Home / Romansa / Perangkap Sang Penguasa / Bab 104. Aku Tidak Bermaksud Jahat

Share

Bab 104. Aku Tidak Bermaksud Jahat

Author: Lafiza
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Begitu tiba di atas, Qiana langsung menuju ke ruang kerja Ned. Lelaki itu mengangkat pandangannya saat Qiana masuk. Nick sedang mengulurkan selembar kertas pada tuannya sambil mengatakan sesuatu.

“Kakak, apa yang diberikan Allison padamu?” Qiana melangkah mendekati meja kerja, melihat pada sebuah undangan. Gadis itu kemudian tersenyum sinis. “Rupanya dia mengundang Kakak tapi tidak mengundangku.”

Ned hanya melihat sekilas pada kartu undangan. Tampak tidak tertarik. “Kau tahu aku tidak menyukai pesta seperti ini,” ujar Ned pada asistennya.

“Saya minta maaf, Tuan. Gadis itu memaksa. Sudah saya katakan padanya bahwa tuan hanya menghadiri pesta penting.”

Kali ini Qiana tidak bisa menahan tawanya lagi. Dia bisa membayangkan betapa buruknya wajah Allison saat Nick mengatakan itu. Padahal gadis itu sangat membanggakan pestanya.

“Apa kau tidak ingin datang?” tanya Qiana sambil duduk di sandaran lengan, melongok pada layar komputer di depannya. Isinya berupa grafik dan angka-angka.

“Aku akan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
setannya yg gamau damai sama allison wkkw
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 105. Hadiah dan Sebuah Taruhan

    “Ayah, kau tahu itu tidak mungkin. Lagi pula ayah sendiri telah bersekongkol dengan nenek untuk mencurangi bagian warisan ibunya. Bukankah harusnya ayah yang lebih dulu berbaikan dengannya?” Allison menyindir dengan pedas. Dia tahu masalah warisan itu karena bibinya, ibu Qiana kerap datang ke rumah mereka dan menagih haknya.“Itu bukan urusanmu. Kalian para anak-anak tidak perlu ikut campur!” Jonas berkata dengan wajah merah. “Lagi pula bibimu tidak memiliki andil apa pun dalam membangun perusahaan. Sepantasnya dia tidak mendapatkan apa-apa.”Allison hanya mengangkat bahu tanda tak peduli. “Seperti kata ayah itu bukan urusanku. Tapi jangan suruh aku berbaikan dengan gadis menyebalkan itu.”Setelah mengatakan itu Allison meninggalkan ruang kerja ayahnya.Ponsel Jonas berbunyi bertepatan saat Allison menutup pintu. Suara asistennya terdengar cemas di seberang sana.“Ada apa?”“Tuan, beberapa proyek kita yang sudah berjalan ditangguhkan untuk sementara. Orang-orang dari Dinas Pengembanga

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 106. Flower from Paradise

    Sepeninggal Nick, Allison bermaksud membuka beberapa hadiah yang diberikan para tamu. Hadiah pertama yang sangat ingin dibukanya bukan dari ayah atau ibunya, tapi dari Ned Zavier. Hanya saja itu terlihat kurang beretika. Jadi dia memulai dengan hadiah dari ayahnya.Saat itu ibunya, Alicia Allard sudah kembali dari menemani neneknya di kamar. Dia mendampingi putri tercintanya meniup lilin dan memotong kue ulang tahun yang tingginya melebihi kepala. Lalu tibalah saatnya pembukaan beberapa hadiah.Para undangan merasa sedikit gugup. Yang hanya mampu memberikan hadiah bernilai murah merasa takut kalau pemberiannya yang terpilih untuk dibuka. Sementara yang sudah memberikan sesuatu yang mahal sangat berharap hadiah miliknyalah yang diekspos ke depan umum. Itu akan merupakan kebanggaan tersendiri bagi mereka.Allison membuka hadiah dari ayahnya. Sebuah kotak kecil seukuran telapak tangan dengan pita pengikat keemasan. Isinya sebuah kunci mobil mewah. Sebuah layar besar yang dipasang sebagai

