Semua Bab Istri Bayangan Milik Tuan Muda: Bab 101 - Bab 110

171 Bab

101. Jatuh Cinta Padamu

"Ayo turun sambil berpegangan tangan," pinta Sakti yang langsung menggenggam tangan Citra erat-erat, tanpa sekalipun menunggu jawaban dari Citra terlebih dahulu.Dan Citra pun tak punya cukup tenaga untuk menolak hal itu, sehingga yang ia lakukan hanyalah menghela napas dan membiarkan Sakti melakukan apa yang ingin pria itu lakukan.Keduanya pun kemudian berjalan beriringan, terlihat seperti sebuah keluarga kecil yang sangat harmonis, sehingga beberapa orang mencuri-curi pandang ke arah mereka berdua tiap kali berjalan berpapasan."Kamu suka?" tanya Citra tiba-tiba.Sakti hampir saja menjawab 'iya' dengan penuh semangat karena berpikir Citra bertanya padanya, jika dia tak menoleh untuk sekadar menemukan Citra yang ternyata saat itu sedang mengajak Ginata bicara. Sehingga di detik berikutnya ia pun mengulas senyuman lebar sembari terus memandangi interaksi itu.Sakti merasa senang karena bisa melihat pemandangan manis dengan posisi berpegangan tangan dengan mesra seperti ini."Andhika,
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-17
Baca selengkapnya

102. Bukti Cinta Yang Tulus

"Selamat tidur, Citra." "Iya.""Semoga mimpi indah. Ada kencan-kencan berikutnya yang harus kita lakukan," lanjutnya menambahkan."Tidurlah Andhika, apa energimu gak ada habisnya?""Maaf. Saking bersemangatnya, aku sampai-""Tidurlah," tukas Citra menyela ucapan Sakti. Sebelum Sakti kembali terlalu banyak bicara."Baiklah aku akan tidur," sahut Sakti seraya terkekeh geli, alih-alih merasa tersinggung.Di detik berikutnya, Sakti pun benar-benar berbaring di tempat tidurnya dengan posisi terlentang lalu kemudian menyelimuti tubuhnya sampai sebatas dada dan perlahan ia pun mulai memejamkan matanya untuk segera terlelap tidur.Suara dengkuran halus pun kemudian terdengar dari Sakti, menjadi tanda kalau pria itu benar-benar sudah terlelap dalam mimpi yang terlihat membuatnya nyaman.Citra yang mendengar dengkuran halus itu pun seketika menoleh ke arah Sakti dan menatap wajah itu dari seberang tempat tidur, lalu kemudian bernapas lega.Pada akhirnya, Citra pun kembali pada posisi berbaring
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-19
Baca selengkapnya

103. Sejak Aku Jatuh Cinta Padamu

Beberapa hari berlalu....Buket-buket bunga yang dikirimkan oleh Sakti mulai memenuhi sudut ruangan di kamar tidur Citra. Beberapa bunga mulai mengering, beberapa mulai layu dan pagi ini sudah muncul 2 buket baru dengan bunga yang tentunya masih sangat segar. Tak sampai di situ, Citra juga rutin mendapatkan kartu ucapan berisi kalimat-kalimat manis yang turut membersamai buket bunga yang diterimanya."Citra," suara Daniel memanggilnya.Pria itu masih tahu pasword unit apartemen Citra dan Citra sendiri pun yang membiarkannya. Ia takut terjadi hal darurat dan tak ada yang bisa menolongnya selain Daniel, sehingga ia tak lagi merasa aneh kalau Daniel bisa masuk ke dalam rumahnya seperti ini.Bergegas, Citra pun membuka pintu kamarnya untuk sekadar menemukan Daniel yang ternyata sudah berdiri si depan kamarnya."Iya, Mas Daniel ada apa?" tanyanya.Sementara Daniel justru mengarahkan dagunya ke arah pintu, sebagai tanda bahwa ia ingin Citra melihat arah yang ditunjuknya."Nunjuk siapa?" tan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-19
Baca selengkapnya

