Semua Bab Penguasa Kultivasi Beladiri Tertinggi: Bab 101 - Bab 110

227 Bab

Bab 101. Sekte Dewa Langit Mengincar Keluarga Juan

"Aku tidak pernah sama sekali mendengar sebuah sekte yang bernama Sekte Dewa Langit di dunia persilatan ini. Tapi terlepas itu, siapapun kalian dan sekuat apapun kalian tidak akan aku dan seluruh murid-muridku menakluk. Sudah ratusan tahun sekte ini berdiri dan tidak pernah sekalipun tunduk kepada orang lain,” ucap ketua sekte Teratai Merah. Dengan lantang ketua sekte teratai merah menolak perintah untuk menakluk kepada sekte Dewa Langit yang berada di balik pintu gerbang. Saat itu memang keadaan mencekam. Kedua belah pihak berada berhadap-hadapan meski dihalangi tembok besar yang menjadi dinding pemisah kedua belah pihak. "Apakah Anda yakin dengan keputusan anda itu. Menolak kami itu artinya kalian memilih kematian. Apakah kau sebagai seorang ketua tega melihat pembantaian yang akan kami lakukan terhadap ribuan anak buahmu di sini?." Pemimpin kelompok berpakaian serba hitam yang mengatasnamakan diri mereka sebagai sekte Dewa Langit itu mencoba mempengaruhi pikiran ketua sekte Ter
Baca selengkapnya

Bab 102. Pembantaian Sadis

Lelaki berpakaian serba hitam yang menghancurkan pintu gerbang kediaman Patriark Juan menatap kepada orang-orang sekelilingnya yang berada di tempat itu. Ia kemudian mengalihkan pandangan kepada Patriark Juan yang saat itu berada di antara mereka. “Buat apa kau memanggil cecunguk-cecunguk ini untuk menghadapiku? Hanya membuang-buang waktu dan tenaga saja!” Patriark Juan menatap lelaki berpakaian hitam itu dengan tatapan tajam. Lagi separuh baya itu seolah-olah Sedang mengalihkan perhatian lelaki berpakaian hitam utusan sekte Dewa Langit itu. Tanpa berkata-kata, dia bergerak maju menuju Patriark Juan. Ada sebuah aura kekuatan yang terasa di sekelilingnya, membuat banyak orang merasa takut. "Berhenti! Selangkah saja kau berani bertindak maka ku penggal kepalamu dengan kipasku ini," teriak Pendekar Kipas Maut "Kau kira aku takut dengan kipas rongsokan mu itu." “Bedebah! Berani sekali kau menghina pusakaku ini!” Pendekar kipas maut yang marah langsung menerjang lelaki merupakan ser
Baca selengkapnya

Bab 103. Diselamatkan Sekte Menara Bintang Dewa

Setelah menghabisi seluruh penghuni kediaman keluarga Juan, tampaknya lelaki berpakaian serba hitam yang mengatasnamakan diri sebagai anggota sekte Dewa Langit masih belum puas. Ia mencari ke segenap tempat itu. Dalam perhitungannya masih ada beberapa anggota keluarga Juan yang tidak ada ditempat itu.Setelah mencari ke seluruh sudut ruangan di kediaman keluarga Juan, dan tidak menemukan apa-apa dan siapa-siapa di tempat itu lelaki berpakaian hitam pun langsung beranjak pergi. Ia menggunakan lari cepat dengan ilmu meringankan tubuh tingkat tinggi. Sementara itu pelarian anak istri dari Patriark Juan masih terus dilakukan. Meski jarak mereka dengan kediaman Patriark Juan sudah lebih sepuluh mil, sedikitpun mereka tidak menghentikan perjalanan. Rombongan kereta kuda itu terus melaju tanpa henti.“Berhenti!”Sebuah bentakan terdengar sangat keras meminta rombongan kereta kuda itu berhenti. Namun tanpa sedikitpun memperdulikan suara itu, sang kusir kuda malah memacu kudanya lebih cepat.
Baca selengkapnya

