Home / Romansa / Istri Bayangan Milik Tuan Muda / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Istri Bayangan Milik Tuan Muda: Chapter 151 - Chapter 160

171 Chapters

151. Surga Di Laut Aegea

Setelah merasa cukup puas berlibur di Maldives, Sakti pun segera mengajak Citra dan Ginata untuk melanjutkan destinasi wisata ke tempat lainnya, seperti yang sebelumnya ia janjikan pada Citra... dia bergegas mengajak Citra juga Ginata untuk melakukan penerbangan menuju Santorini yang merupakan salah satu pulau di laut Aegea, Yunani. Pemandangan luar biasa indah dan penginapan yang ekslusive, membuat keluarga kecil itu merasa benar-benad nyaman dan bahagia."Lihat sayang, Gina justru jauh lebih tenang berada di sini dibanding saat di Maldives," ucap Sakti pada Citra untuk sekadar memperlihatkan bayi satu tahun itu yang terlihat sibuk bermain sendiri dengan mainan sesoriknya. "Selama di Maldives, Gina terus saja merengek dan tidak memberikan waktu bagi orang tuanya untuk menhabiskan waktu romantis. Bahkan malam itu, kita dibuat panik karena mendadak Gina demam ya kan? Untung saja itu hanya semalam saja, hal itu terjadi mungkin karena Gina masih penyesuaian dengan perbedaan cuaca. Teta
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

152. Sedikit kepanikan

Karena Ginata sudah tertidur lebih awal malam ini, kesempatan emas untuk Sakti terbuka lebar. Dia ingin menghabiskan waktu dengan Citra malam ini, malam ini dia sengaja menyalakan lilin aroma terapi untuk memperharum kamarnya. Saat Citra masuk setelah menaruh Ginata di kamar samping, wanita itu sedikit terkejut dengan aroma wangi yang menyeruak diindra penciumannya saat masuk ke dalam kamar."Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba kamar menjadi sangat wangi?" tanya Citra sambil melangkah mendekat ke Sakti yang sedang sibuk menyalakan lilin aroma di sudut ruangan.Citra sebenarnya sudah paham dengan maksud dari Sakti malam ini, tapi dia pura-pura tidak tahu saja. Sakti yang sudah menyelesaikan urusannya kini berdiri, lalu dengan cepat menarik pinggul Citra untuk mendekat kepadanya. Karena begitu sangat mendadak, Citra merasa sangat terkejut dan melebarkan matanya. "Aku benar-benar terkejut dengan pergerakanmu.""Tapi aku suka melihat wajah terkejutmu seperti ini."Mata mereka saling menatap cu
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

153. Penyesalan dan Pertemuan

Badra tampaknya sudah mempersiapkan kepergiannya ke Arab Saudi. Kini ia sudah banyak berubah dan menjadi pribadi yang dewasa serta lebih baik dari sebelumnya. Tujuannya ke negara itu adalah untuk menjadi TKI karena kebetulan ada lowongan pekerjaan sebagai sopir.“Semua berkas-berkas sudah selesai diurus. Lusa kamu sudah bisa berangkat.”“Terima kasih, Pak. Saya akan bekerja sebaik-baiknya di sana,” ucap Badra penuh semangat. Pagi itu ia memang mendatangi kantor penyalur tenaga kerja tempatnya mendaftar. Setelah menjalani proses yang cukup panjang akhirnya ia bisa diterima kerja di Arab Saudi. Ia mengucap syukur dan berharap kehidupannya akan lebih baik lagi mulai sekarang. Badra berniat bekerja di negara penghasil minyak itu dalam jangka panjang. Ia sudah merencanakan untuk menabung lalu membuka usaha di tanah air ketika pulang nanti. Lagipula ia tak punya niatan untuk menikah lagi karena tak dapat mengusahakan anaknya dengan Citra. Di dalam perjalanan pulang, Badra merasa lapar da
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