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 107. Lelucon Terbaik

    Beatrice gemas melihat Qiana yang berjalan lambat. Gadis itu menarik lengan Qiana dan menyeretnya ke kursi di sebelahnya tadi duduk.“Apa kau sudah dengar?” Beatrice bicara dengan suara rendah tapi tak mengurangi kesan antusiasnya. Dia terlihat bersemangat.Qiana seperti orang linglung, menatap temannya sekilas lalu menggeleng.“Lihatlah?’ Beatrice menunjuk dengan dagunya ke arah Allison yang tampak bersinar. Gadis itu bahkan masih berdiri meski telah sampai di deretan kursi-kursi. Di sekeliling Allison, gadis-gadis lain tampak mengerubungi dan sibuk memuji hadiah dari tuan Zavier.“Tuan Zavier mengirimkan hadiah ke pesta Allison tadi malam. Flower from Paradise. Bagaimana bisa? Apa kau tidak tahu? Orang yang kau sebut suamimu mengirimkan perhiasan mahal pada musuhmu?” Suara Beatrice terdengar kesal, gemas dan tidak percaya.“Aku tahu.” Qiana menjawab dengan acuh. Dia masih kelihatan seperti orang linglung.Kemudian terdengar suara Allison yang sengaja dikeraskan. Tujuannya jelas ag

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 108. Bertemu Edison

    Edison berpaling dari pemandangan malam di depannya dan mendapati Olivia yang terbangun. Dia sama sekali tidak khawatir harus menjelaskan apa pun pada istrinya ini. Senyumnya terlihat dingin dan kejam.“Kau bangun. Ada apa? Kau bermimpi buruk?” Edison melangkah melewati istrinya dan kembali ke dalam kamar.“Edison, jangan pura-pura tidak mendengar! Untuk apa kau mengurusi gadis itu lagi? Dia bukan lagi Qiana yang dulu. Dia tidak sebeharga yang kau pikirkan. Lagipula kita sudah menikah dan akan segera punya bayi.” Di akhir kalimatnya, suara Olivia melembut. Tangannya refleks memegang perut.Hati Edison sama sekali tidak tergerak mendengarnya. “Aku mengurusi siapa pun tidak ada hubungannya denganmu. Ingat Olivia, kita menikah karena kau hamil. Jika aku sampai tahu bahwa kau mengada-ada soal kehamilanmu, bukan saja kita akan bercerai. Tapi aku akan menuntutmu dan keluargamu atas tuduhan penipuan. Kalian juga harus mengganti biaya mahar dan pernikahan.” Suara Edison datar tanpa tekanan

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 109. Qiana dan Ned Zavier?

    “Sebenarnya aku sudah tidak bekerja lagi. Sebelumnya pernah bekerja di dua tempat. Tapi karena beberapa hal, aku berhenti. Saat ini aku sedang mencari pekerjaan baru.” Qiana menjelaskan singkat. Tentu saja dia tidak akan menceritakan beberapa hal yang membuat dia berhenti bekerja.Apa hidup Qiana begitu sulit? Dari yang Edison lihat, Qiana tidak tampak seperti yang dikatakan Olivia.“Apa kau perlu bantuan? Aku bisa menghubungi seorang kenalan di sini. Mungkin di antara mereka ada yang membutuhkan karyawan.” “Tidak usah. Kurasa aku bisa menemukannya sendiri nanti. Akhir-akhir ini aku sedikit tidak fokus dan jadi kurang berusaha.” Qiana menolak dengan halus niat Edison untuk membantunya.“Kau yakin?”Qiana mengangguk. “Aku yakin. Selama berusaha, aku pasti bisa mendapatkan pekerjaan itu.”Pelayan datang membawakan pesanan. Qiana meminum jusnya sambil melamun. Pertanyaan Edison membuatnya khawatir. Dia takut laki-laki ini akan lebih cerewet lagi.“Qiana, apa kau sekarang sedang dekat d

