Bayi cantik itu nyaman di gendongan sang papa. Tak henti Barra mengagumi duplikatnya dalam versi perempuan. Alisnya yang tebal, hidungnya, bentuk dagu dan matanya semua milik Barra. Benar kata Mei, karena jengkel setengah mati sama Barra di awal kehamilan, akhirnya si anak lahir persis seperti Barra dan hanya jenis kelaminnya yang sama seperti Delia."You're daddy's girl, baby," bisik Barra sambil mendekatkan wajahnya ke wajah si cantik. Kebahagiaannya tidak bisa ia lukiskan dengan kata-kata. Delia hanya bisa berdecak lirih melihat ulah sang suami dan bayi kecilnya. "Barra, nggak usah bolak-balik kamu ciumi. Dia masih rentan banget itu," tegur Bu Diyah pada putranya. Geram juga sama sang anak yang asyik nguyel-nguyel bayinya."Sini, dibaringkan saja." Bu Diyah mengambil sang cucu dari gendongan Barra. Kemudian menidurkan di box bayi sebelah tempat tidur Delia."I love you. Mas mau pulang dulu ya. Mau jemput Riz," pamitnya pada sang istri. Tidak sungkan mengecup kening Delia, meski a
Read more