Home / Romansa / Istri Bayangan Milik Tuan Muda / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Istri Bayangan Milik Tuan Muda: Chapter 121 - Chapter 130

171 Chapters

121. Diluar Kendali Agnes

"Keluarga bahagia katanya? Yang benar saja. Itu gak bisa disebut bahagia karena seharusnya berada di posisi itu adalah aku, bukan si Citra," gumam Agnes berbicara sendiri untuk sekdar mencibir ucapan Panji tempo hari, ketika mereka menjenguk Sakti.Keharmonisan rumah tangga Sakti dan Citra membuat Agnes benar-benar merasa terganggu. Dia iri, sangat iri pada bagaimana Sakti memperlakukan istri dan anaknya.Saking kesalnya karena ingatan soal Sakti yang jadi sosok yang begitu hangat pada keluarga kecilnya, membuat Agnes jadi benar-benar pergi ke bar untuk sekadar menenang dirinya seperti sekarang ini. Dia menenggak habis segelas vodkanya sampai tandas.Sejenak, Agnes memijat kasar pelipisnya tatkala kenangan pahit tentang kisah cintanya yang kandas dengan ironis karena kesalahannya sendiri. Mau beberapa kali pun Sakti mengatakan padanya untuk tak tinggal di masa lalu, tapi tetap saja Agnes tak bisa keluar dari ingatan pahit yang jadi penyesalan terbesarnya itu.Sampai detik ini Agnes ma
last updateLast Updated : 2023-07-08
Read more

122. Malam Yang Panas

Setelah mendengar ucapan ngawur dari Agnes, Panji pun dengan gemas bercampur kesal mengulurkan tangannya dan mencubit pipi Agnes, sampai perempuan itu mengaduh kesakitan. Walaupun sebenarnya itu hanyalah cubitan gemas dan kepalang greget yang tak menimbulkan rasa sakit sama sekali. Agnes hanya merasa terkejut dengan tindakan tiba-tiba yang dilakukan oleh Panji. Pria yang termasuk atasannya di kantor itu melakukan kontak fisik dengannya."Kamu udah mabuk, Agnes. Ucapanmu udah terlalu ngawur" desis Panji sinis. Walaupun wajahnya tetap menunjukkan ekspresi datar. Kali ini dia sudah tak bisa membiarkan Agnes lebih mabuk lagi. "Ayo pulang. Kamu udah mulai ngaco, gak boleh lebih mabuk lagi."Panji bangkit berdiri. Dia meraih tangan Agnes dengan niat hendak bergegas mengajaknya pergi, tapi di detik itu pula justru menepis tangannya."Kenapa pak, apa anda gak berani? Katanya mau jadi temen bicara saya, padahal saya cuma bisa bercerita ketika di tempat tidur saja," ujar Agnes begitu vulgar. E
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

123. Ketakutan Seorang Ayah

"Gimana, apa kamu menyukainya?" tanya Sakti memastikan pada Citra ketika mereka akhirnya masuk ke dalam bangunan yang rencananya akan dijadikan toko kue untuk Citra.Citra tak langsung menjawab, dia masih terpaku di tempatnya dengan pandangan yang menyapu tiap sudut ruangan itu, lalu kemudian berakhir menatap ke arah Sakti dengan kedua mata yang berkaca-kaca."Tempatnya bagus banget, Andhika. I-Ini... ini diluar bayanganku," ujarnya dengan sedikit tergagap karena perasaan takjub dan bahagia yang sudah tak bisa lagi ia jabarkan. "Apa kamu yakin ini gak terlalu berlebihan buat aku yang baru mau merintis usaha?"Sakti tersenyum senang, lalu merangkul bahu istrinya itu dengan penuh sayang. Tak lupa, dia pun membubuhkan kecupan manis pada pipi Citra. "Gak ada yang terlalu berlebihan buat kamu. Kalo kamu bahkan minta sebuah gedung pencakar langit, aku akan dengan senang hati mengusahakan dan mewujudkannya buat kamu. Bangunan ini gak ada apa-apanya.""Makasih banyak," cicit Citra terharu. Di
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

