Home / Romansa / Perangkap Sang Penguasa / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Perangkap Sang Penguasa: Chapter 61 - Chapter 70

126 Chapters

Bab 60. Sebuah Tawaran Pekerjaan

“Kenapa tidak? Aku kenal beberapa gadis yang berpacaran dengan orang-orang kaya.”“Eh, Kakak. Aku tidak punya pacar seperti itu. Kalau tidak, dia pasti akan mencariku.” Qiana kelabakan membantah. Itu terdengar seperti ditujukan padanya.“Hm.” Darla memikirkan kemungkinan lain tapi tak menemukannya. “Kau pergilah beristirahat. Aku akan ke bawah dulu. Klub malam ini sangat ramai. Sering terjadi keributan. Jadi aku harus berjaga-jaga untuk membereskannya.”Namun sebelum Darla beranjak pergi, Qiana teringat sesuatu. “Kau katakan terjebak di sini. Apa maksudnya?”Darla sudah bangkit berdiri dari duduknya saat dia berkata, “Ada satu hal yang harus kau ketahui. Siapa pun yang masuk ke Dixon, dia tidak akan bisa keluar dengan mudah.”“Kakak, jangan bercanda. Kau membuatku takut. Maksudmu, aku tidak bisa keluar begitu saja dari Dixon. Kenapa? Apa ada aturan yang melarang orang untuk keluar dari sini?”“Jalan utama keluar Dixon selalu dijaga oleh orang-orang Loko. Mobil-mobil yang membawa bara
Read more

Bab 61. Loco

Semua mata menatap gadis dengan rambut pendek berwarna coklat yang bernyanyi dengan penuh penghayatan. Klub yang biasanya riuh saat itu menjadi sunyi. Hanya suara lembut sang penyanyi baru yang memenuhi ruangan. Qiana telah mencoba berlatih sepanjang siang. Hanya dua lagu. Keduanya lagu favoritnya sewaktu sekolah dulu. Musim Semi Tanpamu yang membuatnya kehilangan beberapa lirik karena tiba-tiba teringat ibunya dan Kekasih Terakhir yang dinyanyikannya dengan perasaan melayang-layang karena tidak tahu harus menghubungkannya dengan siapa. Ned Zavier tidak masuk dalam kategorinya.Tepuk tangan memenuhi udara klub bercampur dengan riuh pujian dan permintaan beberapa lagu lagi. Tapi Qiana keburu menghilang ke balik tirai dan berusaha menghapus sisa airmatanya.“Suaramu bagus. Semua menyukainya. Kau bilang tidak pandai menyanyi.” Darla tiba-tiba muncul di belakangnya. Malam ini dia memakai wig berwarna biru terang. “Dulu aku pernah ikut les vokal. Tapi sudah lama.” Qiana menarik wig cokla
Read more

Bab 62. Paman, Kau Sangat Perhitungan

“Thomas Delamo.” Loco bergumam lalu terkekeh sendiri. Qiana baru saja menceritakan padanya bagaimana dia dari Yardley bisa sampai ke Dixon. Dan nama Thomas Delamo bagi Loco terdengar seperti sebuah lelucon. Dia tidak terlihat takut sama sekali.“Jadi Paman, aku harus segera pergi dari sini. Kalau tidak lelaki menakutkan itu akan mencariku hingga Dixon dan mengacaukan daerah yang damai ini.” Qiana mencoba memberi alasan bagi Loco untuk membiarkannya pergi dengan menghubungkannya pada ‘keamanan Dixon’. Dia pikir Loco tidak akan suka jika daerah kekuasaannya menjadi kacau oleh sesuatu yang bukan urusannya.“Kau ingin pergi? Lalu siapa yang akan bernyanyi di sini? Aku berjanji akan lebih sering datang untuk melihatmu bernyanyi dan memberi tip yang besar.” Loco menepuk pipi Qiana yang wajahnya sudah merengut karena penolakannya. “Lagipula, apa kau punya uang? Darla pasti sudah memberitahu aturannya. Selama kau tidak mampu membayar uang tebusannya, kau tetap menjadi rakyatku di sini,” uja
Read more

