Beranda / Romansa / Perangkap Sang Penguasa / Bab 64. Penolakan Qiana

Share

Bab 64. Penolakan Qiana

Penulis: Lafiza
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Qiana menghentikan langkah dan berbalik. Untuk sejenak dia seperti tengah menimbang-nimbang. “Maaf, Edrick. Malam ini aku sudah lelah. Kurasa lain kali saja.” Dia kembali berbalik dan melanjutkan langkah dengan acuh.

Edrick tidak berkata apa-apa demi mendengar penolakan Qiana. Tapi teman di belakangnya bergumam menghasut. “Sombong sekali gadis baru itu. Dia pasti belum mengenalmu.”

Edrick terkekeh. “Tidak masalah. Aku pasti akan mendapatkannya juga nanti.”

“Tapi siapa sebenarnya dia? Kenapa gadis itu naik ke lantai atas? Apa dia tinggal dengan Nona Darla?” Seorang teman Edrick yang satunya buka suara.

Mereka masih berdiri di sana mengawasi Qiana yang melenggang menaiki tangga.

“Darla bukan siapa-siapa. Dia cuma wanita murahan yang menumpang hidup di distrik ini. Kalau ayahku menginginkan, dia bisa menutup klub ini dalam satu perintah.” Edrick sangat bangga dengan ayahnya. Dia selalu membawa-bawa nama ayahnya untuk setiap urusan. Persis seperti anak kecil.

“Tapi kupikir Loco melindungi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 65. Aku Adalah Keponakan Loco Harrison

    “Tuan Banks, jangan kurang ajar. Aku tidak berkencan untuk uang.” Qiana merasa tersinggung. Dia memang memerlukan uang dan akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Tapi tidak termasuk menjual diri.Edrick terkekeh. “Tidak usah tersinggung seperti itu. Aku tahu semua orang menyukai uang. Termasuk kau. Jangan malu-malu seperti itu.”Qiana merasa mual. Tidak ada gunanya bicara dengan orang yang otaknya sudah tersumbat seperti ini. Dia bermaksud meninggalkan Edrick, tapi lelaki itu menghalangi jalannya. “Tuan Edrick Banks, sebaiknya kau tidak menghalangi jalanku!”“Memangnya apa yang bisa kau lakukan? Berteriak? Ayahku adalah walikota Dixon. Tidak ada yang akan peduli apa pun yang akan kulakukan padamu. Kalaupun peduli, mereka tidak akan berani.” Edrick maju selangkah demi selangkah. Mendorong posisi Qiana ke sudut yang lebih gelap.“Kemarilah. Kurasa Darla tidak akan keberatan jika kita memakai kamarnya untuk malam ini.” Tangan Edrick sudah gatal ingin merasakan kelembutan kulit g

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 66. Penyusup

    “Benarkah?” Qiana tidak menyangka akhirnya Ned menemukannya. Tapi kenapa bukan lelaki itu sendiri yang datang menjemput?“Nona, kita tidak punya banyak waktu.” Lelaki berjaket tampak tidak sabar.“Apa tidak bisa menunggu sebentar. Aku ingin berganti pakaian dulu.” Qiana merasa tidak nyaman dengan dress selutut putihnya. Mungkin lebih baik dia memakai celana panjang agar lebih mudah bergerak.“Saya rasa tidak perlu, Nona.” Qiana melihat sekitar. Darla tidak kelihatan. Mungkin wanita itu sedang menemani seorang tamu penting. Dia merasa tidak enak jika harus pergi tanpa berpamitan. Mungkin tidak mudah untuk bisa bertemu Darla lagi setelah ini. Tapi memikirkan jalan keluar yang akan segera didapatnya, akhirnya Qiana mengikuti kedua orang itu juga.“Baiklah. Ayo.” Si lelaki berkacamata berjalan lebih dulu menembus keramaian pengunjung klub. Qiana mengikutinya di belakang. Si lelaki berjaket berjaga di belakangnya lagi. Mereka keluar lewat pintu samping dan sampai di lantai parkir yang t

