Atha masih diam tanpa kata, sepertinya ia kebingungan untuk menjawab pertanyaan Ayah.“Iya Ayah, ini Atha sahabat Kirana, ia adalah anak kedua dari pemilik Wijaya group,” jelasku pada Ayah.“Wah, hebat kamu Nak, jadi salah satu anak terkaya di Indonesia,” tepuk Ayah pada Pundak Atha berkali-kali. Atha hanya mengulas senyum tanpa menambahkan satu kata pun dari penjelasanku.“Ayo Bu, Ayah, kita masuk, ngobrolnya di dalam,” pintaku segera, sebelum Atha benar-benar membeku, wajahnya sudah terlihat lesu dan pucat.“Ayo Nak,” ajak ayah pada Atha.“Maaf Ayah, hari ini saya ada urusan yang harus segera diselesaikan, jadi mau pamit,” ucap Atha perlahan.“Oh ya sudah,” jawab Ayah.Atha mengambil punggung tangan Ayah dan Ibu serta menciumnya takdim. Aku antarkan keduanya untuk berjalan lebih dulu menaiki tangga, sedang aku kembali menghampiri Atha yang masih belum pergi. Kupegang tangannya yang sangat dingin, dan membisikkan sebuah kata, “Terimakasih untuk kebahagiaan hari ini.”Tangan Atha men
Read more