Bab 63. Bukan Gadis Biasa

“Qiana!” Darla nyaris pingsan mendengar ucapan Qiana. Wajahnya memerah. Qiana cuma tertawa melihat Darla yang menjadi sangat malu karenanya. Lagi-lagi dia mengabaikannya. “Tapi aku tidak tahu bagaimana memanggilmu nanti. Mungkin aku akan mengubahnya menjadi “kakak’ kalau kalian menikah.”Astaga!Darla di sebelah Loco memijit keningnya. Dia merasa menyesal telah mengenalkan Qiana pada Loco. Gadis ini semalam tidak terlihat pandai bicara seperti sekarang. Saat itu dia terlihat sangat kasihan.“Apa menurutmu kami cocok sebagai pasangan?” Loco juga tidak mempedulikan Darla. Dia tertarik mendengarkan pendapat Qiana.“Kalian akan menjadi pasangan yang sempurna. Kau akan membuat Dixon jadi lebih baik karenanya. Lalu anak-anak kalian akan tumbuh sebagai anak-anak yang tampan dan cantik, pandai dan hebat. Mereka akan menjadikan Dixon distrik terbaik di Nortbeth.” Sesungguhnyalah Qiana sedang menyindir kondisi Dixon yang menyedihkan saat ini. Dan harapan dalam kata-katanya diucapkan dengan kes
Read more

Bab 64. Penolakan Qiana

Qiana menghentikan langkah dan berbalik. Untuk sejenak dia seperti tengah menimbang-nimbang. “Maaf, Edrick. Malam ini aku sudah lelah. Kurasa lain kali saja.” Dia kembali berbalik dan melanjutkan langkah dengan acuh.Edrick tidak berkata apa-apa demi mendengar penolakan Qiana. Tapi teman di belakangnya bergumam menghasut. “Sombong sekali gadis baru itu. Dia pasti belum mengenalmu.”Edrick terkekeh. “Tidak masalah. Aku pasti akan mendapatkannya juga nanti.”“Tapi siapa sebenarnya dia? Kenapa gadis itu naik ke lantai atas? Apa dia tinggal dengan Nona Darla?” Seorang teman Edrick yang satunya buka suara.Mereka masih berdiri di sana mengawasi Qiana yang melenggang menaiki tangga.“Darla bukan siapa-siapa. Dia cuma wanita murahan yang menumpang hidup di distrik ini. Kalau ayahku menginginkan, dia bisa menutup klub ini dalam satu perintah.” Edrick sangat bangga dengan ayahnya. Dia selalu membawa-bawa nama ayahnya untuk setiap urusan. Persis seperti anak kecil.“Tapi kupikir Loco melindungi
Read more

Bab 65. Aku Adalah Keponakan Loco Harrison

“Tuan Banks, jangan kurang ajar. Aku tidak berkencan untuk uang.” Qiana merasa tersinggung. Dia memang memerlukan uang dan akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Tapi tidak termasuk menjual diri.Edrick terkekeh. “Tidak usah tersinggung seperti itu. Aku tahu semua orang menyukai uang. Termasuk kau. Jangan malu-malu seperti itu.”Qiana merasa mual. Tidak ada gunanya bicara dengan orang yang otaknya sudah tersumbat seperti ini. Dia bermaksud meninggalkan Edrick, tapi lelaki itu menghalangi jalannya. “Tuan Edrick Banks, sebaiknya kau tidak menghalangi jalanku!”“Memangnya apa yang bisa kau lakukan? Berteriak? Ayahku adalah walikota Dixon. Tidak ada yang akan peduli apa pun yang akan kulakukan padamu. Kalaupun peduli, mereka tidak akan berani.” Edrick maju selangkah demi selangkah. Mendorong posisi Qiana ke sudut yang lebih gelap.“Kemarilah. Kurasa Darla tidak akan keberatan jika kita memakai kamarnya untuk malam ini.” Tangan Edrick sudah gatal ingin merasakan kelembutan kulit g
Read more

Bab 66. Penyusup

“Benarkah?” Qiana tidak menyangka akhirnya Ned menemukannya. Tapi kenapa bukan lelaki itu sendiri yang datang menjemput?“Nona, kita tidak punya banyak waktu.” Lelaki berjaket tampak tidak sabar.“Apa tidak bisa menunggu sebentar. Aku ingin berganti pakaian dulu.” Qiana merasa tidak nyaman dengan dress selutut putihnya. Mungkin lebih baik dia memakai celana panjang agar lebih mudah bergerak.“Saya rasa tidak perlu, Nona.” Qiana melihat sekitar. Darla tidak kelihatan. Mungkin wanita itu sedang menemani seorang tamu penting. Dia merasa tidak enak jika harus pergi tanpa berpamitan. Mungkin tidak mudah untuk bisa bertemu Darla lagi setelah ini. Tapi memikirkan jalan keluar yang akan segera didapatnya, akhirnya Qiana mengikuti kedua orang itu juga.“Baiklah. Ayo.” Si lelaki berkacamata berjalan lebih dulu menembus keramaian pengunjung klub. Qiana mengikutinya di belakang. Si lelaki berjaket berjaga di belakangnya lagi. Mereka keluar lewat pintu samping dan sampai di lantai parkir yang t
Read more