104. Cinta Lama Belum Selesai

Sembari menghela napas lega, Sakti menyandarkan punggung dan kepalanya pada sandaran kursi. Rapat penting yang harus dipimpinnya baru saja selesai, dan akhirnya segala beban di pikirannya terasa hilang sudah."Aaah aku ingin pulang lalu tidur," gumam Sakti berbicara pada dirinya sendiri. Tak sekalipun menyadari keberadaan Agnes yang sedari tadi berada dalam satu ruangan yang sama dengannya.Agnes menunggunya dan terlihat gelisah sendiri. Seolah-olah ada yang ingin ia bicarakan dengan Sakti, tapi niatnya masih maju mundur antara ingin mengatakannya atau tidak."Sakti," panggil Agnes akhirnya.Saat itu, Sakti menaikan kedua alisnya dan langsung menegakan punggung. Dia akhirnya menyadari keberadaan Agnes dan pada detik itu pula dia melayangkan tatapan datarnya pada Agnes."Ada apa?" sahutnya dingin."Mau makan siang bersama denganku? Hari ini aku masak bekal dan sengaja aku lebihkan supaya bisa memakannya bersamamu," ajak Agnes."Gak bisa. Aku akan-""Makan bersama Citra?" pungkas Agnes
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-23
Baca selengkapnya

105. Panggilan Video

"Agnes, aku menghargai perasaan dan niat baikmu. Aku cuma gak bisa ngasih kamu kesempatan untuk masuk kedalam kehidupan aku lagi karena kita hubungan kita selesai beberapa tahun lalu. Kamu cantik, Agnes. Karir kamu juga bagus, aku yakin kamu juga sadar kalo diri kamu ini bisa dapet pria manapun yang kamu mau," tolak Sakti dengan tenang namun tegas. "Aku mencintai Citra dengan sepenuh hatiku, dan itu gak bisa berubah. Jadi, kamu gak akan bisa masuk ke dalam hidupku lagi, Agnes... maaf."Agnes menggigit bibirnya, mencoba menahan kecewaan yang melanda hatinya. Padahal dari awal Agnes sudah mempersiapkan hatinya untuk penolakan seperti ini dari Sakti, tapi ternyata ia masih saja merasa sakit hati."Tapi Sakti aku cuma mau kamu. Kamu memang benar, ada banyak laki-laki yang datang ke hidup aku menawarkan cinta mereka buat aku. Mereka baik, tapi aku gak bisa nerima mereka, " kata Agnes dengan suara yang mulai terdengar putus asa."Kalo baik, kenapa gak coba terima aja mereka? Kamu mau nyari
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-24
Baca selengkapnya

106. Menikah Lagi?

"Aku apa?" potong Citra. Dari layar ponselnya itu Sakti bisa melihat bagaimana mata indah Citra yang sebulat permen itu berkedip-kedip penuh penasaran menunggu jawaban darinya.Untuk sepersekian detik Sakti dibuat kembali terpana oleh wajah cantik dan mata indah Citra, sampai ia harus kembali menyadarkan dirinya lebih dulu sebelum kemudian tanpa merasa ragu sama sekali dia pun menjawab."Aku merindukanmu dan Gina. Rumah ini kembali hening dan dingin, sama seperti ketika aku hanya tinggal sendiri setelah kehilangan kedua orang tuaku. Aku tak suka dengan suasana ini. Aku gak suka merasa kesepian lagi, Citra. Bisakah secepatnya aku membawamu dan Gina pulang lalu kita tinggal satu atap lagi?"Citra terlihat diam diseberang telepon sana. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum kemudian menghembuskan napas berat."Kamu kelihatan pucat, pasti karena kamu terlalu kelelahan ya? Istirahat lah. Besok pagi kamu boleh telepon aku dan Gina lagi. Selamat istirahat, Papanya Gina. Aku-""Jang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-25
Baca selengkapnya

107. Berhenti Menyalahkan Diri Sendiri

"Jelas-jelas Abah liat dan denger sendiri kalo hari itu Citra datang ke kampung ini bawa suami kaya dan anaknya. Bayi itu pasti anak kamu, kan? Dia hidup, Badra... gak ada lagi yang perlu kamu khawatirkan. Lagipula si Citra ituteh udah hidup senang. Dia jadi kaya raya jadi kamu gak usah buang-buang tenaga buat menyesali hal-hal yang gak perlu.""Abah gak tahu apapun," cibir Badra penuh frustrasi. "Yang dibawa Citra itu bukan anakku, itu anak laki-laki itu. Anak aku meninggal di hari yang sama setelah aku ngasih surat cerai. Anak aku meninggal cuma dipeluk oleh Citra sendiri tanpa diantar oleh aku, ayahnya, ataupun abah dan mamah yang tak lain adalah kakek neneknya. Dipenghujung usianya, anakju bahkan gak dapat kasih sayang dari bapak dan kakek neneknya."Pupil mata ayahnya Badra melebar. Jelas-jelas ada keterkejutan dikedua mata tua itu, sebelum kemudian berganti jadi sorot kosong tanpa emosi apapun."Mau gimana lagi. Yang meninggal gak bisa dihidupkan lagi. Yang meninggal ya meningga
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-06-26
Baca selengkapnya