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 67. Uang Bukan Masalah

    “Thomas Delamo,” gumam Darla. “Drake, beritahu tuan Harrison tentang dua orang penyusup ini.”“Baik, Nona.” Drake mengangguk hormat.Setelahnya Darla mengajak Qiana kembali ke dalam klub “Bagaimana kau tahu kalau terjadi sesuatu padaku?” Qiana penasaran bagaimana Darla tiba-tiba muncul bersama banyak orang.“Seorang bartender memberitahuku. Dia melihat dua orang asing mendatangimu ke belakang panggung.”“Kukira kau cukup pintar untuk tidak percaya pada orang asing,” sambung Darla sambil terus berjalan.Qiana merasa malu, tapi tak berniat membantah. Dia tak ingin pembicaraan melebar pada hal lain yang akan membuat Darla curiga. Sebelumnya wanita itu sempat bertanya tentang teman macam apa yang dimiliki Qiana. Dia takkan punya penjelasan yang lebih masuk akal kecuali harus menceritakan kebenaran tentang Ned.Malam itu untuk pertama kalinya Qiana bermimpi tentang lelaki itu. Wajahnya lebih muda. Dia tidak mirip Ned, tapi Qiana tahu kalau dia adalah lelaki itu. Qiana terjaga dengan pera

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 68. Paman, Kau Ingin Menjualku?

    Qiana menyukai saat dia menyanyikan lagu Kekasih Terakhir. Dan orang-orang sepertinya juga berpikir demikian. Buktinya beberapa orang yang mengetahui lagu itu ikut bernyanyi. Sementara yang tidak pernah mendengarnya, terhanyut dalam lirik dan iramanya yang menyedihkan. Kali ini Qiana menyanyikannya sambil mengingat Ned meski tahu ini tidak ada hubungannya sama sekali. Menurutnya dia tidak sedang jatuh cinta.Lagu baru dinyanyikan setengahnya ketika kehebohan terjadi di pintu masuk. Konsentrasi Qiana sedikit terusik. Dia mengikuti arah pandangan hampir semua pengunjung.Seorang lelaki dengan luka sayatan di sisi kiri wajahnya tampak memasuki klub. Seorang gadis berambut pirang berjalan di sisinya. Sementara ada dua orang lelaki lain dengan jaket berwarna gelap membawa dua koper besar mengiringkan di belakang. Semuanya naik ke lantai dua. Sebelumnya Qiana sempat melihat kalau si gadis menoleh ke arahnya sambil tersenyum jahat.Mendadak Qiana merasakan lututnya lemas. Dia bahkan menj

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 69. Dijadikan Sandera

    “Senang bisa bertemu lagi denganmu, Ned Zavier. Sayang aku harus pergi. Kekasihmu ini aku pinjam dulu.”Itu Cheryl! Qiana hanya bisa meringis ketika lengan gadis itu melingkari lehernya dan sebelahnya lagi menodongkan senjata. Jadi, Cheryl memang ada hubungannya dengan Ned? Pikir Qiana. Seperti praduga yang pernah disampaikan Loco Harrison padanya. Apa dia mantan kekasih Ned?Qiana tiba-tiba menjadi sedih sendiri.Loco di sebelah sana terlihat tidak terkejut dengan kedatangan Ned. Darla di sebelahnyalah yang tidak menyangka bisa bertemu lelaki itu di sini. Ned sempat melihat pada Darla. Sekilas ekspresinya sedikit berubah, tapi Ned tidak mengatakan apapun. Sementara Thomas yang mendengar nama Ned Zavier diucapkan oleh Cheryl harus mengakui bahwa kemampuan lelaki itu memasuki Nortbeth hingga Dixon tidak bisa dianggap remeh. Dan melihat ketenangan Loco, dia merasa telah dijebak.“Kau boleh pergi, tapi tinggalkan dia di sini,” dingin Ned berujar.Cheryl tertawa pahit. “Kau pikir aku