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 110. Tumbang

    Allard Corp dinyatakan bangkrut tidak sampai seminggu setelah pesta ulang tahun mewah Allison digelar. Beritanya menjadi headline di beberapa acara televisi. Terlebih karena kisah tragis yang ada di baliknya. Allard Corp baru pindah kurang dari sebulan ke Yardley, tapi sudah dibantai habis oleh kekuatan yang tak terlihat. Lalu ada juga cerita tentang pesta dan hadiah-hadiah mahal. Orang-orang mulai menghitung berapa lama lagi sebelum keluarga Allard pindah dari hunian mewahnya ke rumah paling murah yang bisa mereka temukan.Rossie Allard terkena serangan jantung bersamaan saat berita itu diturunkan. Dia tidak bisa mempercayai bahwa perusahaan keluarga yang telah berdiri lebih dari setengah abad itu tumbang dalam hitungan hari. Sementara di kampus, orang-orang masih melihat Allison dengan mobil perak dan perhiasan kebanggaannya. Dia masih berkeras bahwa jatuhnya Allard Corp masih tidak ada hubungannya dengan Qiana. Dia bahkan sempat dengan penuh keyakinan mengatakan bahwa tuan Zavier

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 111. Lowongan Pekerjaan.

    Kota Blackstone. Kediaman pasangan muda Fraser.Edison baru kembali ke rumah setelah lewat tengah malam. Olivia yang membukakan pintu mencium bau alkohol dari mulut suaminya. Dia juga melihat jejak-jejak wanita lain di kemeja sang suami. Amarahnya bangkit tapi segera ditekannya. Percuma bertengkar dengan orang mabuk.Lama Olivia memandangi suaminya yang terkapar di tempat tidur dalam pakaian yang sama dengan yang dikenakannya tadi pagi. Dia sebenarnya tidak bisa tidur nyaris sepanjang malam saat Edison diam-diam pergi paginya. Waktu mengecek ke kantor, Olivia hanya mendapati Hagen yang sibuk menangani semua urusan perusahaan. Sang asisten tutup mulut tentang keberadaan tuannya saat nyonya muda itu bertanya.Olivia curiga, Edison pergi ke Yardley untuk bertemu Qiana. Dia tidak berani bertanya pada Edison dengan menelponnya. Jadi seharian itu dia dengan gelisah menunggu suaminya kembali.Paginya Olivia menjadi tidak tahan karena Edison mengabaikannya sejak bangun tidur. Lelaki itu bahka

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 112. Lelaki Menjijikkan

    Manajer HRD yang ditemui Qiana adalah seorang lelaki berusia akhir empat puluhan bernama Lew Asher. Dalam pertemuan pertama itu saja Qiana sudah tahu bahwa dirinya tidak menyukai sang manajer dengan wangi parfum menyengat hidungnya. Lelaki itu terlihat seperti lelaki pesolek yang lupa akan usia.Begitu melihat calon karyawati berwajah cantik dan masih muda, Lew sudah menelan ludah. Qiana sampai bergidik di bawah tatapan memangsa sang manajer.Siapa presdir yang telah ditunjuk Ned untuk memimpin Imperial Corp? Tuan James Anderson? Ah ya, benar! Tuan Anderson Senior sempat datang ke Phoenix dan makan malam bersama mereka. Kalau suatu saat Qiana memiliki kesempatan untuk bertemu lagi, dia pasti akan mengadu bahwa dia tidak menyukai si manajer dengan mata jelalatan ini.“Nona Qiana Nielson?” Lew Asher menyipitkan pandangan di balik kacamata nya saat membaca selembar kertas dari beberapa berkas lamaran di depannya. “Masih kuliah. Melamar untuk posisi karyawan magang. Apa kau tahu walaupun