Bab 67. Uang Bukan Masalah

“Thomas Delamo,” gumam Darla. “Drake, beritahu tuan Harrison tentang dua orang penyusup ini.”“Baik, Nona.” Drake mengangguk hormat.Setelahnya Darla mengajak Qiana kembali ke dalam klub “Bagaimana kau tahu kalau terjadi sesuatu padaku?” Qiana penasaran bagaimana Darla tiba-tiba muncul bersama banyak orang.“Seorang bartender memberitahuku. Dia melihat dua orang asing mendatangimu ke belakang panggung.”“Kukira kau cukup pintar untuk tidak percaya pada orang asing,” sambung Darla sambil terus berjalan.Qiana merasa malu, tapi tak berniat membantah. Dia tak ingin pembicaraan melebar pada hal lain yang akan membuat Darla curiga. Sebelumnya wanita itu sempat bertanya tentang teman macam apa yang dimiliki Qiana. Dia takkan punya penjelasan yang lebih masuk akal kecuali harus menceritakan kebenaran tentang Ned.Malam itu untuk pertama kalinya Qiana bermimpi tentang lelaki itu. Wajahnya lebih muda. Dia tidak mirip Ned, tapi Qiana tahu kalau dia adalah lelaki itu. Qiana terjaga dengan pera
Read more

Bab 68. Paman, Kau Ingin Menjualku?

Qiana menyukai saat dia menyanyikan lagu Kekasih Terakhir. Dan orang-orang sepertinya juga berpikir demikian. Buktinya beberapa orang yang mengetahui lagu itu ikut bernyanyi. Sementara yang tidak pernah mendengarnya, terhanyut dalam lirik dan iramanya yang menyedihkan. Kali ini Qiana menyanyikannya sambil mengingat Ned meski tahu ini tidak ada hubungannya sama sekali. Menurutnya dia tidak sedang jatuh cinta.Lagu baru dinyanyikan setengahnya ketika kehebohan terjadi di pintu masuk. Konsentrasi Qiana sedikit terusik. Dia mengikuti arah pandangan hampir semua pengunjung.Seorang lelaki dengan luka sayatan di sisi kiri wajahnya tampak memasuki klub. Seorang gadis berambut pirang berjalan di sisinya. Sementara ada dua orang lelaki lain dengan jaket berwarna gelap membawa dua koper besar mengiringkan di belakang. Semuanya naik ke lantai dua. Sebelumnya Qiana sempat melihat kalau si gadis menoleh ke arahnya sambil tersenyum jahat.Mendadak Qiana merasakan lututnya lemas. Dia bahkan menj
Read more

Bab 69. Dijadikan Sandera

“Senang bisa bertemu lagi denganmu, Ned Zavier. Sayang aku harus pergi. Kekasihmu ini aku pinjam dulu.”Itu Cheryl! Qiana hanya bisa meringis ketika lengan gadis itu melingkari lehernya dan sebelahnya lagi menodongkan senjata. Jadi, Cheryl memang ada hubungannya dengan Ned? Pikir Qiana. Seperti praduga yang pernah disampaikan Loco Harrison padanya. Apa dia mantan kekasih Ned?Qiana tiba-tiba menjadi sedih sendiri.Loco di sebelah sana terlihat tidak terkejut dengan kedatangan Ned. Darla di sebelahnyalah yang tidak menyangka bisa bertemu lelaki itu di sini. Ned sempat melihat pada Darla. Sekilas ekspresinya sedikit berubah, tapi Ned tidak mengatakan apapun. Sementara Thomas yang mendengar nama Ned Zavier diucapkan oleh Cheryl harus mengakui bahwa kemampuan lelaki itu memasuki Nortbeth hingga Dixon tidak bisa dianggap remeh. Dan melihat ketenangan Loco, dia merasa telah dijebak.“Kau boleh pergi, tapi tinggalkan dia di sini,” dingin Ned berujar.Cheryl tertawa pahit. “Kau pikir aku
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status