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 70. Kekasih Masa Lalu

    Qiana juga melihat si penembak yang berdiri tenang di atas balkon sambil memanggul senapannya. Adam!Lelaki itu tersenyum masam. Tatapannya mengarah pada Qiana, tapi kata-katanya tertuju pada Ned. “Sejak kapan kau bertele-tele saat hendak membunuh orang?”Ned mengabaikan ucapan Adam. Dia memburu ke arah Qiana yang tiba-tiba menjadi lemas dan nyaris terjatuh. Kalau Ned tidak segera menangkapnya, mungkin gadis itu akan segera menyusul tergeletak di sisi mayat Cheryl.Saat itu Thomas merasa tidak ada gunanya lagi dia berada di situ. “Sepertinya kesepakatan kita gagal, Tuan Harrison. Kau tak berhak atas uang tebusannya.”Bagaimanapun Thomas merasa gentar. Kedatangan orang baru yang tidak dikenalnya membuatnya memutuskan untuk tidak lagi ikut campur. Lagipula semula semua ini memang bukan urusannya. Cheryl juga telah tewas. Namun setidaknya uangnya harus kembali.Loco tertawa mendengar kata-kata Thomas. “Aku sudah memberikan gadis itu. Nona Cheryl bahkan sudah mengambilnya. Kesalahan buka

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 71. Apa Kalian Bersaudara?

    l“Bagaimana perasaanmu?” Ned mengabaikan pertanyaan Qiana. Dia menyentuh kening gadis itu. Tidak demam. Seharusnya memang hanya shock biasa.Qiana menepiskan tangan besar Ned dari wajahnya ketika lelaki itu memeriksanya.“Kakak, apa kalian bersaudara?” Otak Qiana memang belum sepenuhnya mampu berpikir. Namun pembicaraan kedua orang itu cukup jelas. Dia tidak perlu terlalu keras memikirkannya.Terdengar tawa kecil Darla. Wanita itu sedang duduk di sebuah sofa tidak jauh dari ranjang.“Kau cukup pintar adik ipar.” Wajah Qiana langsung memerah mendengar perkataan Darla. Dia merasa tengah diolok-olok.“Siapa yang adik ipar?” ujarnya berusaha membantah dengan balik bertanya.“Tebakanku ternyata benar. Pacarmu bukan orang kebanyakan. Tidak ada yang bisa menandingi adikku yang hebat ini di Yardley. Berhentilah membantah. Kalau tidak, akan ada ribuan gadis yang antri menggantikanmu sebagai pacar.” Darla kelihatan geli.“Siapa yang jadi pacarnya?” Qiana merasa sangat malu. Dia malah menyembun

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 72. Darla, Kembalilah Bersama Kami

    “Tuan Harrison menghubungiku.”“Eh, kalian saling kenal? Tapi bagaimana tuan Harrison tahu kalau kita memiliki hubungan?” Ada rona merah lagi menjalari pipi Qiana. Dia merasa telah mengakui sesuatu.“Loco pasti sudah menyuruh orang untuk menyelidikimu. Kau pikir dia bodoh percaya begitu saja dengan bualanmu,” sahut Darla di seberang ruangan. Dia teringat kalau Qiana terus-terusan membantah memliki hubungan dengan seseorang yang penting di Yardley. Hal itu tentu saja membuat Loco Harrison curiga.Qiana mengabaikan ujaran Darla. “Tapi aku tidak menyukai orang itu. Kakak, dia mencoba menjualku pada Thomas. Dia mengakuiku sebagai keponakan, tapi juga menjadikanku barang bisnis. Semoga aku tidak bertemu dengannya lagi.”Ned sudah mendengarnya. Loco hanya ingin memberi Thomas pelajaran. Namun memang berakhir dramatis. Qiana hampir celaka.“Kau ingin aku melakukan apa padanya?” Ned menawarkan.“Eh, aku... Tidak... Tidak perlu. Aku cuma tidak ingin melihatnya saja.”“Tadi malam kau masih meman