Latest chapter

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 125. Makam Diana Allard

    Tanpa menoleh, Charles berkata, “Kapan kau mengetahuinya?”“Saat itu kau sedang sibuk dengan perusahaan. Jadi aku tidak memberitahu.” Laura mengira akan mendapatkan respon yang mengejutkan dari Charles. Tak disangka suaminya hanya menanggapi dengan dingin. Tidakkah dia seharusnya senang bahwa Qiana yang ternyata benar putri kandungnya menikah dengan orang paling berpengaruh di kota Yardley? Barangkali saja gadis itu mau menolong mereka untuk bisa kembali bangkit.Karena tak mendapati tanggapan yang diharapkan, Laura melanjutkan. “Kupikir ini adalah keberuntunganmu. Cobalah kau temui Qiana....”“Jadi, Diana tidak bersalah. Dia tidak pernah berselingkuh. Bukti-bukti itu palsu dan merupakan hasil rekayasa seseorang.” Charles memotong perkataan Laura dan berbicara seperti orang melamun.“Soal itu aku tidak tahu. Kau yang mendapatkan buktinya dari seseorang.” Charles mendapatkan kiriman amplop berisi foto-foto bukti perselingkuhan Diana dengan seorang lelaki asing. Meski Diana telah memb

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 124. Pengantin Wanita Ned Zavier

    Sebuah pesta pernikahan megah tengah ditayangkan di sebuah saluran televisi. Bukan cuma di satu stasiun, tapi semua stasiun televisi menyiarkannya.Benarkah hari ini pernikahan Ned Zavier? Bukankah undangan yang dikirimkan Qiana juga menuliskan tanggal yang sama yaitu hari ini?Allison tidak pernah lagi menonton berita atau membacanya di internet. Begitu juga dengan orang-orang di rumah. Mereka sekeluarga trauma dengan pemberitaan di luar sejak Allard Corp dinyatakan bangkrut. Jadi dia benar-benar tidak tahu berita-berita terkini.Layar menampilkan gambar yang diperbesar. Pasangan yang serasi. Yang lelaki tampan menawan. Wanitanya cantik menarik.Sebentar! Sepertinya dia mengenal pengantin wanitanya.Allison bahkan mendekatkan mukanya ke etalase, memastikan bahwa seseorang di layar itu memang dikenalnya.Qiana?! Benarkah itu adalah si gadis pembual? Bagaimana bisa?Kedua tangan Allison gemetar menekan kaca etalase. Meski dalam riasan pengantinnya yang memukau, Allison samar-samar bis

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 123. Bukan yang Asli

    “Ibu.” Darla memeluk ibunya berusaha membujuk. “Tuan Harrison benar, ini hanya salah paham. Lagipula tidak ada yang terjadi dengan menantumu.”Queena Zavier punya sifat keras kepala. Bahkan suaminya sendiri kewalahan menghadapi jika istrinya mulai mengamuk. Darla sedikit khawatir karenanya. Diam-diam memberi isyarat pada Loco agar pergi menjauh.“Tapi dia hampir mencelakai menantuku. Sekarang malah berani menggandeng putriku. Kau pikir semudah itu mendapatkan gadis dari keluarga Zavier?” Queena menarik Darla ke belakangnya, menjauhkannya dari sisi Loco Harrison.“Nyonya, aku minta maaf kalau membuat Nyonya kesal. Lain kali aku akan lebih hati-hati. Soal Darla, kami saling mencintai. Aku harap, Nyonya bisa merestui hubungan kami.” Loco bahkan sedikit membungkukkan badannya menyatakan kesungguhan dan penghormatannya. Hal yang jarang dia lakukan.“Ibu, berbaik hatilah.” Darla merengek pada ibunya. Dulu dia sering melakukannya untuk meluluhkan hati wanita itu. “Selama ini tuan Harrisonlah