108. Terjebak Masalalu

"For you," ujar suara bariton diiringi dengan sekotak coklat forero yang dihias pita itu diulurkan di depan wajah Agnes yang sedang sibuk melakukan kegiatan administrasi di meja kerjanya.Sambil sedikit terkejut, Agnes pun menengadahkan wajahnya untuk sekadar mendapati wajah tampan yang kini tengah menatapnya sambil tersenyum manis."Pak Panji?" sapa Agnes sedikit bingung. "Ini coklat maksudnya gimana?"Panji.Pria yang lebih tua 4 tahun dari Agnes itu adalah manager marketing di perusahaan ini. Seingat Agnes, Panji adalah salah satu petinggi kantor yang sikapnya terkenal sangat dingin, tapi melihat hari ini pria itu datang menghampirinya untuk memberikan coklat dan melayangkan senyuman manis, rasanya sangat mencurigakan."Ya itu coklatnya buat kamu. Kemarin saya baru pulang dari London, semoga suka ya."Agnes butuh mengerjapkan matanya beberapa kali untuk sekadar menelaah maksud dari ucapaj Panji, dan begitu dia mulai mengerti, dia pun kian menatap Panji dengan bingung. Sebab, di us
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-01
Baca selengkapnya

109. Tragedi

Dengan wajah yang berurai air mata, Citra duduk dengan risau di ruang tunggu untuk boarding pass. "Kenapa lama sekali? Aku harus segera pulang," gumam Citra putus asa. Sambil menggendong Ginata, berulang kali ia memandangi layar pemberitahuan pesawat yang akan ditumpanginya menuju Jakarta."Hei, tenanglah. Semuanya akan terasa sulit kalo kamu over panik kayak gini," ujar Daniel menenangkan. Dengan lembut ia menangkup wajah Citra dan perlahan menyeka air mata perempuan itu. "Tarik napas dan hembuskan perlahan, Citra. Bernapaslah dengan baik supaya dadamu tak terasa sesak dan sakit. Bayi bisa merasakan kesedihan ibunya. Kalo kamu stress dan panik, hal serupa juga akan dialami oleh Ginata."Setelah mendengar itu, Citra pun perlahan berhenti menangis. Ia menuruti ucapan Daniel dengan menarik napas dalam-dalam dan kemudian menghembuskannya secara perlahan.Butuh beberapa kali melakukannya, sampai akhirnya Citra bisa sedikit merasakan kalau hatinya mulai tenang."Mas Daniel," panggilnya pa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-01
Baca selengkapnya

110. Kesedihan dan Rasa Cemburu

Lebam ungu di area dekat mata yang membuat separuh wajahnya tampak bengkat, perban yang mengelilingi kening juga membebat tangan kirinya, leher yang dipakaikan penyangga, belum lagi beberapa luka gores yang menghiasi beberapa titik di wajah dan tubuhnyq Sakti.Citra hanya bisa menangis pilu melihat pemandangan itu. Rasa takut dan penyesalan seketika merasuk ke dalam hati dan memenuhi seisi rongga dadanya. Citra dibuat sesak oleh kesedihannya sendiri."Kenapa kamu harus pergi nganterin dia, Andhika? Seberapa berartinya dia sampe kamu harus berakhir kayak gini, hm?" tanya Citra nelangsa. Dia terus berusaha mengajak Sakti berbicara sekalipun tahu pertanyaannya tersebut tak mungkin akan segera terjawab oleh Sakti yang masih tak sadarkan diri.Tak lama kemudian fokus Citra teralihkan oleh suara pintu yang dibuka. Dia pun menolehkan wajahnya untuk sekadar mendapati seorang dokter dengan dua orang perawat datang menghampirinya."Ibu keluarganya pasien?" tanya dokter itu yang langsung mendapat
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
18
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status