Home / Romansa / Perangkap Sang Penguasa / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Perangkap Sang Penguasa: Chapter 71 - Chapter 80

126 Chapters

Bab 70. Kekasih Masa Lalu

Qiana juga melihat si penembak yang berdiri tenang di atas balkon sambil memanggul senapannya. Adam!Lelaki itu tersenyum masam. Tatapannya mengarah pada Qiana, tapi kata-katanya tertuju pada Ned. “Sejak kapan kau bertele-tele saat hendak membunuh orang?”Ned mengabaikan ucapan Adam. Dia memburu ke arah Qiana yang tiba-tiba menjadi lemas dan nyaris terjatuh. Kalau Ned tidak segera menangkapnya, mungkin gadis itu akan segera menyusul tergeletak di sisi mayat Cheryl.Saat itu Thomas merasa tidak ada gunanya lagi dia berada di situ. “Sepertinya kesepakatan kita gagal, Tuan Harrison. Kau tak berhak atas uang tebusannya.”Bagaimanapun Thomas merasa gentar. Kedatangan orang baru yang tidak dikenalnya membuatnya memutuskan untuk tidak lagi ikut campur. Lagipula semula semua ini memang bukan urusannya. Cheryl juga telah tewas. Namun setidaknya uangnya harus kembali.Loco tertawa mendengar kata-kata Thomas. “Aku sudah memberikan gadis itu. Nona Cheryl bahkan sudah mengambilnya. Kesalahan buka
Read more

Bab 71. Apa Kalian Bersaudara?

l“Bagaimana perasaanmu?” Ned mengabaikan pertanyaan Qiana. Dia menyentuh kening gadis itu. Tidak demam. Seharusnya memang hanya shock biasa.Qiana menepiskan tangan besar Ned dari wajahnya ketika lelaki itu memeriksanya.“Kakak, apa kalian bersaudara?” Otak Qiana memang belum sepenuhnya mampu berpikir. Namun pembicaraan kedua orang itu cukup jelas. Dia tidak perlu terlalu keras memikirkannya.Terdengar tawa kecil Darla. Wanita itu sedang duduk di sebuah sofa tidak jauh dari ranjang.“Kau cukup pintar adik ipar.” Wajah Qiana langsung memerah mendengar perkataan Darla. Dia merasa tengah diolok-olok.“Siapa yang adik ipar?” ujarnya berusaha membantah dengan balik bertanya.“Tebakanku ternyata benar. Pacarmu bukan orang kebanyakan. Tidak ada yang bisa menandingi adikku yang hebat ini di Yardley. Berhentilah membantah. Kalau tidak, akan ada ribuan gadis yang antri menggantikanmu sebagai pacar.” Darla kelihatan geli.“Siapa yang jadi pacarnya?” Qiana merasa sangat malu. Dia malah menyembun
Read more

Bab 72. Darla, Kembalilah Bersama Kami

“Tuan Harrison menghubungiku.”“Eh, kalian saling kenal? Tapi bagaimana tuan Harrison tahu kalau kita memiliki hubungan?” Ada rona merah lagi menjalari pipi Qiana. Dia merasa telah mengakui sesuatu.“Loco pasti sudah menyuruh orang untuk menyelidikimu. Kau pikir dia bodoh percaya begitu saja dengan bualanmu,” sahut Darla di seberang ruangan. Dia teringat kalau Qiana terus-terusan membantah memliki hubungan dengan seseorang yang penting di Yardley. Hal itu tentu saja membuat Loco Harrison curiga.Qiana mengabaikan ujaran Darla. “Tapi aku tidak menyukai orang itu. Kakak, dia mencoba menjualku pada Thomas. Dia mengakuiku sebagai keponakan, tapi juga menjadikanku barang bisnis. Semoga aku tidak bertemu dengannya lagi.”Ned sudah mendengarnya. Loco hanya ingin memberi Thomas pelajaran. Namun memang berakhir dramatis. Qiana hampir celaka.“Kau ingin aku melakukan apa padanya?” Ned menawarkan.“Eh, aku... Tidak... Tidak perlu. Aku cuma tidak ingin melihatnya saja.”“Tadi malam kau masih meman
Read more