Bab 104. Bantuan Musuh Datang

Nyonya dari mendiang Patriark Juan itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar perkenalan dari Yun Feng, Pemimpin Barisan Bintang Angin Selatan.“Hmmmm… tidak disangka sekarang yang menjadi Pemimpin Barisan Bintang di Sekte Menara Bintang Dewa usahanya semuda ini. Entah setinggi apa kultivasinya sehingga berani ikut campur urusan orang!”Tiba-tiba saja terdengar sebuah suara menggelegar di tempat itu. Tempat yang memang berada di kedalaman hutan ditambah suasana yang sudah beranjak malam, membuat keadaan semakin membuat keadaan menjadi sangat menegangkan.Kini di tempat itu muncul lelaki berpakaian serba hitam yang menyatroni kediaman Patriark Juan dan menghabisi mereka sekeluarga. Jejak kepergian kereta kuda yang dinaiki oleh nyonya Patriark Juan berhasil dicarinya. Saat itu Pemimpin Barisan Bintang Angin Selatan Yun Feng memang tidak menunjukkan kekuatan sejatinya pada saat itu. Sehingga lelaki berpakaian serba hitam dari Sekte Iblis Langit yang menyamar menjadi Sekte Dewa
Baca selengkapnya

Bab 105. Pusaka Dewa Kehidupan

“Tidak ada yang aneh! Dan tidak ada siapa-siapa di sini. Mengapa kita begitu sulit merobohkan bocah ini!” ucap Naga Emas Kuil Utara yang juga disebut sebagai Panglima Iblis Langit Barisan Selatan karena posisinya di sekte Iblis langit sebagai pemimpin Pasukan Iblis Selatan menggunakan ilmu mengirimkan suara.“Aku juga tidak mengerti. Padahal tingkat kultivasinya sama dengan kita, ranah Kaisar Beladiri tingkat Puncak. Seharusnya kita bisa lebih unggul karena jumlah kita berdua.”Panglima Iblis Langit Barisan Selatan dan Panglima Iblis Langit Barisan Utara sempat kebingungan dengan keadaan yang mereka hadapi. Tanpa berkata-kata apalagi, keduanya kembali menyerang Yun Feng yang saat itu sudah berdiri tenang di tempatnya. Mereka kembali mengerahkan tenaga dan langsung menerjang.Kedua orang lawan Pemimpin Barisan Bintang Selatan sekte Menara Bintang Dewa itu kini melakukan serangan dari jarak jauh. Serangan yang berbentuk sinar memanjang maupun bola tenaga berasal dari keduanya beberapa
Baca selengkapnya

Bab 106. Pertarungan Harimau Jiwa melawan Tubuh Api Sejati

“Nyonya itu aku titipkan di rumah para penduduk di pemukiman yang agak jauh dari kediaman Patriark Juan, ketua!”Qiang Fan menganggukan kepalanya. Ia memuji kejelian berpikir bawahannya itu. “Mari kita periksa rumah keluarga itu,” ucap Qiang Fan. Qiang Fan beberapa orang bawahannya menempuh perjalanan menuju kediaman keluarga Juan. Qiang Fan hanya menggunakan portal menyebrangi lautan dari pulau bintang dewa. Dari pesisir kemudian mereka melakukan perjalanan menggunakan kuda.Ketika Qiang Fan dan anak buahnya tiba di depan rumah Juan, ia melihat sebuah kerumunan di depan pintu. Ia pun segera menyelinap masuk ke kerumunan tersebut dan bertanya pada salah satu orang yang berada di sana. Orang itu menjelaskan bahwa keluarga Juan sedang dihadang oleh kelompok iblis langit yang mengambil alih kediaman mereka.Qiang Fan tidak terkejut dengan berita itu. Ia sudah menduga akan keadaan itu. Ia pun yakin bahwa sekte Iblis langit memang sedang mencari sesuatu di kediaman keluarga Juan. Merek
Baca selengkapnya

Bab 107. Beberapa Orang Tokoh Aliran Putih Yang Membelot

Harimau Jiwa terhempas. Kemudian tubuh harimau itu terpencar menjadi tiga. Muncullah tiga praktisi yang menggunakan teknik terlarang tadi dalam keadaan terkapar dan tubuh menghitam seperti gosong.“Bagus saudara Yun Fei, ternyata kekuatan elemen api tingkat ketiga sudah benar-benar kau kuasai.Qiang Fan mengungkapkan kebanggaanya kepada bawahannya yang bernama Yun Fei karena berhasil mengalahkan utusan raja kegelapan yang menghadang di depan pintu gerbang kediaman keluarga Juan. Tak sampai ia turun tangan, anak buahnya pun mampu mengalahkan musuh tangguh.“Mari kita lanjutkan perjalanan!”Qiang Fan melangkah dengan mantap di depan pintu gerbang kediaman keluarga Juan yang diikuti para bawahannya. Dia merasakan beberapa kekuatan besar berada di depan. Pemuda itu kemudian berbalik ke arah anak buahnya yang berada di belakang dan berkata, "Kalian sudah siap?"Serentak beberapa orang utama sekte Menara Bintang Dewa itu mengangguk mantap, "Kami siap, Ketua."Qiang Fan tersenyum, "Bagus. Mu
Baca selengkapnya

