citra membutuhkan dukungan dan kasih sayang.Saat usia kandungan Citra bertambah dan perutnya perlahan mulai membesar, Sakti menjadi semakin antusias. Ia selalu berbicara pada calon bayi mereka dengan penuh cinta dan rasa ingin tahu tentang apa yang sedang terjadi di dalam perut Citra."Sayang, bayi kita pasti akan menjadi anak yang pintar dan berbakat, seperti aku kan," ujar Sakti seraya mengusap lembut perut Citra. "Kalo dia cowok, dia bakal ganteng kayak aku dan kalo dia perempuan, dia pasti bakal luar biasa cantik kayak kamu."Citra menganggukan kepala. "Tentu, kita akan menjadi orang tua yang luar biasa," jawab Citra dengan bahagia."Aku bakal nemenin kamu terus. Bahkan ketika nanti tiba saatnya untuk melahirkan, aku bakal selalu berada di samping kamu dengan penuh
last updateLast Updated : 2023-07-27
Read more

142. Aku Juga Mencintaimu, Agnes

"Kamu masih berlanjut ngambeknya?" tanya Panji seraya menghampiri Agnes yang berbaring di sisi kiri ranjang dengan posisi memunggunginya. Agnes diam. Tak sekalipun berniat menjawab pertanyaan dari Panji, sehingga dia tetap bergeming di pembaringannya.Dan Panji yang tahu kalau dirinya tak akan mendapatkan jawaban apapun hanya bisa menghela napas berat. Mau bagaimana lagi, Agnes sedang marah padanya dan kemarahan istrinya itu dipicu karena perdebatan di antara mereka yang terjadi 30 menit yang lalu.Padahal hanya perdebatan receh soal permasalahan yang remeh, tapi imbasnya bisa sampai membuat Agnes tak lagi mau bicara padanya dan bahkan tak sudi tidur berhadapan dengannya. Hanya karena Panji melarang Agnes membeli baju dan perlengkapan bayi sebelum usia kehamilan Agnes memasuki 7 bulan, sedangkan Agnes justru bersikeras ingin membeli semua baju dan perlengkapan bayinya itu sekarang juga tanpa sekalipun peduli kalau usia kandungannya bahkan masih sangat muda."Agnes," panggil Panji ka
last updateLast Updated : 2023-07-28
Read more

143. Harus Mandi Air Dingin

Sakti mencondongkan wajahnya ke arah leher Citra lalu kemudian tanpa aba-aba lebih dulu dia pun mendaratkan kecupan dalam di sana, membuat Citra seketika berjengit merinding."Andhika," cicit Citra dengan suara tertahan saat kecupan itu justru perlahan berubah jadi hisapan dab lantas Sakti melibatkan lidahnya untuk membelai lembut leher Citra.Gelenyar aneh pun tiba-tiba menjalar pada setiap sel pqda tubuh Citra, menciptakan sensasi menggelitik di dalam perutnya seolah ada ribuan kupu-kupu berterbangan di dalam sana."Kenapa tegang sekali, sayang? Kamu kayak anak gadis yang baru dijamah saja. Padahal kita udah hampir satu tahun menikah, sudah gak ada lagi sekat di antara kita sampe kita sudah saling tahu lekuk tubuh masing-masing. Bukankah harusnya kamu udah sangat terbiasa dengan ini?" sahut Sakti dengan suara seraknya yang terdengar begitu dalam."Ya tapi jangan tiba-tiba ngisep leher kayak gitu. Aku kaget," tegur Citra masih penuh protes pada suaminya itu."Jadi aku juga perlu izin
last updateLast Updated : 2023-07-29
Read more