Bab 73. Pulang

Mata Qiana langsung membulat mendengar ucapan Darla. Dia sudah membuka mulutnya waktu sebuah telapak tangan yang besar membekapnya.“Mmpt....” Qiana hendak protes tapi tak ada suara yang jelas keluar dari mulutnya.“Kami pergi dulu,” ujar Ned sambil tak juga melepaskan tangannya yang melingkari bahu Qiana sekaligus membekap mulutnya. “Jaga dirimu baik-baik. Kau bisa menghubungiku kalau perlu sesuatu.”Darla hanya mengangguk. Dia melambai pada keduanya yang beranjak menuju mobil. Ned baru melepaskan Qiana saat sudah berada di dalam kendaraan yang akan membawa mereka ke landasan helikopter.“Kakak, kau keterlaluan.” Qiana mendorong Ned dan menjauh ke bagian ujung kursi. Dia sangat kesal karena perbuatan Ned barusan. “Siapa yang akan menikah denganmu?”Ned tidak mempedulikan ocehan gadis itu. Dia menyalakan ponselnya dan membuat sebuah panggilan. Qiana tidak terlalu mendengar apa yang dibicarakan lelaki di sampingnya itu. Gadis itu malah meringkuk di sudut sambil memeluk lututnya.Hanya
Read more

Bab 74. Aku Adalah Putrimu

Corliss hanya memiringkan wajahnya begitu suara asing itu memasuki pendengarannya. Seakan dengan begitu dia bisa mendengar lebih jelas dan dapat mengenali empunya suara. Namun tetap saja dia tidak bisa mengingat pernah mendengarnya.“Nona Fellman, ada seseorang yang ingin bertemu anda.” Sang perawat menghampiri Corliss dan memposisikan kursi menghadap Darla.Baru saat itu Corliss bisa melihat sosok wanita cantik dengan rambut yang sama persis dengannya, coklat. Hari itu Darla tidak mengenakan wig. Dia membiarkan rambut panjangnya tergerai alami menutupi setengah punggungnya.“Ibu....” Darla mengulangi panggilannya. Merasa haru, canggung. Juga rindu.Dia sudah mencari keberadaan wanita yang sudah melahirkannya ini hingga Dixon, tempat terakhir kali jejaknya ditemukan. Setelahnya dia kehilangan tanda-tanda keberadaannya.Wanita tua itu, Corliss menatap Darla. Dia mendengar panggilan yang sangat dirindukannya. Panggilan seorang anak pada wanita yang telah melahirkannya. Namun harapan ti
Read more

Bab 75. Kembali ke Apartemen

“Kau bisa melihatnya sendiri.”Qiana bangkit dari lantai dan menghempaskan diri di tepi ranjang. Dia menatap lelaki yang tengah bersandar di pintu kamar. Penampilan Ned masih seperti biasa. Tidak seperti orang yang kurang tidur. Dia juga masih kelihatan tampan. Uh!Tangan Qiana refleks menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia menjadi tidak fokus. Seraya membuang mukanya yang dibuat kembali cemberut.“Aku tidak nyaman tidur sekamar denganmu.” Qiana beralasan. “Tapi terima kasih sudah mencemaskanku,” lanjutnya tulus. Gadis itu mengambil tas yang tergeletak di lantai lantas bangkit dan bermaksud keluar dari kamar itu. Tentu saja dia terhalang oleh Ned yang berdiri di pintu.“Tidak nyaman apanya? Kau bahkan tidur lebih nyenyak dariku.”“Siapa bilang?” Wajah Qiana memerah. Dia bahkan pulas dalam pelukan lelaki ini suatu saat. Benar-benar memalukan! “Aku... itu karena aku sangat mengantuk....”“O ya?” Ned menangkap lengan Qiana dan menariknya ke dalam pelukan. “Kalau begitu tidurlah kalau
Read more

Bab 76. Tawaran Adam

“Tuan Jackson? Bagaimana kau....”“Tidak bisakah kau berhenti bersikap formal seperti itu?” Adam menerobos masuk. “Kau membuat jarak di antara kita makin jauh.”Qiana membalikkan badan, mengawasi lelaki yang kini sudah berdiri di ruang tamu. Diabaikannya keluhan Adam. Lagipula dia memang berusaha menjaga jarak dengan lelaki ini.“Terima kasih sudah menolongku kemarin.” Qiana tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan pertemuan ini untuk mengucapkan terima kasih. Dia takut tidak akan memiliki kesempatan lagi lain kali. Selain itu, dia takut lupa.Adam seperti tidak mendengar. Dia bahkan masuk ke kamar tidur Qiana. Di sana dia melihat kotak kardus berisi barang-barang yang sudah dipilih gadis itu.“Sudah berkemas? Apa kau akan pindah ke Phoenix?”Qiana yang memperhatikan dari ambang pintu merasa sedikit malu mendapat pertanyaan seperti itu.“Ibuku sudah tiada. Menurut Ned lebih baik aku tinggal di sana....”“Aku bisa melepaskanmu darinya. Hari ini aku akan berangkat ke luar negeri. Ikutlah d
Read more