154. Kinara

Daniel sedikit bingung kenapa Kinara menatap seperti hendak menyampaikan sesuatu padanya. Otaknya mencoba berpikir keras agar mengetahui kemungkinan alasan gadis itu. Ia mencoba memalingkan wajahnya ke arah pintu keluar, di kaca pintu rupanya tertulis jam buka dan tutup toko. “Sekarang jam 11 malam,” gumam Daniel sembari menatap ke arah arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.Seketika itu pula, Daniel menghela napas lirih karena telah menyadari kesalahannya. Wajar saja gadis di balik meja kasir itu menatapnya. Di kaca pintu tertulis jika toko tutup pada pukul 9 malam, dan saat itu ia baru saja tiba. Itu berarti ia sudah menahan kepulangan seorang gadis selama dua jam. Dengan cepat Daniel bangkit dari kursinya dan segera membereskan bekas makanannya. Belum sempat ia merapikan semuanya, Kinara datang membantunya. “Biar saya saja, Mas,” kata Kinara sambil mengambil alih nampak yang dipegang oleh Daniel. “Gak apa-apa, Mbak. Ini sampai punya saya, biar saya saja yang bersi
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

155. Suami Posesif

Keringat di dahi Kinara mengucur sangat banyak. Rupanya tempat yang ramai itu cukup jauh juga. Langkah kakinya terhenti di depan sebuah apotek yang sudah tutup karena ka sudah kelelahan. “Minum, aku butuh minum.”Napas Kinara terengah-engah. Dengan tangan sedikit gemetar ia mencoba meraih botol minum yang ada di dalam totebag miliknya. Namun, ketika hendak ia menunduk untuk mencari botol minum, ia malah melihat ada sebuah bayangan mobil di belakangnya yang terpantul di kaca apotek. “Kayaknya dari tadi mobil itu jalannya lambat banget. Terus kenapa pas aku berhenti, dia ikut berhenti?” gumam Kinara. Sekujur tubuhnya gemetaran karena ketakutannya muncul kembali. Terlebih lagi ia pernah mendengar rumor jika di daerah tempatnya berada itu banyak sekali pelaku penculikan. Ketika melihat ke arah jam tangan, waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam. “Aduh ... gimana ini?” Kinara memejamkan kedua matanya lekat-lekat, sepertinya ia merencanakan sesuatu. Begitu membuka mata, ia pun lang
last updateLast Updated : 2023-08-05
Read more

156. Berkenalan

Sejak kejadian flek yang menimpa Citra tempo hari membuat Sakti memutuskan untuk bangun lebih awal dari istrinya. Hal ini disebabkan karena ia tidak mau membuat Citra kelelahan. Sebelum bangkit dari tempat tidur, Sakti melihat Citra di sampingnya yang masih pulas tertidur. Senyum mengembang di wajahnya saat mendapati wajah polos wanita itu serta mendengar dengkuran halusnya. Jemari Sakti mengelus rambut milik Citra dengan lembut, berharap sentuhannya itu membuat istrinya lebih terlelap. Ibu hamil memang memerlukan waktu tidur yang banyak. Dengan hati-hati Sakti bangkit dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi untuk membasuh diri. Setelahnya ia akan membuat susu cokelat dan meletakkannya di atas nakas agar begitu bangun Citra langung bisa meminumnya. “Kamu sudah bangun rupanya.” Senyum Sakti mengembang hingga memamerkan deretan giginya yang terawat begitu masuk kembali ke kamar. Pria itu membawa segelas susu. “Apa tidurmu nyenyak, Sayang?” Sa
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more

157. Agnes Yang Ngidam

"Ayo, fokus Agnes... atau bekerjaanmu akan berantakan," gumam Agnes pada dirinya sendiri.Bukan apa-apa, tapisedari tadi Agnes tidak bisa berkonsentrasi bekerja. Entah sudah berapa kali ia menekan tombol backspace di keyboard untuk menghapus kesalahannya dalam membuat dan mencocokkan jadwal pertemuan Sakti dengan beberapa koleganya. Kalau ketahuan Sakti, pria itu pasti marah dan menganggapnya karyawan yang teledor. Tidak fokusnya Agnes dalam bekerja tentu ada sebabnya. Sejak tadi, bahkan sejak ia datang ke kantor dan duduk di kursi kerjanya, Agnes ingin sekali makan asinan buah salak. Semuanya bermula saat ia tidak sengaja menemukan postingan video seseorang yang memakan asinan tersebut di internet ketika berangkat ke kantor. Saking inginnya, Agnes sudah bisa merasakan bagaimana perpaduan rasa manis, asam, asin sekaligus pedas menyatu di ujung lidahnya. Sensasi menyegarkan ketika menyeruput kuah asinan tersebut membuat air liurnya hampir saja menetes jika Agnes tidak buru-buru m
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more