144. Bukan Patung Lilin Museum

Beberapa bulan pun tak terasa sudah berlalu. Perut Citra kian terlihat membuncit dan pada kehamilannya kali ini ia harus merasakan bagaimana kakinya bengkak yang membuatnya sedikit kesulitan untuk berjalan ataupun beraktivitas. Bahkan berdiri pun Citra tak kuat lama-lama."Sini kakinya," ujar Sakti seraya menepuk pahanya, sebagai tanda agar Citra meluruskan kaki ke atas pahanya itu.Tanpa kata, Citra pun menuruti perintah Sakti. Dia berpindah tempat duduk jadi ke samping Sakti, lalu kemudian memutar tubuhnya untuk meluruskan kakinya di atas paha suaminya itu."Kakinya masih pengel dan linu?" tanya Sakti penuh perhatian.Citra menganggukan kepalanya pelan. "Iya, masih terus pegel. Duduk pegel, berdiri lebih pegel lagi. Kaki aku juga jadi bengkak gitu ya, sampe rasanya kalo jalan kaki tuh paha aku saling bergesekan."Sakti menganggukan kepalanya mengerti. Lantas ia pun mengambil minyak zaitun di atas meja untuk kemudian mengoleskannya pada kaki Citra, sambil perlahan memberikan pijatan.
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

145. Perayaan Yang Bahagia

Sore itu, Sakti pulang ke rumah dengan senyuman manis yang tak henti-hentinya tersungging di wajahnya dan senyuman itu kian melebar saat dirinya masuk ke dalam rumah untuk menemukan Citra dan Gina yang sudah menunggu di meja makan dengan beragam masakan enak yang sangat menggugah selera."Papa bawa kuenya?" tanya Citra ketika selesai memeluk Sakti.Sakti mengangguk semangat dan perlahan mengambil posisi duduk di meja makan itu, lalu kemudian menaruh kotak mika berisi kue itu ke atas meja."Tentunya satu hal yang sedari tadi Papa ingat pas kerja cuma beli kue tart, karena hari ini adalah ulang tahun pertamanya putri papa." Dengan senang hati, Sakti pun mulai membuka kotak mika pada kue tart yang dibawanya itu lalu perlahan dia pun mulai memasang satu lilin kecil sebagai simbol ulang tahun pertama untuk Ginata.Lampu dapur dimatikan, membuat suasana sedikit remang-remang lalu kemudian lilin pun dinyalakan sehingga cahaya jingganya berpedar sedikit menerangi keremangan ruang makan itu."
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more

146. Bahagia Saat Memilikimu

Dengan perasaan yang berkecamuk, Citra menaruh foto usg hitam putih itu di atas pusarq Argantara setelah menamai foto itu sebagai 'Adiknya Arga'. Bukan hanya itu, tapi Citra dan Sakti juga membaw buket bunga mawar jingga yang harumnya semerbak untuk kemudian mereka taruh juga di atas pusara."Kamu bakal punya adik, nak. Kali ini mamah berusaha sekuat tenaga menjaga adik. Mamah gak lagi melakukan pekerjaan berat karena mamah gak mau melakukan kebodohan yang sama seperti yang mamah lakukan ke kamu. Selamat ulang tahun anak laki-lakinya mamah... maaf karena mamah bahkan gak bisa doain kamu semoga panjang umur."Sebutir air mata meleleh membasahi pipi Citra, seiring dengan suaranya yang terdengar tercekat. Dan Sakti yang menjadi suami sigap pun segera merangkul bahu istrinya itu dan memberikan usapan-usapan lembut untuk menenangkannya.Tidak, Sakti tidak mengatakan barang satu patah kata pun untuk menyuruh Citra tak menangis. Sebaliknya, sikap bungkamnya itu karena dia ingin memberikan ru
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more

147. Detak Jantung Anakku

"Gak kerasa ya waktu ternyata berlalu begitu cepat, lihat... tanpa sadar perut kamu sudah sebesar itu," ucap Sakti disela-sela waktu luang mereka menunggu antrian untuk check up ke dokter spesialis kandungan yang memantau kehamilan Citra selama ini.Dengan lembut, Sakti mengusap perut Citra dengan penuh kehati-hatian. Dia merasa takjub sekaligus merasa ngeri sendiri karena baru pertama kalinya melihat orang hamil dalam jarak se-dekat ini. Sebab, pada kehamilan Tatiana, Sakti tentunya tak pernah berani sedekat ini. Ia bahkan tak sekalipun berniat bersikap kurang ajar untuk menyentuh perut Tatiana sekalipun selama hamil tua, Sakti jadi penanggung jawab perempuan itu. "Apa sakit?" tanya Sakti dengan kekhawatiran besar yang tiba-tiba terlukis di wajahnya. "Aku gak pernah tahu kalau hamil artinya perut kamu bakal sekencang ini," lanjutnya risau.Sementara Citra yang mendapat beberapa pertanyaan itu pun hanya menimpalinya dengan tersenyum hangat, lalu kemudian menggelengkan kepalanya."E
last updateLast Updated : 2023-08-03
Read more

