Begitu tiba di atas, Qiana langsung menuju ke ruang kerja Ned. Lelaki itu mengangkat pandangannya saat Qiana masuk. Nick sedang mengulurkan selembar kertas pada tuannya sambil mengatakan sesuatu.“Kakak, apa yang diberikan Allison padamu?” Qiana melangkah mendekati meja kerja, melihat pada sebuah undangan. Gadis itu kemudian tersenyum sinis. “Rupanya dia mengundang Kakak tapi tidak mengundangku.”Ned hanya melihat sekilas pada kartu undangan. Tampak tidak tertarik. “Kau tahu aku tidak menyukai pesta seperti ini,” ujar Ned pada asistennya. “Saya minta maaf, Tuan. Gadis itu memaksa. Sudah saya katakan padanya bahwa tuan hanya menghadiri pesta penting.”Kali ini Qiana tidak bisa menahan tawanya lagi. Dia bisa membayangkan betapa buruknya wajah Allison saat Nick mengatakan itu. Padahal gadis itu sangat membanggakan pestanya.“Apa kau tidak ingin datang?” tanya Qiana sambil duduk di sandaran lengan, melongok pada layar komputer di depannya. Isinya berupa grafik dan angka-angka.“Aku akan
Baca selengkapnya