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 122. Pesta Pernikahan

    Waktu dua bulan terlewati tanpa terjadi sesuatu yang berarti menurut Qiana. Dia berusaha menghindari masalah yang kadang masih mencoba menyentuhnya karena kesalahpahaman. Selain untuk menjaga agar tidak membuat ibu mertuanya khawatir dan bertindak di luar nalar, dia juga tidak ingin mengacaukan rencana pernikahan yang akan berlangsung sebentar lagi.Queena Zavier sempat mendengar cerita penjebakan diri Qiana dan berkata akan membawa pasukan dari pulau untuk menghabisi pelaku dan seluruh keluarganya. Menurut Queena, kesalahan juga harus menjadi tanggung jawab keluarga pelaku karena telah memberi pendidikan yang salah. Untunglah akhirnya dengan memelas Qiana berhasil membuat ibu mertuanya membatalkan rencananya. Qiana tidak bisa membayangkan seandainya itu benar terjadi, akan ada banyak korban berjatuhan.Dan Ned, kenapa lelaki itu diam saja mendengar ibunya memiliki rencana itu?“Kau sudah jadi menantu kesayangannya. Lagipula memang sejak dulu tidak pernah ada yang bisa menghentikan ke

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 121. Kunjungan Ibu Mertua

    “Ibu!” seru Qiana nyaris histeris. Untunglah mereka tidak sedang dalam posisi yang memalukan. Kalau tidak, dia tidak tahu harus ke mana mesti menyembunyikan muka. Ned sendiri tidak menampakkan keterkejutan pada wajahnya. Dia sudah terbiasa dengan kejutan-kejutan dari ibunya. Apalagi meski tidak memastikan waktunya, tapi ibunya pernah mengatakan akan datang secepatnya.Queena Zavier masuk dan langsung menghampiri Qiana sementara sang menantu tampak masih belum pulih dari rasa terkejutnya.“Qiana, apa Ned memperlakukanmu dengan baik?” Queena memeluk Qiana dengan penuh sayang.Qiana hanya bisa mengangguk seperti ayam mematuk umpan. Dia tidak tahu harus mengatakan apa. Bagaimana bisa ibu mertuanya ini masuk ke kamar mereka tanpa mengetuk. Dia harus benar-benar mengingatnya nanti agar selalu mengunci pintu bila sedang bersama Ned.“Baguslah. Kalau tidak, aku akan menyuruhnya kembali ke pulau. Kalian lebih baik tinggal di sana agar aku bisa mengawasinya setiap hari.”Mendengar akan disuruh

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 120. Pasti Kau Membuat Masalah

    Lagi-lagi kelima lelaki tertawa bersamaan. Mereka pikir Qiana kaget dengan jumlah uang yang mereka sebutkan.“Jadi, apa kau sanggup memberi kami sepuluh kali lipatnya?”“Aku akan berikan. Tapi tidak sekarang. Aku tidak membawa uang kontan,” ujar Qiana mencoba menghentikan niat mereka. Uang bukan masalah lagi, kan?“Manis, tidak usah membual. Dari penampilanmu, kami bisa menilai kalau kau bahkan tidak memiliki uang sebanyak seribu dollar. Kau katakan akan membayar kami sepuluh kali lipat yang berarti seratus ribu dollar? Apa kau sedang bermimpi? Lebih baik menyerah saja.” Si lelaki bercambang ikut mendekat.Qiana menggengam erat tas yang melingkar di bahunya. Diam-diam meraih ponsel dari dalam tas, bermaksud menelpon Ned. Namun seseorang menarik tasnya dan melemparkannya ke suatu tempat di ruangan. Kemudian Qiana merasa seseorang menyeret dan menghempaskannya ke sofa.“Apa yang kau lakukan... aaakh!”Seseorang menindih Qiana, berusaha menciumi gadis itu. Qiana berontak sekuat tenaga,