148. Berhenti puasa

"Kamu terlalu pelan-pelan mijatnya, Adhika," protes Citra seraya mengedikkan bahunya untuk sekadar menunjukan pada Sakti kalau pijatan yang dilakukan pria itu tak terasa sama sekali olehnya."Kamu lagi hamil, sayang... aku gak berani ngasih pijatan yang terlalu kencang. Gimana kalo kamu jadi kesakitan karena aku gak tahu cara mijat yang benar? Udah ya, walaupun gak kerasa, kamu cukup diam dan menikmatinya saja," sahut Sakti menimpali dengan sedikit resah karena dirinya benar-benar sedikit risau sendiri ketika harus memijat Citra ketika kehamilannya mulai besar seperti ini.Entahlah, di mata Sakti, kondisi Citra terlihat begitu rentan dan ringkih.Namun, walaupun berkata demikian, pada akhirnya dengan hati-hati Sakti menggerakan tangannya untuk menambah tenaga pada pijatannya. Dia sedikit memberikan penekanan pada area pundak Citra yang saat ini tengah dipijatnya, agar istrinya itu merasa nyaman."Hamil kali ini ternyata jauh lebih nikmat daripada yang aku bayangkan. Gimana ini, Andhi
last updateLast Updated : 2023-08-04
Read more

149. Perjalanan Yang Nyaman

"Jadi ini yang kamu maksud dengan memberikan aku perjalanan yang nyaman saat liburan?" tanya Citra merasa tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini."Iya, ini yang aku maksud. Ayo," pinta Sakti seraya mengulurkan tangannya pada Citra.Pada akhirnya dengan senang hati, Citra menerima uluran tangan suaminya itu dan tersenyum ketika Sakti mulai menautkan jemari tangan mereka erat-erat. Satu demi satu anak tangga yang Citra tapaki untuk naik ke dalam jet pribadi itu benar-benar membuatnya sangat terperangah. Entah mimpi apa dia semalam sampai bisa naik pesawat mewah yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang super kaya saja. Bahkan Citra baru mengetahui soal istilah jet pribadi pun hanya ketika ia melihat berita soal artis kaya raya yang merpergian ke luar negeri dengan menyewa pesawat pribadi.Hanya menyewa saja harganya sudah selangit, jika memilikinya mungkin harganya berkali-kali lipat lebih dari itu. Namun, entah Sakti sengaja menyewanya demi menghadiahkan perjalanan yang nyam
last updateLast Updated : 2023-08-04
Read more

150. Baby Moon

Setelah hampir beberapa jam lamanya mengudara, akhirnya jet pribadi yang ditumpangi oleh keluarga kecil Sakti mendarat juga di bandara Maldives. Laki-laki itu terbangun tiga puluh menit yang lalu, kemudian disusul dengan Citra, mereka saling menatap lalu tersenyum kala melihat tautan tangan mereka yang sama sekali tidak lepas selama tertidur."Akhirnya kita sampai juga," ucap Citra sambil melihat ke arah jendela. Kemudian wanita itu melihat ke box bayi, terlihat Ginata yang masih tertidur dengan lelap, bayi berusia satu tahun itu hanya terbangun satu kali selama penerbangan tadi. Citra dan Sakti merasa sangat senang karena putri mereka sama sekali tidak rewel selama perjalanan."Aku akan memindahkan Ginata dulu ke stroller." Sakti mengatakan itu sambil melepaskan gandengan tangannya dari Citra. Kemudian dia melepas sabuk pengamannya, lalu berjalan ke box bayi.Melihat kesigapan Sakti membuat hati Citra terasa menghangat, dia sangat beruntung memiliki suami seperti Sakti. Wanita itu me
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more
PREV
1
...
131415161718
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status