"Jadi istri saya, ya. Mau, kan?"Astaga, pertanyaan nyeleneh macam apa itu? Sepertinya, Daffa salah sasaran, dia bercanda dengan orang yang sangat amat tidak tepat."Hahahaha." Aku terbahak hingga sakit perut, sedangkan dia mengedarkan pandangan, menatap ke arah lain. "Lo yang bener aja, Daff. Mau tutor ngelamar cewek? Jangan ke gue lah, gagal romantis nanti," imbuhku menahan tawa sambil berusaha mencairkan suasana.Perlahan tapi pasti, Daffa mendekat dan berbisik tepat di telingaku. "Sebelumnya, saya gak pernah seserius ini," ungkapnya.Aku tertegun, bibirku yang tadi dengan lancarnya berkata-kata mendadak kelu. Apa ini? Kalau serius, berarti barusan dia melamarku?"Kenapa gue? Kita bahkan gak terlalu deket," tanyaku setelah berhasil menguasai diri."Kenapa bukan lo?" Balasnya.Tatapan Daffa begitu hangat. Aku mundur beberapa langkah seraya menggeleng. "Gak, Daff. Jangan gue," tolakku.Aku tak mau, hatiku belum siap menerima k
Read more