Bab terbaru

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 125. Makam Diana Allard

    Tanpa menoleh, Charles berkata, “Kapan kau mengetahuinya?”“Saat itu kau sedang sibuk dengan perusahaan. Jadi aku tidak memberitahu.” Laura mengira akan mendapatkan respon yang mengejutkan dari Charles. Tak disangka suaminya hanya menanggapi dengan dingin. Tidakkah dia seharusnya senang bahwa Qiana yang ternyata benar putri kandungnya menikah dengan orang paling berpengaruh di kota Yardley? Barangkali saja gadis itu mau menolong mereka untuk bisa kembali bangkit.Karena tak mendapati tanggapan yang diharapkan, Laura melanjutkan. “Kupikir ini adalah keberuntunganmu. Cobalah kau temui Qiana....”“Jadi, Diana tidak bersalah. Dia tidak pernah berselingkuh. Bukti-bukti itu palsu dan merupakan hasil rekayasa seseorang.” Charles memotong perkataan Laura dan berbicara seperti orang melamun.“Soal itu aku tidak tahu. Kau yang mendapatkan buktinya dari seseorang.” Charles mendapatkan kiriman amplop berisi foto-foto bukti perselingkuhan Diana dengan seorang lelaki asing. Meski Diana telah memb

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 124. Pengantin Wanita Ned Zavier

    Sebuah pesta pernikahan megah tengah ditayangkan di sebuah saluran televisi. Bukan cuma di satu stasiun, tapi semua stasiun televisi menyiarkannya.Benarkah hari ini pernikahan Ned Zavier? Bukankah undangan yang dikirimkan Qiana juga menuliskan tanggal yang sama yaitu hari ini?Allison tidak pernah lagi menonton berita atau membacanya di internet. Begitu juga dengan orang-orang di rumah. Mereka sekeluarga trauma dengan pemberitaan di luar sejak Allard Corp dinyatakan bangkrut. Jadi dia benar-benar tidak tahu berita-berita terkini.Layar menampilkan gambar yang diperbesar. Pasangan yang serasi. Yang lelaki tampan menawan. Wanitanya cantik menarik.Sebentar! Sepertinya dia mengenal pengantin wanitanya.Allison bahkan mendekatkan mukanya ke etalase, memastikan bahwa seseorang di layar itu memang dikenalnya.Qiana?! Benarkah itu adalah si gadis pembual? Bagaimana bisa?Kedua tangan Allison gemetar menekan kaca etalase. Meski dalam riasan pengantinnya yang memukau, Allison samar-samar bis

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 123. Bukan yang Asli

    “Ibu.” Darla memeluk ibunya berusaha membujuk. “Tuan Harrison benar, ini hanya salah paham. Lagipula tidak ada yang terjadi dengan menantumu.”Queena Zavier punya sifat keras kepala. Bahkan suaminya sendiri kewalahan menghadapi jika istrinya mulai mengamuk. Darla sedikit khawatir karenanya. Diam-diam memberi isyarat pada Loco agar pergi menjauh.“Tapi dia hampir mencelakai menantuku. Sekarang malah berani menggandeng putriku. Kau pikir semudah itu mendapatkan gadis dari keluarga Zavier?” Queena menarik Darla ke belakangnya, menjauhkannya dari sisi Loco Harrison.“Nyonya, aku minta maaf kalau membuat Nyonya kesal. Lain kali aku akan lebih hati-hati. Soal Darla, kami saling mencintai. Aku harap, Nyonya bisa merestui hubungan kami.” Loco bahkan sedikit membungkukkan badannya menyatakan kesungguhan dan penghormatannya. Hal yang jarang dia lakukan.“Ibu, berbaik hatilah.” Darla merengek pada ibunya. Dulu dia sering melakukannya untuk meluluhkan hati wanita itu. “Selama ini tuan Harrisonlah