124. Perlahan Dekat

Panji sudah sangat berdebar-debar ketika harus bertemu Agnes di tempat kerja. Ia merasa canggung dan malu ketika ingat hal tak senonoh yang ia lakukan dengan Agnes waktu itu.Setelah percintaan panas mereka, saat itu Panji langsung bergegas pulang saat Agnes tengah tertidur lelap, sehingga dia tak sekalipun memastikan apakah Agnes baik-baik saja setelah kejadian diluar kendali mereka itu atau bahkan meminta maaf pada Agnes karena dia malah meniduri perempuan itu ketika mabuk."Apa dia akan marah? Mungkin memaki? Aaaargh! Sial hal ini sangat mengganggu pikiranku, aku gak bisa kerja," gumam Panjri frustrasi.Pada akhirnya ia pun membaringkan keningngnya ke atas meja dan mulai kembali merutuki kebodohannya sendiri. Saat itu Panji bahkan berjanji pada dirinya sendiri untuk tak keluar ruangannya karena ia ingin menghindari pertemuan tak sengaja dengan Agnes. Sampai tak terasa ternyata sepanjang hari ini dia benar-benar tak keluar dari ruangannya. Makan siang pun diantarkan oleh kurir pesa
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

125. Perlahan Intim & Kekecewaan

Panji menaik turunkan panggulnya, menghentak dengan ritme yang stabil lalu melenguh panjang ketika gelombang tak bernama itu membuatnya membenamkan miliknya dalam-dalam pada inti tubuh Agnes yang terasa memeluk miliknya erat-erat, dan mengurutnya kuat-kuat.Panji meledak di dalam diri Agnes, yang kemudian membuatnya kelimpungan sendiri sampai-sampai harus memeluk perempuan itu dan menggigit pelan bahunya untuk meredam erangan kenikmatan yang keluar dari mulutnya. Sementara Agnes yang juga merasakan gelombang kenikmatan itu, baru melenguh dan mendesah nikmat sesaat setelah Panji selesai menggigit bahunya.Kemudian, dengan perasaan lelah, Panji ambruk di samping Agnes dengan miliknya yang masih ia benamkan. Keduanya sama-sama kelelahan setelah percintaan panas yang untuk kesekian kalinya mereka lakukan di bulan ini."Aku pikir harus ada kejelasan di antara kita, Agnes. Ini kesekian kalinya kita berhubungan dan... bagaimana kalau kamu hamil?" tanya Panji dengan napas terengah-engah.Agne
last updateLast Updated : 2023-07-11
Read more

126. Tak Bisa Marah

"Kamu kok gak ngabarin mau dateng ke sini?" tanya Sakti sedikit terkejut dengan kedatangan Citra di kantornya.Dengan sikap tenangnya, Citra pun memamerkan senyuman manisnya dan mengambil posisi duduk pada sofa tamu untuk segera menaruh barang bawaannya ke atas meja. "Aku mau makan siang sama kamu. Ini hari ke 7 kamu masuk kerja lagi pasca sembuh dari sakit dan aku udah lama banget kan gak masakin bekal buat kamu, jadi aku ngasih kamu kejutan. Yuk, makan siang bareng," jawab Citra yang kemudian melayangkan ajakannya pada Sakti dengan penuh ceria.Sedangkan Sakti justru masih duduk di kursi kerjanya dan memilih berpura-pura sibuk membaca dokumen di depannya."Aku gak lapar," tolaknya tanpa sekalipun menoleh pada Citra. Kentara sekali kalau dia sedang melakukan perang dingin terhadap Citra.Bukan Citra tak tahu apa alasan dibalik sikap Dingin Sakti. Citra sangat tahu. Hanya saja Citra memilih untuk mengabaikannya dan tetap memasang wajah yang dipenuhi senyuman."Gak boleh bilang begitu
last updateLast Updated : 2023-07-13
Read more

127. Waktu Bermesraan

Alunan merdu dari tiap melodi yang dihasilkan dari mahirnya jemari tangan Sakti ketika menekan tiap tuts itu memenuhi seisi ruang musik yang baru Citra ketahui tempatnya pada menit ini juga.Alunan melodi Mozard itu mengalun merdu oleh mahirnya Sakti ketika memainkan piano itu. Citra tersenyum manis melihat bagaimana Sakti terlihat begitu indah. Citra merasa hatinya menghangat, terlebih ketika dia tahu kalau Sakti melakukannya untuk sekadar membuat Ginata, putri kecilnya, itu tertidur lelap selama ditinggal pergi olehnya dari jam 4 pagi karena harus sibuk membuat kue demi pembukaan toko kue miliknya jam 10 pagi nanti.Sakti adalah ayah yang sangat keren di mata Citra. Beruntung sekali Gina punya ayah sepertinya. Sayang sekali, nasib tragis justru dialami oleh Citra dan putranya... keduanya tak punya sosok ayah sehangat itu. Hal itu membuat Citra semakin bersyukur karena memiliki Sakti sebagai suaminya. Setidaknya, dimasa depan nanti, kalau adik Argantara lahir dari rahimnya... dia aka
last updateLast Updated : 2023-07-14
Read more

