Senin pagi aku memulai hari penuh semangat. Selain karena ini hari pertamaku bekerja setelah bertahun-tahun lamanya menjadi ibu rumah tangga, aku merasa sudah jauh lebih baik. Kurasa, luka hati yang kudapat dari Mas Heru berangsur pulih, ya bisa jadi.Selepas mengantar Lintang ke sekolah, aku bertolak menuju kantor penerbitan milik Daffa. Sesampai di sana, aku diantar oleh seorang pria menuju meja kubikel yang akan kutempati selama bekerja di tempat ini. Beberapa pasang mata menatap ke arahku, aku hanya membalasnya dengan senyum tipis. Aku tak mau ambil pusing dengan tatapan-tatapan mereka, toh hal begitu sudah biasa terjadi saat berstatus sebagai orang baru. Entah itu karyawan baru, murid baru, mahasiswa baru, dan yang lainnya.“Ini meja Mbak Kelana, silakan. Selamat bergabung, semoga betah, ya,” ucap lelaki yang kuketahui merupakan kepala divisi.“Terima kasih, Pak,” balasku.Sepeninggal Pak Rei, wanita berpenampilan modis mendek
Read more