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 122. Pesta Pernikahan

    Waktu dua bulan terlewati tanpa terjadi sesuatu yang berarti menurut Qiana. Dia berusaha menghindari masalah yang kadang masih mencoba menyentuhnya karena kesalahpahaman. Selain untuk menjaga agar tidak membuat ibu mertuanya khawatir dan bertindak di luar nalar, dia juga tidak ingin mengacaukan rencana pernikahan yang akan berlangsung sebentar lagi.Queena Zavier sempat mendengar cerita penjebakan diri Qiana dan berkata akan membawa pasukan dari pulau untuk menghabisi pelaku dan seluruh keluarganya. Menurut Queena, kesalahan juga harus menjadi tanggung jawab keluarga pelaku karena telah memberi pendidikan yang salah. Untunglah akhirnya dengan memelas Qiana berhasil membuat ibu mertuanya membatalkan rencananya. Qiana tidak bisa membayangkan seandainya itu benar terjadi, akan ada banyak korban berjatuhan.Dan Ned, kenapa lelaki itu diam saja mendengar ibunya memiliki rencana itu?“Kau sudah jadi menantu kesayangannya. Lagipula memang sejak dulu tidak pernah ada yang bisa menghentikan ke

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 121. Kunjungan Ibu Mertua

    “Ibu!” seru Qiana nyaris histeris. Untunglah mereka tidak sedang dalam posisi yang memalukan. Kalau tidak, dia tidak tahu harus ke mana mesti menyembunyikan muka. Ned sendiri tidak menampakkan keterkejutan pada wajahnya. Dia sudah terbiasa dengan kejutan-kejutan dari ibunya. Apalagi meski tidak memastikan waktunya, tapi ibunya pernah mengatakan akan datang secepatnya.Queena Zavier masuk dan langsung menghampiri Qiana sementara sang menantu tampak masih belum pulih dari rasa terkejutnya.“Qiana, apa Ned memperlakukanmu dengan baik?” Queena memeluk Qiana dengan penuh sayang.Qiana hanya bisa mengangguk seperti ayam mematuk umpan. Dia tidak tahu harus mengatakan apa. Bagaimana bisa ibu mertuanya ini masuk ke kamar mereka tanpa mengetuk. Dia harus benar-benar mengingatnya nanti agar selalu mengunci pintu bila sedang bersama Ned.“Baguslah. Kalau tidak, aku akan menyuruhnya kembali ke pulau. Kalian lebih baik tinggal di sana agar aku bisa mengawasinya setiap hari.”Mendengar akan disuruh

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 120. Pasti Kau Membuat Masalah

    Lagi-lagi kelima lelaki tertawa bersamaan. Mereka pikir Qiana kaget dengan jumlah uang yang mereka sebutkan.“Jadi, apa kau sanggup memberi kami sepuluh kali lipatnya?”“Aku akan berikan. Tapi tidak sekarang. Aku tidak membawa uang kontan,” ujar Qiana mencoba menghentikan niat mereka. Uang bukan masalah lagi, kan?“Manis, tidak usah membual. Dari penampilanmu, kami bisa menilai kalau kau bahkan tidak memiliki uang sebanyak seribu dollar. Kau katakan akan membayar kami sepuluh kali lipat yang berarti seratus ribu dollar? Apa kau sedang bermimpi? Lebih baik menyerah saja.” Si lelaki bercambang ikut mendekat.Qiana menggengam erat tas yang melingkar di bahunya. Diam-diam meraih ponsel dari dalam tas, bermaksud menelpon Ned. Namun seseorang menarik tasnya dan melemparkannya ke suatu tempat di ruangan. Kemudian Qiana merasa seseorang menyeret dan menghempaskannya ke sofa.“Apa yang kau lakukan... aaakh!”Seseorang menindih Qiana, berusaha menciumi gadis itu. Qiana berontak sekuat tenaga,