128. Mundur?

Suara ketukan pintu terdengar, membuat Sakti menoleh dan menatap pintu ruang kerjanya dengan menebak-nebak apakah hari ini juga Citra akan datang tanpa mengabarinya, padahal tadi pagi, sebelum berangkat kerja dia sudah mewanti-wanti istrinya itu untuk tak berlelah-lelah datang ke kantor."Masuk," perintahnya sedikit berteriak agar terdengar sampai keluar ruangannya.Pintu pun perlahan terbuka, tapi yang masuk rupanya bukanlah Citra... itu Panji."Siang, pak Panji. Udah waktu makan siang, apa anda gak pergi ke kantin?" tanya-Nya berbasa-basi.Mendengar itu, Sakti hanya sedikit terdiam, lalu dengan mempertahankan raut wajah tenangnya demi tak menyinggung perasaan Panji, dia pun menganggukan kepalanya."Aku emang hampir gak pernah makan di kantin. Aku baru selesai makan. Ada apa? Apa ada hal penting yang mau dibicarakan?"Sejenak, Panji tampang bimbang lalu kemudian dia pun menghela napas resah dan menatap Sakti dengan tatapan serius."Sebenarnya ini masalah pribadi. Ini soal Agnes. Say
last updateLast Updated : 2023-07-15
Read more

129. Kehamilan Yang Tak Diharapkan

"Kita persiapkan bu Agnes buat USG ya pak," ujar dokter saat Panji menanyakan bagaimana kondisi Agnes setelah menjalani berbagai pemeriksaan."Apa penyakitnya separah itu sampe harus lab darah dan sekarang USG? Saya pikir dia cuma kecapekan aja," sahut Panji risau sekaligus bingung.Sedangkan Agnes yang tak berdaya karena merasakan tubuhnya yang sedang tak karuan itu hanya bisa terdiam dan memejamkan mata. Ia tak punya tenaga untuk sekadar ikut panik ataupun bertanya banyak hal pada dokter itu."Bukan penyakit parah kok, pak. Ini hasil lab darahnya menunjukan kalo bu Agnes menunjukan tanda-tanda kehamilan, jadi untuk memastikannya lebih jelas sebaiknya dilakukan USG," jelas dokter itu ringan. Tanpa menyadari kalau Panji dan Agnes seketika itu pula menegang di tempatnya."H-Hamil?" tanya Panji memastikan dengan suara yang sedikit terbata karena saking terkejutnya.Dia memandang dokter itu dengan tatapan tak percaya, sedangkan Agnes sudah menangis pelan."Wah sepertinya ini jadi kejutan
last updateLast Updated : 2023-07-16
Read more

130. Keluarga Kecil Bahagia

Citra berdiri dibalik meja kasir, menyambut setiap pelanggan dengan senyuman hangatnya. 3 hari pasca pembukaan secara resmi, toko kuenya selalu ramai, terutama saat akhir pekan seperti ini. Dia bahkan punya 3 orang pegawai yang membantunya di pantry. Sementara dirinya sendiri merangkap jabatan sebagai pembuat kue sekaligus kasir karena Citra ingin berusaha untuk melayani setiap pelanggan dengan cepat dan efisien, meskipun kesibukannya kadang membuatnya sedikit kewalahan.Saat itu, gemerincing lonceng yang terletak di atas pintu pun berbunyi, tanda kalau ada pelangan yang masuk sehingha Citra mengangkat kepalanya untuk bersiap menyapa pelanggan baru dengan senyuman ramah yang ia punya. Namun, senyumnya kian melebar saat melihat ternyata Sakti lah yang memasuki tokonya. Suaminya itu tanpa pemberitahuan sebelumnya, datang ke sini sambil memeluk Ginata dalam gendongannya."Sayang, Gimana hari ini apa kamu happy?" Sakti menyapa Citra dengan senyuman lembut, sembari mengambil langkah lebar
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
18
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status