Bab 77. Sebuah Rencana

“Kau serius akan menikahinya?” Wanita di tempat tidur menggeliat bangkit. Dia bahkan membiarkan tubuhnya tetap polos saat berjalan mendekati Edison. Matanya biru cerah. Rambut pirang keemasannya jatuh mengikuti lekuk tubuhnya.“Pernikahannya tiga hari lagi. Tentu saja aku serius.” Edison menelan ludah melihat tubuh wanita di depannya. Kegiatan mereka tadi terganggu panggilan telpon Olivia.“Gadis itu tentu kegirangan membayangkan akan menyandang status nyonya Fraser.” Wanita itu berdecak kesal. “Bagaimana denganku? Kau sudah berjanji untuk menikahiku. Nyatanya kau memilih dia, gadis yang tidak sadar diri itu. Kalau kau memutuskan menikahi adiknya, aku mungkin tidak sekesal ini.”“Kau tahu kalau ini tidak akan lama. Setelah urusan perusahaan selesai, aku akan menceraikannya.” Edison memeluk si wanita dan bermaksud menciumnya, tapi si wanita menghindar.“Bagaimana sebuah perusahaan terbesar seperti milik keluarga Fraser masih serakah mengincar perusahaan kecil keluarga Neilson?” Sebuah
Read more

Bab 78. Pesta Pernikahan

“Kau punya kakak?” Beatrice terlihat penasaran. Sebelumnya Qiana tidak pernah bercerita apa pun tentang keluarganya. Gadis itu hanya memberitahu bahwa ayah dan ibunya bercerai dan dia memilih ikut ibunya.“Dia kakak tiriku. Ayahku menikah lagi dengan Laura yang sudah memiliki putri. Namanya Olivia. Dia juga kakak kelasku. Kami cuma beda setahun.” Qiana menjelaskan dengan singkat. Dia tidak ingin memberikan detail menyedihkan tentang pengusiran mereka.“Apa ayahmu tahu tentang ibumu?” Qiana menggeleng. “Tidak. Kupikir aku memang perlu memberitahunya. Karenanya aku harus pergi ke pesta itu. Apa kau mau ikut?”“Dengan senang hati. Tapi kenapa kau tidak mengajak tuan Zavier pergi?”“Aku tidak memberitahunya. Membawanya ke acara seperti itu hanya akan menimbulkan keributan. Aku tidak mau. Apalagi saat ini dia cukup sibuk. Kurasa aku tidak ingin mengganggunya.” Sebenarnya Qiana juga tidak yakin apakah Ned bersedia datang ke pesta seperti itu. “Baiklah. Aku akan menemanimu pergi. Aku sang
Read more

Bab 79. Qiana Mengancam

Qiana mengeluh dalam hati. Dia tahu Olivia ingin memperlihatkan kesenjangan yang ada di antara mereka. Dengan malas gadis itu beranjak mendekati pasangan mempelai yang berdiri di dekat pelaminan. Dia memasang wajah polosnya sembari tersenyum manis.“Olivia, selamat atas pernikahan kalian.” Lantas berpaling pada Edison yang berdiri di sebelah Olivia. Ada tatapan yang tidak bisa dimengerti siapa pun. Bahkan oleh orang yang menjadi obyek tatapan itu. “Tuan Fraser, selamat. Anda sungguh beruntung mendapatkan salah satu gadis paling menawan di Blackstone.” Edison merasa mual mendengar ucapan Qiana. Entah Qiana sengaja mengolok-oloknya atau memang tulus, tapi gadis itu sendirilah yang terbaik di kota Blackstone. Qiana hanya tidak beruntung. Anehnya, gadis itu seperti tidak terlalu peduli dengan ketidakberuntungan itu. Padahal dulu dialah yang pernah dilamar keluarga Fraser sebagai nyonya muda mereka. Kini dia datang dengan wajah polosnya mengucap selamat atas pernikahan kakaknya.Rasanya
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status