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 119.  Jebakan di Klub

    “Menurutmu?” Qiana balik bertanya. Dia sebenarnya malas menghadapi Emilia.“Aku tahu kau tidak sepolos kelihatannya. Dari awal kau datang, tuan Asher telah tertipu oleh penampilanmu. Tapi tidak denganku. Aku sudah gatal ingin memberimu pelajaran. Sayang tuan Asher mencegahku.”“Kau yakin bisa memberiku pelajaran? Tuan Asher yang manajer saja tidak mampu menyentuhku, apalagi kau yang cuma asistennya.” Qiana bangkit dari duduknya. Meski tingginya sedikit lebih pendek dari Emilia, nada dinginnya sanggup membuat nyali Emilia menciut.Ya, jika tuan Asher tidak sanggup membereskan setan kecil ini, apalagi dia yang hanya asisten manajer. Siapa sebenarnya gadis ini? Kenapa dia bisa begitu berani meski baru bekerja tiga hari.Keduanya saling tatap dengan perasaan yang berbeda. Emilia dipenuhi kebencian, sedangkan Qiana justru merasa kasihan. Dia yakin gadis di depannya ini telah jadi alat pemuas nafsu Lew Asher dengan imbalan promosi jabatan. Sekarang Emilia kehilangan orang yang bisa diandalk

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 118. Tuan Asher Diberhentikan

    “Tuan Anderson, aku yang minta maaf karena tidak memberitahu anda. Aku sama sekali tidak bermaksud mengganggu pekerjaan anda. Hanya sedikit bosan. Biasanya dari siang sampai malam aku bekerja. Sekarang ini aku merasa terlalu menganggur. Jadi kupikir mungkin aku bisa bekerja di sini.” Qiana tertawa pelan. “Apa menurut Tuan seragam ini pantas untukku?” Qiana menunduk sesaat merapikan seragamnya.Henry tidak bisa menahan tawanya. Menurutnya nyonya muda ini sangat lucu. Dia tampak imut dalam seragamnya. Seandainya dia memakai seragam siswi SMU pun, mungkin akan sulit dibedakan dengan siswi lainnya.“Nyonya terlihat cocok memakai apa pun.” Henry memberi komentar sopan. “Oya, Nyonya, silakan duduk. Saya akan menyuruh Alma membuatkan minuman.”“Apa aku boleh duduk di kursi kerja Tuan?” Qiana meminta dengan antusias.“Tentu Nyonya. Cobalah. Suatu hari Nyonya juga akan duduk di sana.” Henry tersenyum melihat tingkah Qiana yang mulai berputar-putar di kursinya.“Aku tidak berminat. Pasti akan s

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 117. Bertemu Presdir Imperial Corp

    “Tuan, itu tidak membuktikan apa-apa,” ujar si petugas keamanan. “Lagipula, kalaupun benar, kita tidak bisa menemukan sidik jarinya di sana karena sudah tertimpa sidik jari Tuan.”Sialan! Lew benar-benar meledak sekarang.“Pergi kalian dari sini! Orang-orang tidak berguna. Aku akan mengajukan komplain ke atasan kalian bahwa kalian tidak bisa bekerja dengan benar.” Lew berkata lantang dan menunjuk ke arah pintu ke luar.Ketiga petugas tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka segera pergi setelah saling pandang satu sama lain. Begitu tidak ada siapa pun di kantornya, Lew memandangi pisau yang tadi diletakkannya di atas meja. Ada perasaan dingin yang melintas di hatinya. Perutnya mual. Dia segera melempar pisau itu ke dalam laci dan terduduk lelah di kursinya.Gadis itu terlalu berani. Dia bahkan masih punya nyali untuk tetap tinggal di kantor ini.Lew mengetuk-ngetukkan jarinya ke atas meja. Dia mencoba memikirkan sesuatu untuk tetap mendapatkan gadis itu dan memberinya pelajaran lalu m

DMCA.com Protection Status