158. Gosip Murahan

Di setiap tempat kerja, pasti memiliki satu orang yang dianggap biang gosip. Entah, karena Agnes dan Panji sedang kurang beruntung, mereka berdua tanpa sadar terpergok oleh dua orang karyawan lainnya saat berada di atas rooftoop. Alhasil, gosip tentang mereka berdua pun langsung menyebarkan hanya sekali kedip saja. Orang-orang di perusahaan, bahkan dari divisi lain pun mendengar gosip Agnes dan Panji. Terdengar suara ketukan ujung sepatu seorang perempuan. Dari pertama ia keluar dari ruangan, perempuan itu sudah tidak sabar ingin bertemu Panji. Ia adalah salah satu orang yang mendengar gosip Agnes dan Panji. Seketika darah di dalam tubuhnya melaju naik, di atas kepalanya seolah keluar dua tanduk bak banteng yang akan menyerang siapa saja yang membawa kain warna merah. "Mona, kamu mau ke mana?" tegur seorang rekan Mona ketika mereka berdua berpapasan. Tidak seperti biasa, Mona yang selalu ramah kepada siapa saja, hari itu Mona menekuk wajahnya. Bahkan tersenyum saja tidak mau. Mona
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more

159. Pernyataan Perasaan yang Tak Diinginkan

Panji hampir menjatuhkan rahang kala mendengar pengakuan dari Mona—yang menurutnya sangat mengejutkan. Selama ini Panji menganggap Mona sebagai teman kuliah, rekan bekerja di perusahaan yang sama walau beda Divisi. Panji membutuhkan waktu agak lama untuk menelaah pengakuan Mona. Antara percaya dan tidak, Panji bertanya sekali lagi. "Aku tidak salah dengar kan, Mona?" tanya Panji ingin memastikan. "Atau kamu sedang mabuk, sampai tidak sadar dengan kata-kata kamu sendiri?" lanjut Panji dilanda bingung. Mona tertawa kecil. "Mana ada mabuk di sore hari, Panji. Tentu aku mengatakannya dengan kesadaran yang penuh." "Sejak kapan kamu mulai menyukaiku? Jujur saja, aku tidak percaya." Panji menggeleng kecil. Mona menggerakkan kepalanya. "Mm, sudah sejak lama. Tapi aku baru berani bicara sekarang setelah munculnya gosip murahan itu." Panji memang terkejut mendengar pengakuan Mona. Namun ia sosok pria yang tahu diri, sangat mencintai Agnes, istrinya. Tidak mungkin ia menerima perasaan Mon
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more

160. Kecemburuan Agnes

“Kenapa Agnes tiba-tiba marah dan minta cerai? Apa salahku?”Panji terlihat mondar-mandir setelah memasuki rumahnya. Mau berpikir sekeras apa pun, ia tak dapat menemukan alasan istrinya itu sangat marah padanya sampai meminta cerai. Mungkinkah Agnes bersikap begitu karena bawaan sedang hamil? Begitu pikirnya. Namun, perceraian sepertinya sudah berlebihan. “Pasti Agnes pulang ke rumah orang tuanya,” tebak Panji. Saat ini memang kemungkinan tersebut yang paling kuat. Tak mau membuang waktu, Panji pun langsung berlari menuju ke mobilnya untuk menyusul Agnes. Perasaannya campur aduk sebab hari ini benar-benar aneh. Belum sempat ia mencerna kejadian saat Mona menyatakan cinta padanya, sekarang istrinya malah minta cerai tanpa alasan yang jelas. Panji menyetir mobilnya dengan perasaan kacau. Ia bahkan tidak menyadari jika laju kendaraannya sudah melewati ambang batas aman. Beruntung kondisi jalanan tidak terlalu macet karena ia sengaja mengambil jalur alternatif agar cepat sampai di ruma
last updateLast Updated : 2023-08-06
Read more
PREV
1
...
131415161718
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status