Bab 108. Munculnya Sang Legenda Kaisar Pedang

“Bedebah!” Merak Merah memaki. Ia mengepalkan tangan dan mengarahkan kekuatan. Nampak Sinar kemerahan mengitari kepalan tangannya itu. Merak Merah benar-benar marah melihat kelima iblis bawahannya telah tewas. Padahal mereka rata-rata iblis yang memiliki ranah motivasi Kaiser beladiri. Merak Merah melesat dan langsung menyerang ke arah penjaga Bintang Utara yang paling banyak menghabisi anak buahnya. Serangan jarak dekat yang dilakukannya ternyata sama saja seperti serangan yang dilakukan anak buahnya. Serangan itu sama sekali tidak berarti bagi pemimpin Barisan Bintang Utara itu. Sebaliknya, ketika penjaga bintang Utara melakukan serangan, Merak merah lah yang kelabakan menangkis serangan tersebut. Ia bahkan harus terlempar puluhan tombak dan terhempas ke tanah. Mulutnya langsung menyemburkan darah segar. Merak merah mulai panik. Dia tidak menyangka kekuatan yang dimiliki oleh orang-orang sekte Menara Bintang Dewa berada di atas rata-rata para praktisi dunia persilatan. Bahka
Baca selengkapnya

Bab 109. Harapan Sang Kaisar Pedang

Dengan gesit dan sigap, para bawahan Qiang Fan langsung meluncur ke sisi yang lebih jauh dari medan pertarungan, mematuhi perintah Ketua Sekte Menara Bintang Dewa itu. Mereka merasakan bahwa keberadaan mereka di tempat tersebut dapat mengganggu sang ketua yang tengah beraksi. Qiang Fan nampak sedikit reda ketegangannya setelah para anak buahnya sudah agak menjauh.Namun Kaisar Pedang Dari Bukit Awan tidak membiarkan begitu saja. Ia merencanakan serangannya untuk menghentikan para bawahan Qiang Fan yang sedang bergerak. Beruntung sebelum dia bisa melangkah maju, Qiang Fan telah melancarkan serangannya dengan cepat dan tiba-tiba membuat ahli pedang legendaris itu terpaksa mengalihkan perhatiannya pada serangan Qiang Fan.Dengan kecepatan yang sulit diikuti pandangan mata, Qiang Fan meluncur seperti kilat ke arah Kaisar Pedang Dari Bukit Awan. Ia sudah menggunakan Petir cahaya sejati yang memancarkan sinar kemerahan. Serangannya begitu mematikan, menyisakan jejak angin tajam dan gemuruh
Baca selengkapnya

Bab 110. Bangkitnya Basis Kultivasi Cahaya

Tiba-tiba saja Kaisar Pedang Bukit Awan mencengkram bahu Qiang Fan. Seketika pemuda itu merasakan serangkum hawa hangat masuk kedalam tubuhnya. Ia juga melihat serang pencahayaan yang masuk bersamaan dengan hangat itu.Beberapa saat kemudian Qiang Fan merasakan di dalam tubuhnya muncul basis kultivasi baru. Basis kultivasi dengan kekuatan cahaya. Hebatnya basis kultivasi itu sudah berada di ranah Leluhur Beladiri tingkat puncak, setara dengan basis kultivasi kekuatan kegelapan yang ia miliki.Beberapa saat kemudian Kaisar Pedang Dari Bukit Awan pun roboh tepat di depan Qiang Fan. Dengan sigap pemuda itu menyambut tubuhnya. Betapa terkejutnya Qiang Fan ternyata orang tua itu sudah tidak bernyawa lagi. Ia sudah mengorbankan seluruh kekuatannya untuk pemuda itu.Kini di tempat itu hanya tersisa para praktisi yang berada di ranah Raja Beladiri. Melihat pemimpin mereka sudah takluk bahkan menyerahkan kekuatan kepada Qiang Fan mereka pun terlihat menjadi sangat ketakutan. Terlihat mereka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
23
DMCA.com Protection Status