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 119.  Jebakan di Klub

    “Menurutmu?” Qiana balik bertanya. Dia sebenarnya malas menghadapi Emilia.“Aku tahu kau tidak sepolos kelihatannya. Dari awal kau datang, tuan Asher telah tertipu oleh penampilanmu. Tapi tidak denganku. Aku sudah gatal ingin memberimu pelajaran. Sayang tuan Asher mencegahku.”“Kau yakin bisa memberiku pelajaran? Tuan Asher yang manajer saja tidak mampu menyentuhku, apalagi kau yang cuma asistennya.” Qiana bangkit dari duduknya. Meski tingginya sedikit lebih pendek dari Emilia, nada dinginnya sanggup membuat nyali Emilia menciut.Ya, jika tuan Asher tidak sanggup membereskan setan kecil ini, apalagi dia yang hanya asisten manajer. Siapa sebenarnya gadis ini? Kenapa dia bisa begitu berani meski baru bekerja tiga hari.Keduanya saling tatap dengan perasaan yang berbeda. Emilia dipenuhi kebencian, sedangkan Qiana justru merasa kasihan. Dia yakin gadis di depannya ini telah jadi alat pemuas nafsu Lew Asher dengan imbalan promosi jabatan. Sekarang Emilia kehilangan orang yang bisa diandalk

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 118. Tuan Asher Diberhentikan

    “Tuan Anderson, aku yang minta maaf karena tidak memberitahu anda. Aku sama sekali tidak bermaksud mengganggu pekerjaan anda. Hanya sedikit bosan. Biasanya dari siang sampai malam aku bekerja. Sekarang ini aku merasa terlalu menganggur. Jadi kupikir mungkin aku bisa bekerja di sini.” Qiana tertawa pelan. “Apa menurut Tuan seragam ini pantas untukku?” Qiana menunduk sesaat merapikan seragamnya.Henry tidak bisa menahan tawanya. Menurutnya nyonya muda ini sangat lucu. Dia tampak imut dalam seragamnya. Seandainya dia memakai seragam siswi SMU pun, mungkin akan sulit dibedakan dengan siswi lainnya.“Nyonya terlihat cocok memakai apa pun.” Henry memberi komentar sopan. “Oya, Nyonya, silakan duduk. Saya akan menyuruh Alma membuatkan minuman.”“Apa aku boleh duduk di kursi kerja Tuan?” Qiana meminta dengan antusias.“Tentu Nyonya. Cobalah. Suatu hari Nyonya juga akan duduk di sana.” Henry tersenyum melihat tingkah Qiana yang mulai berputar-putar di kursinya.“Aku tidak berminat. Pasti akan s

  • Perangkap Sang Penguasa   Bab 117. Bertemu Presdir Imperial Corp

    “Tuan, itu tidak membuktikan apa-apa,” ujar si petugas keamanan. “Lagipula, kalaupun benar, kita tidak bisa menemukan sidik jarinya di sana karena sudah tertimpa sidik jari Tuan.”Sialan! Lew benar-benar meledak sekarang.“Pergi kalian dari sini! Orang-orang tidak berguna. Aku akan mengajukan komplain ke atasan kalian bahwa kalian tidak bisa bekerja dengan benar.” Lew berkata lantang dan menunjuk ke arah pintu ke luar.Ketiga petugas tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka segera pergi setelah saling pandang satu sama lain. Begitu tidak ada siapa pun di kantornya, Lew memandangi pisau yang tadi diletakkannya di atas meja. Ada perasaan dingin yang melintas di hatinya. Perutnya mual. Dia segera melempar pisau itu ke dalam laci dan terduduk lelah di kursinya.Gadis itu terlalu berani. Dia bahkan masih punya nyali untuk tetap tinggal di kantor ini.Lew mengetuk-ngetukkan jarinya ke atas meja. Dia mencoba memikirkan sesuatu untuk tetap mendapatkan gadis itu dan memberinya pelajaran lalu m

DMCA.com Protection Status